-->

Sunday 27 November 2016

author photo


MARKETING PLAN
(RENCANA PEMASARAN)


A.      Pokok Bahasan
Marketing Plan (rencana pemasaran)
B.       Sub Pokok Bahasan
1.         Ruang Lingkup Marketing Plan (rencana pemasaran)
2.         Konsep AIDA+S
3.         Wirausaha harus Melaksanakan Konsep Pemasaran
4.         Mengutamakan Pelanggan
5.         Tiga Komponen Marketing Concept
6.         Strategi Pemasaran
7.         Menyusun Marketing Plan
C.      Tujuan
1.         Mahsiswa diharapkan dapat memahami Ruang Lingkup Marketing Plan (rencana pemasaran)
2.         Mahasiswa diharapkan dapat memahami Konsep AIDA+S
3.         Mahasiswa diharapkan dapat Melaksanakan Konsep Pemasaran
4.         Mahasiswa diharapkan dapat  mengutamakan pelanggan
5.         Mahsiswa diharapkan dapat memahami Tiga Komponen Marketing Concept
6.         Mahsiswa diharapkan dapat memahami Strategi Pemasaran
7.         Mahsiswa diharapkan dapat menyusun Marketing Plan
D.      Metode
1.         Penugasan Baca
2.         Ceramah dan Tanya jawab
3.         Diskusi kelompok dan pleno
4.         Penguatan materi oleh dosen
E.       Media dan Bahan
1.         Makalah tentang modul dan materi
2.         Buku-buku/referensi yang terkait dengan modul ini
3.         Laptop, Infokus LCD
4.         White board dan marker
5.         Kertas tulis dan balpoin
F.       Waktu Pembahasan : 100 menit
1.         Tugas baca                            :  20 menit
2.         Ceramah dan Tanya jawab   :  30menit
3.         Diskusi kelompok                 :  20 menit
4.         Diskusi pleno                        :  20 menit
5.         Evaluasi                                :  10 menit
G.      Proses Pembahasan
1.         Dosen menjelaskan tentang penggunaan modul dan proses belajar mengajar
2.         Dosen menjelaskan tentang:
a.         Modul dan tujuan modul
b.        Judul pokok bahasan
c.         Judul sub pokok bahasan
d.        Metode dan media pembahasan
e.         Waktu dan alokasi waktu
f.         Proses belajar mengajar
3.         Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membaca makalah tentang Ruang Lingkup Marketing Plan (rencana pemasaran), Konsep AIDA+S, Wirausaha harus Melaksanakan Konsep Pemasaran, Mengutamakan Pelanggan, Tiga Komponen Marketing Concept, Strategi Pemasaran, Menyusun Marketing Plan
4.         Dosen menjawab pertanyaan-pertanyaan penjelasan dari mahasiswa, dan memberikan ceramah dan penekanan-penekanan pada pokok-pokok bahasan.
5.         Dosen memberikan pengantar tentang diskusi kelompok
6.         Diskusi kelompok
Mahasiswa dibagi dalam 7 kelompok, masing-masing membahas satu sub pokok bahasan yang berbeda, secara diundi. Kelompok ditugasi untuk memilih ketua dan sekretaris, membahas sub pokok bahasan masing-masing, membuat catatan hasil diskusi sebagai bahan laporan dalam diskusi pleno.
7.         Diskusi pleno
·           Dosen menugaskan juru bicara masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya.
·           Para peserta diskusi menyampaikan komentarnya.
·           Dosen memberikan komentarnya dan merangkum hasil diskusi.
H.      Materi Pembahasan
1.    Ruang Lingkup Rencana Pemasaran
Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan berikut :
§  Where have we been ?
§  Where do we want to go ?
§  How do we get there ? (Hisrich-Peters, 1905: 139).
Pertanyaan di atas perlu diidentifikasi dan dijawab dari mana kita berangkat? Untuk itu harus perhatikan latar belakang perusahaan, kekuatan dankelemahan perusahaan, bagaimana keadaaan persaingan serta bagaimana peluang dan kendala yang dihadapi.
Kemudian kemana arah yang dituju? Di sini perlu ditetapkan sasaran matketing untuk masa yang akan dating. Lalu bagaimana mencapai sasaran itu? Di sinilah perlu diterapkan strategi pemasaran. Mungkin juga perlu dilakukan penelitian pemasaran. Anggaran belanja perlu disiapkan untuk pelaksnaan rencana ini.
