KONSEP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Kegiatan
Belajar @100 menit
Pemerhati tentang pemberdayaan masyarakat sudah banyak.
Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai penelitian tentang pemberdayaan
masyarakat, diantaranya pemberdayaan perempuan (astute, 20120 , Pemberdayaan
Pasien (Subandi,2010), Pemberdayaan karyawan atau marginal man dalam perusahaan
(Asgarsani, Doustdar & Rostami, 2013 fernandez & moldogaziev, 2013),
pemberdayaan masyarakat miskin (Astuti,2012), dan pemberdayaan lanisa (Sa’adah,
2014)
Istilah pemberdayaan berasal darikata
“daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata “Berdaya” artinya memiliki
atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya atrinya memiliki kekuyatan.
Pemberdayaan artinya membuat sesuatu yang menjadi berdaya atau mempuntai daya
atau mempunyai kekuatan. Payne dalam maharani (2012) menjelaskan bahwa
pembnerdayaan paada hakekatnya bertujuan untuk memenuhi klien
mendapatkann daya, kekuatan dan
kemampuan untuk memngambil keputusan dnan tindakan. Orang-orang yang telah
mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan
akumulasi pengetahuan, keterampilam serta sumber lainnya dalam rangka mencapai
tujuan tanpa tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal.
Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat
adalah memberdayakan individu-individu dan kelompok-kelompok orang melalui
penguatan kapasitas ( termasik
kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk
mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka. Kapasitas tersebut seringkali
berkaitan dengan penguatan aspek ekonomi dan politik melaului pembentukan kelompok-kelompok
social besar yang bekerja berdasarkan agenda bersma (Suharto, 2010)
A.
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata
kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang strategi dan teknik pemberdayaan masyarakat
B.
Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Strategi dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat
diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam :
1. Menjelaskan
tentang pengertian pemberdayaan
masyarakat
2. Menjelaskan
tentang tujuan
pemberdayaan masyarakat
3. Menjelaskan
tentang aspek-aspek
pemberdayaan masyarakat
4. Menjelaskan tentang unsure-unsur pemberdayaan masyarakat
5. Menjelaskan tentang indicator keberhasilan
pemberdayaan masyarakat
C. Standar
Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah Strategi
dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat
adalah mahasiswa mampu memahami tentang pemberdayaan masyarakat
meliputi; pengertian
pemberdayaan masyarakat, tujuan pemberdayaan masyarakat, aspek-aspek
pemberdayaan masyarakat, unsur-unsur pemberdayaan masyarakat, indicator
keberhasilan pemberdayaan masyarakat.
D. Susunan
Urutan Bahan Ajar
1. Pengertian pemberdayaan masyarakat
2. Tujuan pemberdayaan masyarakat
3. Aspek-aspek pemberdayaan masyarakat
4. Unsur-unsur pemberdayaan masyarakat
5. Indicator keberhasilan pemberdayaan masyarakat
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan
membaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah
ada.
A.
Kompetensi Dasar dan Indikator
No
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
1.
|
Memahami pemberdayaan masyarakat
|
-
Menjelaskan
tentang pengertian pemberdayaan masyarakat
-
Menjelaskan
tentang tujuan pemberdayaan masyarakat
-
Menjelaskan
tentang aspek-aspek pemberdayaan masyarakat
-
Menjelaskan
tentang unsure-unsur pemberdayaam masyarakat
-
Menjelaskan
tentang indicator keberhasilan pendidikan masyarakat
|
B.
Diskripsi Singkat
Mata kuliah ini
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang startegi dan
teknik pemberdayaan masyarakat meliputi; pengertian tentang pengertian pemberdayaam
masyarakat, tujuan pemberdayaan masyarakat, aspek-aspek pemberdayaan
masyarakat, unsure-unsur pemberdayaan masyarakat, dan indicator keberhasilan
pemberdayaan masyarakat
C. Materi
Pemberdayaan Masyarakat
1)
Pengertian Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan
meningkatkan kemandirian masyarakat. Sejalan dengan itu, pemberdayaan
dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk
berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan
masyarakatnya secara bertanggung-gugat (accountable)
demi perbaikan kehidupannya. Empowerment
atau pemberdayaan secara singkat dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan
kesempatan dan kemampuan kepada masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani
bersuara (voice) serta kemampuan dan
keberanian untuk memilih (choice) alternatif
perbaikan kehidupan yang terbaik .
2) Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam
praktek pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh banyak pihak, seringkali
terbatas pada pemberdayaan ekonomi dalam rangka pengentasan kemismkinan (poverty alleviation) atau
penang-gulangan kemiskinan (poverty
reduction).
Karena itu, kegiatan pemnberdayaan masyarakat selalu
dilakukan dalam bentuk pengembangan kegiatan produktif untuk peningkatan
pendapatan (income generating). Pemahaman seperti itu tidaklah salah, tetapi belum cukup.
Sebab hakekat dari pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan,
mendorong kemauan dan keberanian, serta memberikan kesempatan bagi upaya-upaya
masyarakat (setempat) untuk dengan atau tanpa dukungan pihak luar mengembangkan
kemandiriannya demi terwujudnya perbaikan kesejahteraan (ekonomi, sosial, fisik
dan mental) secara berkelanjutan Mandiri
di sini bukan berarti menolak bantuan ”pihak-luar” tetapi kemampuan dan
keberanian untuk mengambil keputusan yang terbaik berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan:
1.
Keadaan
sumberdaya yang dimiliki dan atau dapat diman-faatkan
2.
Penguasaan
dan kemampuan pengetahuan teknis untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi
3.
Sikap
kewirausahaan dan ketrampilan manajerial yang dikuasai
4.
Kesesuaian
sosial-budaya dan kearifan tradisional yang diwariskan serta dilestarikan
secara turun-temurun
Untuk
mewujudkan perbaikan kesejahteraan tersebut banyak upaya yang dapat dilakukan.
Tetapi untuk mewujudkan ide men-jadi aksi mutlak diperlukan adanya legitimasi,
baik dari jajaran birokrasi maupun tokoh-tokoh masyarakat (Beals and Bohlen,
1955). Sayangnya, dalam kehidupan masyarakat sering dijumpai
ketidak-konsistenan dan ketidakpastian kebijakan yang lain (inconsistency and uncertainty policy), baik karena
perubahan-perubahan tekanan ekonomi. maupun perubahan kondisi sosial-politik.
Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat tidak cukup hanya terbatas pada
pening-katan pendapatan (income
generating). Tetapi juga diperlukan advokasi hukum/kebijakan, bahkan
pendidikan politik yang cukup untuk penguatan daya-tawar politis, kaitannya
dengan pemberian legitimasi inovasi dan atau ide-ide perubahan yang akan
ditawarkan melalui kegiatan penyuluhan. Artinya,
tugas kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses pember-dayaan masyarakat
tidak cukup hanya berbicara tentang inovasi teknis, perbaikan manajemen dan
efisiensi usaha, tetapi harus juga mampu dan berani menyuarakan hak-hak politik
petani (kecil) dan pemangku kepentingan yang lain, yang selama 40 tahun
terakhir terus menerus dimarjinalkan oleh kebijakan dan kepentingan pemerintah
yang sedang berkuasa. Hal ini penting, karena selama ini petani serta
masyarakat kelas bawah yang lain lebih sering dijadikan kendaraan politik.
Dengan kata lain, tanpa adanya upaya penyadaran dan penguatan daya saing
politik, semua upaya penyuluhan/pem-berdayaan akan sia-sia belaka, karena tidak
memperoleh legitimasi jajaran birokrasi ataupun elit/tokoh masyarakat.
Terkait
dengan tugas penyuluhan/pemberdayaan masyarakat tersebut, harus diakui bahwa
masyarakat lapisan bawah pada umumnya, sepanjang perjalanan sejarah selalu
menjadi ”sub-ordinat” dari aparat birokrasi yang didukung dan atau memperoleh
tekanan dari para politikus dan pelaku bisnis . Oleh sebab itu, ide-ide atau program dan kegiatan penyuluhan/
pemberdayaan masyarakat yang akan ditawarkan untuk memperbaiki kesejahteraan
masyarakat harus mampu mengakomodasikan kepentingan politikus (pilkada, pemilu,
dan visi-misi pemerintah) dan pelaku bisnis. Hal ini disebabkan karena antara politikus dan pelaku bisnis
sebenar-nya ada kepentingan yang saling membu-tuhkan, yaitu: politikus
membutuhkan ”biaya perjoangan”, sementara pelaku bisnis memer-lukan dukungan
politik. Dengan kata lain, ide-ide, program dan kegiatan penyuluhan yang
ditawarkan bukanlah sesuatu yang bebas nilai, melainkan harus mampu meyakinkan
politikus maupun pelaku bisnis.tentang manfaat ekonomi dan politis yang
kuat.
