-->

Saturday 29 December 2018

author photo

BAB XIII
MANAJEMEN LEMBAGA PELAYANAN SOSIAL
Kegiatan Belajar @100 Menit
Program pmberdayaan masyarkat umumnya tidak dilakkan dalam seting lembaga pelayanan sosial. Namun demikian, sebagaiman pembahasan mengenai pengembangan masyrakat, pemahaman menegnai karakteristik dan dinamika lembaga pelayanan sosial merupakan piranti penting dalam proses pengembangan masyarakat. Dalam hal ini membahas tentang manajemen standar mutu pelayanan lembga sosial. Tinjauan akan difokuskkan pada aspek perancangan dan pengontolan standar pelayanan lembaga kesejahteraan atau panti soial.
A.      Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang strategi dan teknik pemberdayaan masyarakat
B.      Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Strategi dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam : manajemen standar mutu pelayanan lembaga sosial
C.     Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah Strategi dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat  adalah mahasiswa mampu  memahami tentang pemberdayaan masyarakat  meliputi : Total Quality Management, mengkaji kulaitas pelayanan, startegi pengembangan pelayanan .
D.     Susunan Urutan Bahan Ajar
-          Total Quality Management
-          Mengkaji kualitas pelayanan
-          Strategi pengembangan pelayanan
E.      Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang direkomendasikan  sebagai buku acuan yang sudah ada.



A.     Kompetensi Dasar dan Indikator
No
Kompetensi Dasar
Indikator
1.
Memahami manajemen lembaga pelayanan social
-          Menjelaskan tentang total quality management
-          Mampumenjelasakan tentang Mengkaji kualitas pelayanan
-          Mampu menelasakn tentang Strategi pengembangan pelayanan  


