BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pendidikan merupakan sebuah
program yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerjasama dalam sebuah proses
unruk mencapai program yang diprogramkan. Sebagai sebuah program, pendidikan
merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu
tujuan.
Untuk mengetahui apakah
penyelenggaraan program dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien,
maka dilakukan evaluasi. Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang
sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam
rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu
program.
Evaluasi dilakukan atas
komponen-komponen dan proses kerjanya sehingga apabila terjadi kegagalan dalam
mencapai tujuan, maka dapat ditelusuri komponen dan proses yang menjadi sumber
kegagalan. Dalam kehidupan sehari-hari tampa disadari sebenarnya kita sering
membuat suatu kegiatan evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan
menilai.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa pengertian evaluasi?
2. Sebutkan tujuan dan fungsi evaluasi?
3. Jelaskan teknik-teknik evaluasi?
4. Jelaskan standar evaluasi?
5. Jelaskan model-model evaluasi?
6. Jelaskan pendekatan-pendekatan evaluasi?
C.
TUJUAN PENULISAN
Agar para pembaca dapat
mengetahui apa itu evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi, teknik evaluasi, standar
evaluasi, model evaluasi, dan pendekatan-pendekatan dalam evaluasi.
BAB II
KAJIAN
TEORITIS
A. PENGERTIAN
EVALUASI
Evaluasi merupakan bagian dari
sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan
tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut pengertian
istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak
ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda : 2009).
Menurut Stufflebeam dalam Lababa
(2008), evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi
bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan
terarah berdasarkan tuiuan yang jelas. Evaluasi adalah penerapan prosedur
ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan
informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan
efektifitas suatu program.
Evaluasi meliputi mengukur dan
menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan. Hubungan antara
pengukuran dan penilaian saling berkaitan. Mengukur pada hakikatnya adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran atau kriteria tertentu
(meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif.
Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti,
mengambil keputusan terhadap sesuatu yang berdasarkan pada ukuran baik atau
buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Dan penilaian
bersifat kualitatif.
Menurut Djaali dan Pudji (2008 :
1), evaluasi diartikan sebagai “proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria
atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan
keputusan atas obyek yang dievaluasi”. Sedangkan Ahmad (2007 : 133), mengatakan
bahwa “evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai
sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,
obyek,dll.) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian”.
Dari pengertian-pengertian
tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
yakni evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu
sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program
tersebut. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya
yaitu efektifitas dan efisiensi. “Efektifitas merupakan perbandingan antara
output dan inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk
menghasilkan output lewat suatu proses” (Sudharsono dalam Lababa, 2008).
B. TUJUAN
DAN ATAU FUNGSI EVALUASI
Menurut Arikunto (2002 : 13), ada
dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan
kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan
pada masing-masing komponen. Menurut Crawford (2000 ; 30), tujuan dan atau
fungsi evaluasi adalah :
1.
Untuk
mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam
kegiatan.
2.
Untuk
memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil.
3.
Untuk
mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
4.
Untuk
memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.
Pada dasarnya tujuan akhir
evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk
menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis.
C. TEKNIK EVALUASI
Untuk membuat sebuah keputusan
yang merupakan tujuan akhir dari proses evaluasi diperlukan data yang akurat.
Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan teknik dan instrumen yang valid
dan reliabel. Secara garis besar evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik tes dan teknik nontes (alternative test).
Hisyam Zaini, dkk. dalam Qomari
(2008 : 8), mengelompokkan tes sebagai berikut:
1.
Menurut
bentuknya; secara umum terdapat dua bentuk tes, yaitu tes objektif dan tes
subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes yang diskor secara objektif.
Disebut objektif karena kebenaran jawaban tes tidak
berdasarkan pada penilaian (judgement) dari korektor tes. Tes bentuk ini
menyediakan beberapa option untuk
dipilih peserta tes, yang setiap butir hanya memiliki satu jawaban benar. Tes subjektif adalah tes yang
diskor dengan memasukkan penilaian (judgement)
dari korektor tes. Jenis tes ini antara lain: tes esai, dan lisan.
2.
Menurut
ragamnya; tes esai dapat diklasifikasi menjadi tes esai terbatas (restricted essay) dan tes esai bebas (extended essay). Butir tes objektif
menurut ragamnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: tes benar -salah (true-false), tes menjodohkan (matching), dan tes pilihan ganda (multiple choice).
Teknik nontes dalam evaluasi
banyak macamnya, beberapa di antaranya adalah: angket (questionaire), wawancara
(interview), pengamatan (observation), skala bertingkat (rating scale),
sosiometri, paper, portofolio, kehadiran (presence), penyajian (presentation),
partisipasi (participation), riwayat hidup, dan sebagainya.
D.
STANDAR
EVALUASI
Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu
kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002 : 40), yaitu;
1. Utility (manfaat),
hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan
atas program yang sedang berjalan.
2. Accuracy
(akurat), informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan
tinggi.
3. Feasibility (layak),
hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.
E.
MODEL
EVALUASI
Ada beberapa model yang dapat dicapai dalam
melakukan evaluasi (Umar, 2002 : 41-42), yaitu :
1. Sistem Assessment
Yaitu
evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem.
Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat menghasilkan informasi mengenai
posisi terakhir dari sauatu elemen program yang tengah diselesaikan.
