-->

Monday 17 December 2018

author photo

Kegiatan belejar @100 Menit

Untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar di masyarakat pedesaan, berbagai program pendidikan nonformal dapat dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow, kebutuhan yang paling dirasakan oleh masyarakat pedesaan di negara-negara sedang berkembang adalah kebutuhan fisiologis atau kebutuhan dasar. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan aspek sosial-ekonomi di masyarakat pedesaan. Oleh sebab itu, pada taraf pertama, aspek ekonomi inilah yang perlu dijadikan sasaran program pendidikan nonformal sebagai rintisan awal untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar. Pada tahap berikutnya, program pendidikan, nonformal menyangkut pula aspek-aspek kehidupan lainnya yang dirancang dan dilaksanakan secara selektif, bertahap dan berkelanjutan.
Kegiatan untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar diawali oleh upaya membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi sehingga mereka mampu jungsi penyediaan sarana, produksi, dan pemasaran hasil. Fungsi penyediaan sarana produksi diarahkan untuk menyediakan bahan melalui usaha mencari, menghimpun, mengganti, dan mengangkut bahan produksi. Dalam kegiatan pertanian misalnya, upaya penyediaan sarana produksi berkaitan dengan penyediaan benih, pengaturan dalam penggunaan air, pengadaan pupuk, obat-obatan, dana, dan bahan baku.

A.    Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang strategi dan teknik pemberdayaan masyarakat
B.     Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Strategi dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam : mengetahui implikasi pendidikan non formal dalam merintis masyarakata gemar belajar di pedesaan
C.   Standar Kompetensi Mata Kuliah
        Standar kompetensi mata kuliah Strategi dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat  adalah mahasiswa mampu  memahami tentang pemberdayaan masyarakat  meliputi : implikasi pendidikan non formal dalam merintis masyarakat gemar belajar di pedesaan.
A.     Susunan Urutan Bahan Ajar
-          Implikasi penididiikan non formal dalam merintis masyarakat gemar belajar di pedesaan
B.     Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang direkomendasikan  sebagai buku acuan yang sudah ada.


A.      Kompetensi Dasar dan Indikator
No
Kompetensi Dasar
Indikator
1.
Memahami implikasi pendidikan non formal dalam merintis masyarakat gemar belajar di pedesaan
-          Menjelaskan tentang implikasi pendidikan non formal dalam merintis masyarakat gemar belajar di pedesaan