3) Aspek-aspek Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat sebagaimana yang tersirat dalam
definisi yang diberikan, ditinjau dari lingkup dan obyek pemberdayaan mencakup
beberapa aspek, yaitu:
1.
Peningkatan
kepemilikan aset (sumberdaya fisik dan finansial) serta kemampuan (secara
individual dan kelompok) untuk meman-faatkan aset tersebut demi perbaikan
kehidupan mereka.
2.
Hubungan
antar individu dan kelompoknya, kaitannya dengan pemilikan aset dan kemampuan
memanfaatkannya.
3.
Pemberdayaan
dan reformasi kelembagaan.
4.
Pengembangan
jejaring dan kemitraan-kerja, baik di tingkat lokal, regional, maupun global
4)
Unsur-unsur Pemberdayaaan Masyarakat
Upaya
pemberdayaan masyarakat perlu memperhatikan sedikitnya 4 (empat) unsur pokok ,
yaitu:
1. Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan
baru kaitannya dengan: peluang, layanan, penegakan hukum, efektivitas
negosiasi, dan akuntabilitas.
2. Keterlibatan atau partisipasi, yang menyangkut siapa yang
dilibat-kan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses
pembangunan.
3. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik
atas segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatas-namakan rakyat.
4. Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan
bekerja-sama, mengorganisir warga masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya
untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi.
Untuk
mencapai tujuan-tujuan pemberdayaan masyarakat terdapat tiga jalur kegiatan
yang harus dilaksanakan, yaitu :
1.
penciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang.
Titik-tolaknya adalah, pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakatnya
memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan.
2.
Pemberdayaan
adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memberikan motivasi,
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, serta berupaya untuk
mengembang-kannya.
3.
Memperkuat
potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).
Dalam
rangka ini, diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, penyediaan
berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang
akan membuat masyarakat menjadi makin dalam berdaya memanfaatkan peluang.
Memberdayakan mengandung pula arti melindungi, sehingga dalam
proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah agar tidak bertambah lemah. Karena
itu, diperlukan strategi pembangunan yang memberikan perhatian lebih banyak
(dengan mempersiapkan) lapisan masyarakat yang masih tertinggal dan hidup di
luar atau di pinggiran jalur kehidupan modern. Srtrategi ini perlu lebih
dikembangkan yang intinya adalah bagaimana rakyat lapisan bawah (grassroots) harus dibantu agar lebih
berdaya, sehingga tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas produksi dan
kemampuan masyarakat dengan memanfaat-kan potensi yang dimiliki, tetapi juga
sekaligus meningkatkan kemam puan ekonomi nasional (Sumodiningrat, 1995)
Upaya
pemberdayaan masyarakat perlu mengikut-sertakan semua potensi yang ada pada
masyarakat. Dalam hubungan ini, pemerintah daerah harus mengambil peranan lebih
besar karena mereka yang paling mengetahui mengenai kondisi, potensi, dan
kebutuhan masyarakatnya.
5) Indikator
Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat
Indikator
keberhasilan yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program
pemberdayaan masyarakat mencakup:
1. Jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir dalam
tiap kegiatan yang dilaksanakan.
2. Frekuensi kehadiran tiap-tiap warga pada pelaksanaan tiap
jenis kegiatan.
3. Tingkat kemudahan penyelenggaraan program untuk memper-oleh
pertimbangan atau persetujuan warga atas ide baru yang dikemukakan.
4. Jumlah dan jenis ide yang dikemukakan oleh masyarakat yang
ditujukan untuk kelanaran pelaksanaan program.
5. Jumlah dana yang dapat digali dari masyarakat untuk menunjang
pelaksanaan program kegiatan.
6. Intensitas kegiatan petugas dalam pengendalian masalah.
7. Meningkat kapasitas skala partisipasi masyarakat
8. Berkurangnya masyarakat yang menderita
9. Meningkatnya kepedulian dan respon terhadap perlunya
pening-katan mutu-hidup
10. Meningkatnya kemandirian masyarakat.
SOAL
1. Jelaskan penbgertian dari pemberdayaan masyarakat !
2. Jelaskan tujuan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat !
3. Sebut dan jelaskan aspek-aspek dalam pemberdayaan
masyarakat !
4. Jelaskan unsur-unsur yang ada dalam pemberdayaan
masyarakat !
5. Sebut dan jelaskan indicator keberhasilan dalam
pemberdayaan masyarakat !
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Pengertian dan Pemberdayaan Masyarakat .
http://specialpengetahuan.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-dan-pemberdayaan-masyarakat.html
This post have 0 komentar