Kegiatan belejar @100 Menit
Untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar di
masyarakat pedesaan, berbagai program pendidikan nonformal dapat dilakukan
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan teori kebutuhan yang
dikemukakan oleh Maslow, kebutuhan yang paling dirasakan oleh masyarakat
pedesaan di negara-negara sedang berkembang adalah kebutuhan fisiologis atau
kebutuhan dasar. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan aspek sosial-ekonomi di
masyarakat pedesaan. Oleh sebab itu, pada taraf pertama, aspek ekonomi inilah
yang perlu dijadikan sasaran program pendidikan nonformal sebagai rintisan awal
untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar. Pada tahap berikutnya, program
pendidikan, nonformal menyangkut pula aspek-aspek kehidupan lainnya yang
dirancang dan dilaksanakan secara selektif, bertahap dan berkelanjutan.
Kegiatan untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar
diawali oleh upaya membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi sehingga mereka
mampu jungsi penyediaan sarana, produksi, dan pemasaran hasil.
Fungsi penyediaan sarana produksi diarahkan untuk menyediakan bahan melalui
usaha mencari, menghimpun, mengganti, dan mengangkut bahan produksi. Dalam
kegiatan pertanian misalnya, upaya penyediaan sarana produksi berkaitan dengan
penyediaan benih, pengaturan dalam penggunaan air, pengadaan pupuk,
obat-obatan, dana, dan bahan baku.
A.
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang strategi dan teknik pemberdayaan masyarakat
B.
Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Strategi dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat
diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam :
mengetahui implikasi pendidikan non formal dalam merintis masyarakata gemar
belajar di pedesaan
C. Standar
Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah Strategi
dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat
adalah mahasiswa mampu memahami tentang pemberdayaan masyarakat
meliputi : implikasi pendidikan
non formal dalam merintis masyarakat gemar belajar di pedesaan.
A. Susunan
Urutan Bahan Ajar
-
Implikasi
penididiikan non formal dalam merintis masyarakat gemar belajar di pedesaan
B.
Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan
membaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah
ada.
A. Kompetensi Dasar dan Indikator
No
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
1.
|
Memahami implikasi
pendidikan non formal dalam merintis masyarakat gemar belajar di pedesaan
|
-
Menjelaskan tentang implikasi
pendidikan non formal dalam merintis masyarakat gemar belajar di pedesaan
|
B. Diskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memahami tentang startegi dan teknik
pemberdayaan masyarakat meliputi; implikasi pendidikan non foral dlam
merintis masyarkat gemar belajar di pedesaan.
C. Materi
Implikasi Pendidikan Non Formal dalam Merintis
Masyarakat Gemar Belajar di Pedesaan
Masyarakat
merupakan sumberdaya terbesar yang harus memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni
sehingga mampu mengolah hasil dari sumber daya alam secara baik. hal itu
merupakan salah satu hal wajib yang harus dimiliki. Namun demikian, tidak semua
masyarakat mampu merasakan bagaimana cara untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Terlebih masyarakat pedesaan yang sangat jauh dari pusat keramaian
dan pusat pendidikan. Sehingga tidak jarang banyak dari masyarakat desa yang
putus sekolah dan tidak mampu untuk membiayai pendidikan formal yang semakin
hari semakin meningkat pembiayaanya. Oleh sebab itu dibutuhkan banyak rencana
dan startegi yang matang untuk mampu mengcover permasalahan tersebut.