2. Program Planning
Yaitu
evalusi yang membantu pemilihan aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang
mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.
3. Program Implementation
Yaitu
evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada
kelompok tertentu yang tepat seperti yang telah direncanakan.
4. Program Improvement
Yaitu
evaluasi orang yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi,
bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisispasi masalah-masalah yang
mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.
5. Program Certification
Yaitu
evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai atau manfaat program.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
meskipun terdapat beberapa perbedaan antara model-model evaluasi, tetapi secara
umum model-model tersebut memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data atau
informasi obyek yang dievaluasi sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil
kebijakan.
F. PENDEKATAN-PENDEKATAN
TERHADAP EVALUASI
Ada beberapa pendekatan umum
dalam melakukan evaluasi yaitu:
1.
Pendekatan
Objective-Oriented Approach.
Fokus dari pendekatan ini hanya tertuju kepada tujuan program/proyek dan
seberapa jauh tujuan itu tercapai. Pendekatan ini membutuhkan kontak intensif
dengan pelaksana program/proyek yang bersangkutan.
2.
Pendekatan
Three-Dimensional Cube atau Hammond’s Evaluation
Approach.
Pendekatan Hammond
melihat dari tiga dimensi yaitu instruction
(karateristik pelaksanaan, isi, topik, metode, fasilitas, dan organisasi
program/proyek), institution (karakteristik
individual peserta, instruktur, administrasi
sekolah/kampus/organisasi), dan behavioral
objective (tujuan program itu sendiri, sesuai dengan taksonomi Bloom,
meliputi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor).
3.
Pendekatan
Management-Oriented Approach.
Fokus dari pendekatan ini adalah sistem (dengan
model CIPP: context-input-proses-product). Karena pendekatan ini melihat
program/proyek sebagai suatu sistem sehingga jika tujuan program tidak
tercapai, bisa dilihat di proses bagian mana yang perlu ditingkatkan.
4.
Pendekatan
Goal-Free Evaluation.
Pendekatan ini tidak berfokus kepada tujuan atau pelaksanaan
program/proyek, melainkan berfokus pada efek sampingnya, bukan kepada apakah
tujuan yang diinginkan dari pelaksana program/proyek terlaksana atau tidak.
Evaluasi ini biasanya dilaksanakan oleh evaluator eksternal.
5.
Pendekatan
Consumer-Oriented Approach.
Dalam pendekatan ini yang dinilai adalah kegunaan
materi seperti software, buku,
silabus. Pendekatan ini menilai apakah materi yang digunakan
sesuai dengan penggunanya, atau apakah diperlukan dan penting untuk
program/proyek yang dituju. Selain itu, juga dievaluasi apakah materi yang
dievaluasi di-follow-up dan cost effective.
6.
Pendekatan
Expertise-Oriented Approach.
Dalam pendekatan ini, evaluasi dilaksanakan secara
formal atau informal, dalam artian jadwal dispesifikasikan atau tidak
dispesifikasikan, standar penilaian dipublikasikan atau tidak dipublikasikan.
Proses evaluasi bisa dilakukan oleh individu atau kelompok. Pendekatan ini
merupakan pendekatan tertua di mana evaluator secara subyektif menilai kegunaan
suatu program/proyek, karena itu disebut subjective
professional judgement.
7.
Pendekatan
Adversary-Oriented Approach.
Dalam pendekatan ini, ada dua pihak evaluator yang
masing-masing menunjukkan sisi baik dan buruk, disamping ada juri yang menentukan
argumen evaluator mana yang diterima.
8.
Pendekatan
Naturalistic & Participatory Approach.
Pelaksana evaluasi dengan pendekatan ini bisa para stakeholder. Hasil dari evaluasi ini
beragam, sangat deskriptif dan induktif. Evaluasi ini menggunakan data beragam
dari berbagai sumber dan tidak ada standar rencana evaluasi. Kekurangan dari
pendekatan evaluasi ini adalah hasilnya tergantung siapa yang menilai
(Salehudin, 2009 : 5-7).
Berbagai pendekatan untuk
mengevaluasi suatu program atau proyek diterapkan untuk mendapatkan keefektifan
dan keefisienan program atau proyek tersebut baik secara internal yaitu pihak
pengembang atau pengelola, maupun secara eksternal yaitu pengguna.
Bentuk-bentuk pendekatan evaluasi yang telah ada harus terus dikembangkan untuk
meningkatkan kepuasan pengguna sebagai tujuan utama suatu program dijalankan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Evaluasi merupakan sebuah proses
yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana
keberhasilan sebuah program. Evaluasi juga merupakan penerapan prosedur ilmiah yang sistematis
untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka
pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu program. Untuk
mengetahui apakah penyelenggaraan program dapat mencapai tujuannya secara
efektif dan efisien, maka dilakukan evaluasi.
Tujuan evaluasi dibagi dua yaitu
ada tujuan umum yang diarahkan kepada program secara keseluruhan, dan ada
tujuan khusus yang lebih difokuskan pada masing-masing komponen. Untuk
memperoleh data yang akurat diperlukan teknik dan instrumen yang valid dan
reliabel. Secara garis besar evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
tes dan teknik nontes (alternative test).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Cepi S. A. Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
Universitas Sumatra Utara
This post have 0 komentar