-->

Saturday 29 December 2018

author photo
PERAN PEKERJA SOSIAL

B. Diskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang startegi dan teknik pemberdayaan masyarakat meliputi; peran-peran pekerja sosial.

C. Materi
Mengacu pada parsons, Jorgensen dan hernandesz 1994), ada beberapa peran pekerja sosial dalam pembimbinbgnan sosial. Lima peran dibawah ini sanghat relevan diketahui oleh para pekerja sosial yang akan melakukan pendampingan sosial.

1. Fasilitator
Dalam literature pekerjaan sosial, peran “fasilitator” sering disebut sebagai “pemungkin” (enabler). Keduanya bahkan dipertukarkan satu sama lain. Seperti dinyatakan parsons, jorgensens, dan Hernandez (1994) “the traditional role of enabler in social work implies education, facilitation, and promoyion of intraction and action” . Selanjutnya barker (1978) ) memberikan definisi pemungkinan atau fasilitator sebagai tanggung jawab untuk membantu klien menjadimampu menangani tekanan situasional atau trannsisional. Strategi strategi khusu untuk mencapai tujuan tersebut meliputi pemberian harapan, pengurangan penolakan dan ambivalensi, pengakuan dan pengaturan perasan-perasan, pengidentifikasian dan pendorongan kekuatan-kekuatan personal dan asset-aset soaial, pemilihan masalah menjadi bagian sehingga lebih mudah dipecahkan, dan pemeliharaan sebuah focus pada tujuan dan cara-cara pencapaiannya.parsoons, jorgensens, dan Hernandez memberikan kerangka pembagian tugas yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial antara laina adalah :
  • Mendefinisikan keanggotaan atau siapa yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan
  • Mendefinisikan tujuan keterlibatan 
  • Mendorong komnikasi dan relasi, serta menghargai pengalaman dan perbedaan
  • Memfasilitasi keterikatan dan kualitas sinergi sebuah system menemukan kesamaan dan perbedaan
  • Memfasilitasi pendidikan membangun pengetahuan dan keterampilan 
  • Memberikan model dan contoh dan memfasilitasi pemecahan masalah bersama ; mendorong kegiatan kolektif 
  • Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan dipecahkan 
  • Memfasilitasi penetapan tujuan
  • Merancang solusi alternatif 
  • Mkedorong pelaksaan tugas 
  • Memelihara relasi system 
  • Memcahkan konflik.
2. Broker
Dalam pengertian umum sorang broker membeli dan menjual saham dan surat berharga lainnya dipasar modal. Seorang broker berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dari transaksi tersebut sehinngga klien dapat memeproleh keuntungan sebesar mungkin. Pada saat klien menyewa seorang broker, klien meyakini bahwa broker tersebut memiliki pengetahuan mengenai pasar modal, pengetahuan yang diperoleh terutama berdasarkan pengalamannya sehari-hari.

Dalam konteks pendampingan sosial, peran pekerja sosial sebagai broker tidak jauh berbeda dengan peran broker pada pasar modal. Seperti halnya dipasar modal, terdapat klien atau konsumen. Namun demikian, pekerja sosial melakukan transaksi dalam pasar lain, yakni jaringan pelayanan sosial. Pemahaman pekerja sosial yang menjadi broker mengenai kualitas pelayanan sosial di sekitar lingkungannya menjadi sabngat penting dalam memenuhi keinginan kliennya memperoleh “keuntungan” maksimal.

Dalam proses pendampingan sosial, ada tiga prinsip utama dalam melakukan peranan sebagai seorang broker ;
  1. Mampu mnegidentifikasi dan melokalisir sumber-sumber kemasyrakatan yang tepat
  2. Mampu menghubungkan konsumen atau klien dengan sumber secara konsisten
  3. Mampu mngevaluasi efektivitas sumber dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan kliennya.
3. Mediator
Pekerja sosial sering melakukan peran mediator dalam berbagai kegiatan pertolongannya. Peran ini sangat penting dalam paradigma generalis. Peran mediator diperlukan terutama saat terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antar berbagai pihak. Kegiatan yang dapat dilakkan dalam melakukan peran mediator meliputi kontrak prilaku, negosiasi, pendamaian pihak ketiga, serta berbagaimacam resolusi konflik. Dalam mediasi, upaya yang dilakukan pada hakekatnya diarahkan untuk mencapai solusi menang-menang. Hal bini berbeda dengan peran sebagai pembela dimana bantuan pekerja sosial diarahkan untuk memenangkan kasus klien atau membantu klien memenangkan dirinya sendiri.