Marketing plan ini adalah merupakan bagian dari bussinis plan. Perencanaan yang harus disipakan seperti yang dijelaskan Bygrave adalah analisa situasi perusahaan dan lingkungannya, analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan dan kendala yang dihadapi di pasar. Juga harus digambarkan sasaran konsumen dan strategi pemsaran yang digunakan. Jadi inti dari kegiatan dari marketing plan ini adalah:
§   Analisa situasi lingkungan dan peluang pasar
§   Mengembangkan sasaran pemasaran
§   Menetapkan strategi pemasaran
§   Menciptakan taktik atau tindakan pelaksanaan
Karakteristik dari suatu marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa criteria yaitu :
§   Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa target market, di mana lokasi, dan berapa besar kemungkinan daya serapnya.
§   Bagaimana teknik promosi yang efektif
§   Bagaimana perubahan harga di pasar
§   Bagiamana saluran distribusi
§   Bagaimana keadaan saingan
§   Bagaimana SWOT dari perusahaan
§   Siapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti SDM, keuangan, fasilitas ruangan dan sebagainya.
2.        Konsep AIDA + S
Di dalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausahawan memperhatikan  konsep AIDA + S. AIDA + S merupakan singkatan dari Attention, Interest, Desire, Action + Saticfaction.
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pebisnis yang dapat menarik hati konsumen. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan.
Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tentu yang muncul lebih dulu adalah perhatian (attention), misalnya konsumen lewat di depan sebuah took, lalu konsumen memperhatikan barang yang dipajangkan pada sebuah etalase. Kemudian setelah itu muncul minat (interest) konsumen, lalu dia masuk ke dalam took. Setelah masuk ke dalam toko kemudian konsumen minta dilayani. Ini artinya keinginannya (desire) konsumen semakin meningkat. Kemudian ia menanyakan berapa harga barang tersebut, melakukan tawar-menawar, ketika cocok harganya maka dia akan membelinya (action). Setelah barang itu dikonsumsi maka akan muncul dua kemungkinan yaitu puas atau tidak puas (satisfaction).
3.        Wirausaha harus Melaksanakan Konsep Pemasaran
Ada lima konsep yang berkembang yaitu :
1)        Konsep Produksi (production concept)
Konsep produksi beritik tolak dari anggapan bahwa konsumen ingin produk yang harga murah dan mudah didapatkan di mana-mana. Produsen yang menganut konsep ini, akan membuat produksi secara masal, menekankan biaya dengan efisiensi tinggi, sehingga harga pokok pabrik bias di tekan dan harga jual bisa lebih rendah dari saingan.
Produsen tipe ini akan mendistribusikan hasil produksinya ke seluruh pelosok agar mudah diperoleh konsumen. Konsep ini merupakan konsep awal dari produsen untuk menguasai pasar. Konsep ini akan sangat berhasil jika belum banyak saingan dan konsumen belum memperhatikan kualitas. Yang paling penting bagi konsumen adalah terpenuhi kebutuhan dan kepuasannya, masalah “wants” belum diperhatikan.
2)        Konsep Produk (product concept)
Pada saat barang masih langka di pasar, maka produsen memusatkan pembuatannya pada produk saja. Produsen belum memperhatikan selera konsumen, hanya membuat barang dengan to pleace one self, hanya menuruti bagaimana selera sendiri. Produsen hanya melihat cermin dan tidak melihat jendela. Dia hanya melihat kebutuhannya sendiri saja, tidak melihat selera konsumen.
Kaum produsen menganut konsep ini karena produsen mendasarkan pemikirannya pada premis-premis berikut :
§   Konsumen akan lebih memperhatikan mutu berbagai barang sebelum mereka membeli
§   Konsumen mengetahui perbedaan mutu berbagai macam barang
§   Konsumen selalu mencari barang  dengan mutu baik
§   Produsen harus menjaga mutu dengan selalu memperhatikan langganan
3)        Konsep Penjualan (selling concept)
Produsen membuat barang kemudian harus menjual barang itu, dengan berbagai teknik promosi. Hal yang paling penting di sini adalah adanya kegiatan promosi secara maksimal. Paham dari konsep ini adalah konsumen pasti akan mau membeli barang, bila mereka diransang untuk membeli. Promosi besar-besaran adalah merupakan _lter khas dari selling concept.
Premis yang mendasarinya adalah:
§   Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak penting, karenanya mereka harus didorong untuk membeli.