Di
masyarakat pedesaan yang masih tradisional, penyediaan sarana produksi sangat
tergantung pada bahan-bahan yang tersedia di alam masyarakat. Masyarakat
menganggap bahwa alam sekitar merupkan sumber bagi sara produksi. Mereka
menjadikan lam sekitar sebagai sarana produksi antaralain dengan menguasai
tanah untuk pertanian, menetapkan batas-batas wilayah perburuan, memiliki hewan
ternak, dan pemeliharaan ikan. Untuk memiliki keterampilan dalam bidang
pertanian maka masyarakat melakukan kegiatan belajar antar lain mengenai teknik
pengolahan tanah, pemilihan penananaman bibit pengairan, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit tanaman, serta pemungutan dan pengolahan hasil
panen. Kegiatan belajar yang dilakukan ialah mencari dan memperoleh informasi,
pengetahuan, dan keterampilan dari orang yang telah berpengalaman atau dengan
mempelajari pengelaman dirinya sendiri.
Fungsi
produksi berkaitan dengan upaya mengolah bahan baku untuk menghasilkan bahan
dan atau barang yang dapat dijual, ditukar, dipasarkan atau untuk dikonsumsi
langsung untuk sekitar. Masyarakat menganggap bahwa alam sekitar merupakan
sumber bagi sarana produksi. Mereka menjadikan alam sekitar sebagai sarana
produksi antara lain dengan menguasai tanah untuk pertanian, menetapkan
batas-batas daerah perburuan, pemilikan hewan ternak, dan pemeliharaan ikan.
Untuk memiliki keterampilan dalam bidang pertanian maka masyarakat melakukan
kegiatan belajar antara lain mengenai teknik pengolahan tanah, pemilihan dan
penanaman bibit, pengairan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman,
serta pemungutan dan pengelolahan hasil panen. Kegiatan belajar yang dilakukan
ialah mencari dan memperoleh informasi, pengetahuan, dan keterampilan dari
orang yang telah berpengalaman atau dengan mempelajari pengalaman dirinya
sendiri.
Upaya
yang digunakan untuk memproduksi itu bermacam ragam seperti mengolah tanah yang
akan ditanami, bercocok tanam dan memeliharanya, beternak, memungut hasil
(memanen), mengolah hasil panen, menyimpan dan mengawetkan hasil panen, dan
membuat alat-alat pertanian. Kegiatan belajar yang biasa dilakukan ialah dengan
tehnik-tehnik pengulangan pengalaman, bimbingan praktek, pengamatan,
demonstrasi, percobaan, permainan, percontohan, diskusi, penjelasan langsung
dari sumber belajar atau melalui media elektronika dan media cetak.
Perlu
ditambahkan bahwa masyarakat pedesaan menggunakan sebagian besar waktu dan
tenaga mereka dalam fungsi produksi ini. Tujuan mereka ialah untuk menghasilkan
bahan atau barang baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka maupun
untuk dipasarkan. Dengan demikian sebagian warga masyarakat mengusahakan nilai
tambah dari bahan atau barang yang mereka hatikan. Cara belajar yang digunakan
dalam kegiatan produksi ini ialah dengan memadukan penggunaan berbagai sumber
seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan lingkungan lain yang tersedia.
Fungsi
pemasaran mencakup kegiatan, sasaran, dan sarana yang digunakan dalam
memasarkan hasil produksi. Fungsi pemasaran mencakup berbagai kegiatan seperti
memilih, memindahkan, dan menyusun hasil produksi untuk disimpan, dijual atau
dikonsumsi. Fungsi ini berkaitan pula dengan kegiatan penilaian barang, penetapan
harga, penukaran, pembukuan, penggunaan uang hasil penjualan, penyebaran
informasi, dan pemanfaatan bantuan kredit. Sasaran fungsi pemasaran ialah untuk
memperoleh perubahan ke arah positif baik pada pihak produsen maupun pihak
konsumen. Kegiatan belajar yang sering digunakan oleh masyarakat dalam fungsi
ini ialah mempelajari cara menggunakan hasil produksi, penyimpanan, penukaran,
pemindahan, dan pengolahan kembali hasil produksi, Upaya masyarakat dalam
memahami, menjadi anggota, dan mengembangkan koperasi yang bergerak dalam unit
pedesaan adalah sangat penting bagi kemajuan perekonomian mereka. Secara
singkat dapat dikemukakan bahwa fungsi penyediaan bahan baku, produksi, dan
pemasaran dapat dijadikan titik awal upaya menumbuhkan kegemaran masyarakat
untuk belajar bagi kepentingan kehidupannya.