Comton dan Glaway (1989;511) memeberikan beberrapa teknik dan keterampilan yang dapat digunakan dalam melakukan peran mediator:
  1. Mencari persamaan nilai dari pihak yang terlibat konflik
  2. Membantu setiap pihak agar mengakui legitimasi kepentingan pihak lain
  3. Membantu pihak-pihak yang bertikai dalam mengidentifikasi kepentingan bersama
  4. Hindari situsi mengarah pada munculnya kondisi menang dan kalah
  5. Berupaya untuk melokalisir konflik kedalam isu, waktu dan tempat yang spesifik.
  6. Membagi konflik kedalam berbagai isu
  7. Membantu pihak pihak yang bertikai untuk mengakui bahwa mereka lebih memiliki manfaat jika melanjutkan sebuah hubunngan daripada terus dalam konflik
  8. Memfasilitasi komunikaksi dengan cara mendukung mereka agar mau berbicara satu sama lain
  9. Gunkan prosedur-prosedur persuasi
4. Pembela
Seringkalli pekerja sosial harus berhadapan sisitem politik dalam rangka menjamin kebutuhan dan sumber yang diperlakukan oleh klien atau dalam melaksanakan tujuaan-tujuan pendampingan sosial. Manakala pelayanan dan sumber sumber sulit dijangkau oleh klien, pekerja sosial harus memainkan peranan sebagai pembela (Advokasi). Peran pembelaan atau advokasi merupakan salah satu praktek pekerjaan sosial yang bersentuhan dengan kegiatan politik. Peran pembelaan dapat dibagi dua; Advokasi kasusu (case Advocacy) dan advokasi kasual (cause advocacy). Apabila p[ekerja sosisal melakukan pembelaan atas nama seorang klien secara individual, maka ia berperan sebagai pembela kasus. Pembelaan kausal terjadi manakala klien yang dibela pekerja sosial bukanlah individu melainkan sekelompok anggota masyarakat.

Roltbaltt (1978) memberikan beberapa model yang dapat di jadikan acuan dalam melakukan peran pembela dalam pendampingan sosial
  1. Keterbukaan : membiarkan berbagai pandangan untuk didengar
  2. Perwakilan luas: mewakili semua pelaku yang memiliki kepentinmgan dalam membuat keputusan
  3. Keadilan: memperjuangkan sebuah system kesetaraan atau kesamaan sehingga posisi-posisi yang berbeda dapat diketahui sebagai bahan pebandingan
  4. Pengurangan permusuhan: mengembangkan sebuah keuusan yang mampu mengurangi permusuhan dan keterasingan 
  5. Informasi: menyajikanmasing-masing pandangan secara bersama dengan dukungan dokumen dan analisis
  6. Pendukungan : mendukung partisipasi secara luas
  7. Kepekaan: mendorong para pembuat keputusan untuk benar-benar mendengar, mempertimbangkan dan peka terhadap minat-minat dan psosisi-posisi orang lain.
Penyusun Strategi
Berdasarkan penghalam di lapangan kegiatan pendampingna sosial seringkali dilakukan atau melibatkan dua strategi utama, yakni pelatihan dan advokasi atau pembelaan masyarakat. Pelattihan di lakukan terutama untuk meningkatakn pengetahuan, kesadaran, dankemampuan masyrakat mengenai hak dan kewajiban serta meningkatkan keterampilan keluarga dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan advokasi adah bentuk keberpihakan pekerja sosial terhadap kehidupan masyarakat yang diekspresikan melalui serangkaian tindakan politis yangdi lkaukan secara terorganisiruntuk mentranformasikan hubungan-hubungna kekuasaan. Terdapat 5 aspek pentik yang dilakukan saat proses pendampingan sosial antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Motivasi
  2. Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan
  3. Manajemen diri
  4. Mobolitas sumber
  5. Pembangunan dan pengembangan jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

Suharto Edi (2014). Membangun Masyarakat memberdayakan Rakyat kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosisal. Bandung. Reflika Aditama
your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post