§   Konsumen dapat dipengaruhi melalui stimulasi untuk membeli
§   Tugas produsen adalah mendorong penjualan
4)        Konsep Pemasaran (marketing concept )
Produsen tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal melancarkan promosi. Akan tetapi produsen memusatkan perhatiannya pada selera konsumen. Produsen memperhatikan needs dan wants. Dalam hal ini produsen tidak lagi melihat cermin tetapi melihat jendela. Artinya, produsen selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen atau pelanggan, karena mereka tidak hanya membutuhkan fisik baranya saja akan tetapi mereka ingin mengharapkan manfaat barang tersebut (wants). Jika ini dapat dipuaskan maka kegiatan marketing perusahaan akan mencapai sukses. Premis yang mendasari konsep pemasaran ini adalah:
§   Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan ke needs dan wants nya
§   Konsumen dapat kelompokkan berdasarkan needs dan wants nya
§   Tugas organisasi adalah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta mengembangkan program pemasarannya yang efektif
5)        Konsep pemasaran berwawasan ltern (social concept responsibility)
Tingkat orientasi pada rasa tanggungjawab social dan kemanusiaan. Karena banyaknya kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang ltern dari pemerintah maupun dari masyarakat melalui lembaga, konsumen, maka perusahaan harus memiliki rasa tanggungjawab moral untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya. Tanggungjawab social ini dalam arti luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan. Menggunakan sumber daya alam secara bertanggungjawab, selalu menjaga kebersihan air dan udara dari ancaman polusi, mengurangi kebisinya mesin pabrik.
Premis yang mendasari konsep ini adalah:
§   Gejala konsumerisme (gejala protes dari konsumen terhadap ketidakpuasan yang dilakukan oleh produsen). Akan muncul apabila masyarakat memperoleh barang yang tidak baik dan mendapatkan layanan kurang memuaskan.
§   Masyarakat selalu menuntut tanggungjawab organisasi, begitu mereka mendapat perlakuan yang kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu.
§   Anggota masyarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap komoditi yang mereka beli.
4.        Mengutamakan Pelanggan
Untuk memelihara langganan maka tentu saja langganan harus mendapatkan kepuasan melalui nilai lebih yang diterimanya dibandingkan dengan nilai uang yang dikeluarkannya untuk memperoleh barang tersebut.
Nilai yang diterima oleh pelanggan adalah selisih dari total customer value dikurangi dengan total customer cost.  Ketentuan umumnya adalah :
V = TCV – TCC
V = 10 – 5 = 5
Vaule = 5.
TCV berarti sejumlah manfaat yang diperoleh pelanggan dari suatu barang yang dibelinya sedangkan TCC sejumlah uang atau pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan barang tersebut. Misalnya seorang pelanggan berbelanja pada sebuah toko, yang dia harapkan adalah mutu barang tersebut, harga murah, layanan toko memuaskan, kenyamanan berbelanja bahkan mencari tempat parkir yang aman.
Kepuasan atau satisfaction yang dimaksudkan adalah satisfaction is a person’s feelings of pleasure disappointment resulting from comparing a product’s perceived performance (or outcome) in relation to his or her expectations (Philip Kotler, 1997: 40). Artinya, kepuasan adalah rasa senang, lega, atau kecewa di mana pelanggan yang membandingkan kesannya terhadap produk/jasa yang dia beli dihubungkan dengan manfaat yang dia peroleh dari barang  tersebut.
Untuk menjaga kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus melakukan integrated marketing (pemasaran terpadu). Menurut Philip Kotler, 1997: 23, when all the company’s departments work together to serve the customer’s interests, the result is integrated marketing. Jadi integrated marketing ini berarti suatu keterpaduan di antara para karyawan secara bersama-sama memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Oleh sebab itu, pemimpin perusahaan, harus membenahi, mendidik karyawannya agar semua mempunyai arah, sikap dan sasaran utamanya adalah memberikan kepuasan kepada konsumen.

5.        Tiga Komponen Marketing Consept
Ada tiga komponen penting yaitu customer needs and wants, organizationally integrated marketing strategy and goals (Bygrave, 1994: 68).
Pertama, inti dari marketing concept adalah bukan membuat konsumen mengikuti keinginan dari produsen, tetapi sebaliknya mengharuskan produsen memahami dan berusaha mengikuti selera konsumen.
Kedua, walaupun sebuah bisnis telah tumbuh menjadi besar, namun kegiatan bisnis tetap satu arah yaitu customer focus. Semua karyawan dari segala bidang, harus mempunyai pandangan yang sama, langsung atau tidak langsung harus selalu membuat konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap perusahaan. Semua karyawan harus bekerjasama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumen demi nama baik perusahaan.