Fungsi-fungsi
lain dalam kehidupan masyarakat yang dapat dijadikan sasaran untuk menumbuhkan
masyarakat gemar belajar adalah fungsi penampilan diri, pemeliharaan
kesehatan, kehidupan berorganisasi, dan perluasan kesempatan belajar.
Fungsi penampilan diri menyangkut tata-cara yang dilakukan oleh warga
masyarakat yang berkaitan dengan penggunaan hasil produksi. Fungsi ini
bertujuan untuk menyelaraskan perubahan kehidupan warga masyarakat dengan
budaya masyarakat itu sendiri. Penampilan diri ini biasanya dapat dilihat dalam
tata-cara makan, berpakaian, penggunaan waktu, kehidupan keluarga, pergaulan di
masyarakat, dan lain sebagainya. Kegiatan belajar yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan penampilan diri antara lain mengembangkan pemahaman dan
pelaksanaan kehidupan beragama, keterampilan berbicara atau mengemukakan
pendapat, pengembangan sikap saling menghormati, dan berpartisipasi dalam
kegiatan kesenian dan olah raga. Fungsi
pemeliharaan kesehatan bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan
jasmani, rohani dan lingkungan. Kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan jasmani antara lain upaya untuk menyediakan dan
memberikan obat- obatan kepada yang memerlukannya, memotivasi masyarakat untuk
mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan daya tangkal tubuh terhadap penyakit,
dan memelihara kesegaran jasmani. Kegiatan belajar yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan rohani antara lain meningkatkan pemahaman tentang fungsi
hidup, ketaatan menjalankan agama yang dipeluknya, membina hubungan kemanusiaan
yang baik, bekerja keras, tekun, sabar dan ikhlas, serta pemahaman terhadap
lingkungan dan pemanfaatannya bagi pemeliharaan kesehatan.
Untuk
memelihara kesehatan lingkungan sosial ialah dengan membina hubungan yang
harmonis dalam kehidupan keluarga, bertetangga secara baik, berpartisipasi
dalam kegiatan masyarakat, disiplin, dan kreatif dalam bekerja. Kesehatan
lingkungan fisik dipelihara melalui kegiatan kebersihan lingkungan, mencintai
lingkungan yang tertib, dan menjaga serta melestarikan lingkungan yang baik.
Fungsi ini meliputi pula upaya pemeliharaan kesehatan bayi,, anak dan ibu,
pertolongan pertama pada kecelakaan, penyediaan sumber air bersih,- pembinaan
lingkungan yang sehat, penyediaan tempat sampah, kebersihan jamban keluarga dan
jamban umum, pelaksanaan keluarga berencana, dan lain sebagainya.
Fungsi
kehidupan berorganisasi bertujuan agar masyarakat terbiasa untuk bekerjasama
dan mampu mengelola berbagai kegiatan secara bersama untuk mencapai tujuan
bersama. Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan masyarakat melalui kelompok yang
terorganisasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan aspek ekonomi, penampilan
diri, pemeliharaan kesehatan, serta dalam aspek-aspek kehidupan lainnya. Pengembangan
fungsi ini perlu dimulai dari unit masyarakat terkecil, yaitu keluarga,
kemudian dikembangkan dalam masyarakat,, lingkungan kerja, dan lingkungan
kehidupan yang lebih luas. Dalam kehidupan berorganisasi ini ditumbuhkan rasa
pemilikan dan tanggung jawab bersama, saling memberi dan saling menerima
manfaat, saling mengakui dan menghormati, saling memperhatikan kepentingan
masing-masing
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal (Non Formal Education)
Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori
Pendukung : Falah production. Bandung
This post have 0 komentar