1.
Contoh
Kasus
Saya adalah sorang siswa
yang baru masuk SMK di Bayan, Saya lulusan SMP ternama di Tanjung Lombok Utara,
pada awalnya saya tidak mau sekolah di daerah Bayan karena saya takut jauh dari
orang tua, namun karena factor dukungan dan motivasi dari orang tua, akhirnya
saya sekolah SMK di Bayan. Dengan cara diam di kost.
Pada beberapa bulan
pertama berjalan biasa saja, tetapi itu tidak berlangsung lama. Ternyata
lingkungan kos saya berkata berbeda, saya yang dulunya tidak bias merokok
akhirnya bias merokok karena ikut bujukan dari kawan-kawan kost. Sehingga
kadang-kadang saya harus berbohong kepada orang tua, untuk segera mengirimkan
uang dengan alasan praktek atau beli buku pelajaran, padahal uang yang
diberikan saya gunakan untuk beli rokok, main playstasion dan hura-hura dengan
teman kos.
Keperbadian saya yang
ada di rumah solah-olah telah berganti dan saya merasa sangat nyaman dengan
dunia saya yang baru, dan hal ini terjadi karena orang-orang yang ada disekitar
saya yang kehidupanya seperti itu, kalau saya tidak ikut di lingkaran mereka
maka dengan otomatis saya akan di kucilkan dari lingkaran mereka.
Berdasarkan contoh
kasus yang saya alami diatas maka dapat saya simpulkan bahwa tekanan lingkuan
akan berpengaruh terhadap perkembangan prilaku, etika, sopan santun dan
psikologi seseorang. Karena lingkungan adalah factor pendukung perkembangan
psikologi seseorang, lingkungan yang kondusif aman dan nyaman serta jauh dari
hal-hal yang negative maka akan menciptakan manusia yang memiliki kecerdasan
dan perkembangan psikologi yang maksimal sehingga bias menjadi seorang yang
mampu memberi kontibusi kepda keluarga dan Negara.
Dalam teori Bhaviorisme
bahwa ada yang menyatakan perkembangan Psikologi manusia dapat di pengaruhi
oleh lingkungan sekitar, dan di jadikan sebagai factor pendukung bila
lingkungan itu bagus, serta factor penghambat bila lingkungan itu tidak bagus.
This post have 0 komentar