B.      Diskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang startegi dan teknik  pemberdayaan masyarakat meliputi; implikasi pendidikan non foral dlam merintis masyarkat gemar belajar di pedesaan.
C.     Materi
Implikasi Pendidikan Non Formal dalam Merintis Masyarakat Gemar Belajar di Pedesaan
Masyarakat merupakan sumberdaya terbesar yang harus memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni sehingga mampu mengolah hasil dari sumber daya alam secara baik. hal itu merupakan salah satu hal wajib yang harus dimiliki. Namun demikian, tidak semua masyarakat mampu merasakan bagaimana cara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Terlebih masyarakat pedesaan yang sangat jauh dari pusat keramaian dan pusat pendidikan. Sehingga tidak jarang banyak dari masyarakat desa yang putus sekolah dan tidak mampu untuk membiayai pendidikan formal yang semakin hari semakin meningkat pembiayaanya. Oleh sebab itu dibutuhkan banyak rencana dan startegi yang matang untuk mampu mengcover permasalahan tersebut.
Di masyarakat pedesaan yang masih tradisional, penyediaan sarana produksi sangat tergantung pada bahan-bahan yang tersedia di alam masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa alam sekitar merupkan sumber bagi sara produksi. Mereka menjadikan lam sekitar sebagai sarana produksi antaralain dengan menguasai tanah untuk pertanian, menetapkan batas-batas wilayah perburuan, memiliki hewan ternak, dan pemeliharaan ikan. Untuk memiliki keterampilan dalam bidang pertanian maka masyarakat melakukan kegiatan belajar antar lain mengenai teknik pengolahan tanah, pemilihan penananaman bibit pengairan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, serta pemungutan dan pengolahan hasil panen. Kegiatan belajar yang dilakukan ialah mencari dan memperoleh informasi, pengetahuan, dan keterampilan dari orang yang telah berpengalaman atau dengan mempelajari pengelaman dirinya sendiri.
Fungsi produksi berkaitan dengan upaya mengolah bahan baku untuk menghasilkan bahan dan atau barang yang dapat dijual, ditukar, dipasarkan atau untuk dikonsumsi langsung untuk sekitar. Masyarakat menganggap bahwa alam sekitar merupakan sumber bagi sarana produksi. Mereka menjadikan alam sekitar sebagai sarana produksi antara lain dengan menguasai tanah untuk pertanian, menetapkan batas-batas daerah perburuan, pemilikan hewan ternak, dan pemeliharaan ikan. Untuk memiliki keterampilan dalam bidang pertanian maka masyarakat melakukan kegiatan belajar antara lain mengenai teknik pengolahan tanah, pemilihan dan penanaman bibit, pengairan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, serta pemungutan dan pengelolahan hasil panen. Kegiatan belajar yang dilakukan ialah mencari dan memperoleh informasi, pengetahuan, dan keterampilan dari orang yang telah berpengalaman atau dengan mempelajari pengalaman dirinya sendiri.
Upaya yang digunakan untuk memproduksi itu bermacam ragam seperti mengolah tanah yang akan ditanami, bercocok tanam dan memeliharanya, beternak, memungut hasil (memanen), mengolah hasil panen, menyimpan dan mengawetkan hasil panen, dan membuat alat-alat pertanian. Kegiatan belajar yang biasa dilakukan ialah dengan tehnik-tehnik pengulangan pengalaman, bimbingan praktek, pengamatan, demonstrasi, percobaan, permainan, percontohan, diskusi, penjelasan langsung dari sumber belajar atau melalui media elektronika dan media cetak.
Perlu ditambahkan bahwa masyarakat pedesaan menggunakan sebagian besar waktu dan tenaga mereka dalam fungsi produksi ini. Tujuan mereka ialah untuk menghasilkan bahan atau barang baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka maupun untuk dipasarkan. Dengan demikian sebagian warga masyarakat mengusahakan nilai tambah dari bahan atau barang yang mereka hatikan. Cara belajar yang digunakan dalam kegiatan produksi ini ialah dengan memadukan penggunaan berbagai sumber seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan lingkungan lain yang tersedia.
Fungsi pemasaran mencakup kegiatan, sasaran, dan sarana yang digunakan dalam memasarkan hasil produksi. Fungsi pemasaran mencakup berbagai kegiatan seperti memilih, memindahkan, dan menyusun hasil produksi untuk disimpan, dijual atau dikonsumsi. Fungsi ini berkaitan pula dengan kegiatan penilaian barang, penetapan harga, penukaran, pembukuan, penggunaan uang hasil penjualan, penyebaran informasi, dan pemanfaatan bantuan kredit. Sasaran fungsi pemasaran ialah untuk memperoleh perubahan ke arah positif baik pada pihak produsen maupun pihak konsumen. Kegiatan belajar yang sering digunakan oleh masyarakat dalam fungsi ini ialah mempelajari cara menggunakan hasil produksi, penyimpanan, penukaran, pemindahan, dan pengolahan kembali hasil produksi, Upaya masyarakat dalam memahami, menjadi anggota, dan mengembangkan koperasi yang bergerak dalam unit pedesaan adalah sangat penting bagi kemajuan perekonomian mereka. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa fungsi penyediaan bahan baku, produksi, dan pemasaran dapat dijadikan titik awal upaya menumbuhkan kegemaran masyarakat untuk belajar bagi kepentingan kehidupannya.
Fungsi-fungsi lain dalam kehidupan masyarakat yang dapat dijadikan sasaran untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar adalah fungsi penampilan diri, pemeliharaan kesehatan, kehidupan berorganisasi, dan perluasan kesempatan belajar. Fungsi penampilan diri menyangkut tata-cara yang dilakukan oleh warga masyarakat yang berkaitan dengan penggunaan hasil produksi. Fungsi ini bertujuan untuk menyelaraskan perubahan kehidupan warga masyarakat dengan budaya masyarakat itu sendiri. Penampilan diri ini biasanya dapat dilihat dalam tata-cara makan, berpakaian, penggunaan waktu, kehidupan keluarga, pergaulan di masyarakat, dan lain sebagainya. Kegiatan belajar yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penampilan diri antara lain mengembangkan pemahaman dan pelaksanaan kehidupan beragama, keterampilan berbicara atau mengemukakan pendapat, pengembangan sikap saling menghormati, dan berpartisipasi dalam kegiatan kesenian dan olah raga.  Fungsi pemeliharaan kesehatan bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan lingkungan. Kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani antara lain upaya untuk menyediakan dan memberikan obat- obatan kepada yang memerlukannya, memotivasi masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan daya tangkal tubuh terhadap penyakit, dan memelihara kesegaran jasmani. Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan rohani antara lain meningkatkan pemahaman tentang fungsi hidup, ketaatan menjalankan agama yang dipeluknya, membina hubungan kemanusiaan yang baik, bekerja keras, tekun, sabar dan ikhlas, serta pemahaman terhadap lingkungan dan pemanfaatannya bagi pemeliharaan kesehatan.
Untuk memelihara kesehatan lingkungan sosial ialah dengan membina hubungan yang harmonis dalam kehidupan keluarga, bertetangga secara baik, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, disiplin, dan kreatif dalam bekerja. Kesehatan lingkungan fisik dipelihara melalui kegiatan kebersihan lingkungan, mencintai lingkungan yang tertib, dan menjaga serta melestarikan lingkungan yang baik. Fungsi ini meliputi pula upaya pemeliharaan kesehatan bayi,, anak dan ibu, pertolongan pertama pada kecelakaan, penyediaan sumber air bersih,- pembinaan lingkungan yang sehat, penyediaan tempat sampah, kebersihan jamban keluarga dan jamban umum, pelaksanaan keluarga berencana, dan lain sebagainya.
Fungsi kehidupan berorganisasi bertujuan agar masyarakat terbiasa untuk bekerjasama dan mampu mengelola berbagai kegiatan secara bersama untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan masyarakat melalui kelompok yang terorganisasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan aspek ekonomi, penampilan diri, pemeliharaan kesehatan, serta dalam aspek-aspek kehidupan lainnya. Pengembangan fungsi ini perlu dimulai dari unit masyarakat terkecil, yaitu keluarga, kemudian dikembangkan dalam masyarakat,, lingkungan kerja, dan lingkungan kehidupan yang lebih luas. Dalam kehidupan berorganisasi ini ditumbuhkan rasa pemilikan dan tanggung jawab bersama, saling memberi dan saling menerima manfaat, saling mengakui dan menghormati, saling memperhatikan kepentingan masing-masing
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, D. (2004).  Pendidikan Nonformal (Non Formal Education) Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori  Pendukung : Falah production. Bandung
your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post