B.      Diskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang startegi dan teknik  pemberdayaan masyarakat meliputi Total Quality Management, mengkaji kulaitas pelayanan, startegi pengembangan pelayanan
C.     Materi
1.       Total Quality Manajement
Pelayanan panti kesejahteraan sosial di Indonesia cenderung masih konvensional dalam arti pelauanana uyang diberikan masih bersifat “rutin|” dan belum dapat disesuaikan dengan tuntutan kekinian. Pada lembaga atau panti pelayanan anak, mislanya, masalhyang ditangani umumnya masih berkisar pada isu penelantaran anak (child neglect). Sementara itu isu-isu seperti anak jalanan, pekerja anak (khususu bentuk-bentuk terburuk pekerja anak atau the worst from of child labour), serta berbagai bentukbentuk perlakuan salah terhadap anak masih belum mendapatkan perhatian yang memeadai. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh masih rendahnya kompetisi professional dintara lembaga. Hhampir semua program pamti pemerintah lebih bersandar pada perencanaan dan anggaran “tetap” yang bersifat top-down buka pada hasil “pelelangan program” yang bersifat bottom up, kompetensi transparan. Hal ini berbeda dengan LSM, misalnya, dimana kompetisi program pelayanan merupakan kunci survivalitas lembaga yang bersangkutan . artinya, hanya LSM yang mampu menyusun dan melaksanakan program pelayanan sosial yang terbaik sajalah yang akan bertahan hidup. Belakangan ini, berbagai organisasi menyadari bahwa untukmeningkatkan kompetisi dalam persaingan global, kualitas produksi harus mendapat perjatian serius (Zastrow, 1999). Untuk tujuan tersebut, organisasi laba maupun nirlaba, temasuk lembaga pelayanan sosial serimg menerapkan pendekatan manajemen kuallitas total yang dikenal dengan istilah total quality management yang dikembangkan oleh Edwards Deming tahun 1986. Omachonu dan ross (zastrow, 1999) mendefinidsikan QTM sebagai: integrasi segenap fungsi-fungsi dan proses-proses dalam sebuah organisasi untuk mencapai peningkatan kualitas barang dan pelayanan secara berkelanjutan. Tujuabbya adal kepuasan pelanggan atau klien. QTM merupakan pendekatan system yang segenap interaksi antara berbagai elemen organisasi. QTM menekankan bahwa kepuasan klilen adalah tujuan utama organisasi. Karenanya kebutuhan dan keperluan harus dimonittor terus-menerus.
2.       Mengkaji Kualitas Pelayanan
Secara lebih oprasional, mengkaji kualitas pelayanan sebuah lembaga pelayanan sosial tidak dapat dipisahkan dari penilaian terhadap system kelembagaan secara keseluruhan. pendekatan penilaian ini dinamakan sebagai system keseluruhan. Secara sederhana pendekatan ini melibatkan penelaahan terhadap tiga komponen sub-sitem kelembagaan yang meliputi masukan (Input), Proses (Process) dan keluaran (Output) (sheafor, Horejsi 2000). karenanya diutamakan sebagai model MPK (Masukan-Proses-Keluaran)
1.       Masukan adalah karekateristik kelembagaan, termasuk sumber-sumber atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh panti, yang mendukung efektifitas lembaga dalam memeberikan pelayanan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Ada 4 elemen penting yang perlu diperhatikan dalam mengontrol atau menilai factor masukan (input) sebuah lembaga
a.       Availability : apakah stake holder atau pihak-pihak yang berkepentingan (sponsor, konstituen, klien) menilai bahwa jumlah dan jenis pelayanan yang diberikan lembaga sudah cukup tersedia untuk memenuhi kebuuhan klien dan masyrakata sekitar? Apakah jumlah dan kriteria sara dan staf panti sudah sesuai dengan jenis panti (panti asuhan, TPA)?
b.       Accessibility : apakah lokasi, biaya, dan waktu pelayanan mudah dijangkau oleh klien dan kelompok sasaran? Adakah kelompok-kelopmok lain yang potesnial menjadi klien lembaga yang dapat memeproleh pelayanan?
c.       Responsivess : apakah prosedur lembaga dan pelayanannyadapat respon kebutuhan masyrakat dan isu-isu public?
d.       Relevance : apakah jenis dan teknologi pelayanan lembaga sudah sesuai dengan kebutuhan klien?
2.       Proses adalah segenap prosedur yang diterapkan lembaga dalam memberikan pelayanan terhadap klien. Dua factor dibawah ini bisa dijadikan pedoman dalam menilai proses pelayanan lembaga.
a.       Productivity: apakah sumber-sumber yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga telah sejalan dengan prinsip efesiensi?
b.       Performance : apakah prilaku-prilaku kerja pegawai lembaga telah sesuai dengan standar professional?
3.       Keluaran adalah karakteristik klien pada saat kasus ditutup atau pada saat lembaga selesai memberikan pelayanan terhadap klien. Kata kunci untuk menilai keluaran lembaga adalah efektivitas program pelayanan
a.       Service effectiveness : apakah pelayanan yang diberikan lembaga terhadap klien secara kausal berkaitan dengan pencapaian tujuan lembaga?
3.       Staregi pengembangan pelayanan
Setelah karaketristik lembaga, proses dan keluaran pelayanan, dan tugas-tugas manajemen diketahui, strategi apa yang dapat dilakukaj untuk meningkatkan kualitas pelayanan lembaga? Mengacu pada sheafor, horejsi (2000), sedikitnya ada tiga strategi yang layak digunakan;
1.       Lakukan analisis SWOPA untuk menghimpun gagagsan dan kreativitas penegmbangan lembaga: adapun kepanjangan dari SWOPA adala
a.       Strength (kekuatan)
b.       Weaknesses (kelemahan)
c.       Opportunities (kesempatan)
d.       Problems (masalah)
e.       Action (tindakan)


SOAL
1.       Ada 4 elemen penting yang perlu diperhatikan dalam mengontrol atau menilai factor masukan (input) sebuah lembaga. Sebutkan 4 dan jelaskan 4 element tersebut !
2.       Dalam melaksanakan pengembangan pelayanan program dimasyarakat dibutuhkan analisis SWOPA. Sebutkan dan jelaskan apa akronim dari SWOPA tersebut !


DAFTAR PUSTAKA
Suharto Edi (2014). Membangun Masyarakat memberdayakan Rakyat kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosisal. Bandung. Reflika Aditama

your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post