Ketiga, goals achievement. Memang tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan volume penjualan, tapi selain itu yang dilakukan juga adalah membuat kegiatan marketing yang lebih efektif yang dapat menunjang volume penjualan lebih tinggi. Tujuan lainnya adalah meningkatkan image positif terhadap perusahaan dan dapat memperluas marketing share.
Untuk mengimplementasikan marketing concept, maka perusahaan harus memiliki informasi yang lengkap dengan keinginan konsumen, agar produk yang dijual cocok dengan selera konsumen dan dapat terjual dengan sendirinya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu barang yaitu :
a.         Budaya dan sub kultur, yang memiliki value tersendiri, sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi respon mereka terhadap lingkungan.
b.        Social class. Kita harus memperhatikan tingkat atau kelas ekonomi konsumen, apakah mereka kelas bawah, menengah atau atas. Perbedaan tingkat ekonomi mereka berpengaruh pada tingkat daya beli, seleranya, tipe dan kualitas yang mereka beli.
c.         Self image. Ada kecenderungan mereka percaya bahwa tampilan seseorang dicerminkan oleh barang yang ia beli, “you are what you buy”.
d.        Reference groups, ini terdiri dari orang-orang dekatnya, seperti teman, keluarga, teman sekantor, klub olah raga, biasanya konsumen akan membeli seperti yang dibeli oleh teman-temannya tadi.
e.         Situational factors. Kadang konsumen merasakan situasi yang sangat berkesan saat membeli suatu produk _ltern saat ultah, mendapat kupon, saat liburan sehingga mereka akan senantiasa mengingat barang tersebut.
6.        Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh produk perusahaan dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut.
Dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variable yang perlu dipertimbangkan yaitu :
a.         Variable yang dapat dikontrol oleh wirausaha yaitu : “Market segmentation”
Di sini pengusaha harus menetapkan strategi arah dari sasaran produknya. Apakah sasaran pemasarannya ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat/konsumen, atau hanya tertuju kepada konsumen tertentu saja. Kedua arah strategi ini memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Perusahaan yang mengarahkan produknya untuk semgmen masyarakat secara keseluruhan maka akan berpotensi mendapat keuntungan yang besar. Namun sekaran perusahaan sudah banyak yang memilih segmen tertentu dan khusus untuk menunjukkan produk yang khas, seperti khas ayam Taliwang (Lombok), pek mpek (Palembang), fashion ala Khadijah, pasta gigi yang diarahkan ke konsumen konsumen kelas menengah ke atas dengan harga tinggi atau sebaliknya, dan lain-lain.
Ada beberapa cara menyusun segmen pasar yaitu :
1)        Berdasarkan geografis
Dalam hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan wilayah (daerah, provinsi dan kota). Untuk bisa menjangkau itu maka dibuatlan iklan promosi yang dapat menjangkau dan menembus lokasi-lokasi tersebut.
2)        Berdasarkan demografis
Dalam hal ini pasar dibagi berdasarkan variable jenis kelamin, umur, jumlah anggota keluarga, pendapatan, jabatan, pendidikan, agama dan suku. Faktor ini sangat banyak digunakan dalam menentukan segmen pasar, seperti yang dinyatakan oleh James F. Engel (1979: 136), “the most useful dimensions of demograpich classification are: 1) age. 2) income, 3) geographic location, 4) lifecycle, 5) social class, 6) occupation, 7) home ownership, 8) education”.
3)        Berdasarkan psikografis
Dalam hal ini konsumen dipilah-pilih berdasarkan kelas _ltern masyarakat seperti gaya hidup, keperibadian dan minat. Kelas _ltern akan membuat konsumen menentukan lemah dan kuatnya dalam belanja. Konsumen yang kuat akan berbeda keputusannya membeli merk mobil, fasilitas rumah tangga, menentukan kemana akan refreshing keluarga. Begitu juga akan berbeda keputusannya dalam membeli jenis makanan, tempat pendidikan anak-anaknya dan sebagainya.
Jadi istilah psikografis memusatkan perhatian pada gejala kegaitan (perilaku), minat dan opini konsumen.
4)        Berdasarkan perilaku
Segmentasi ini didasarkan pada sikap, perilaku, pengetahuan dan tanggapan konsumen pada suatu produk. Untuk membentuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Kejadian; Maksudnya, kapan terjadi permintaan tersebut, sangat tergantung pada siatuasi tertentu seperti permintaan tempat rekreasi akan banyak disaat liburan, hewan kurban akan banyak diminta saat bulan haji, dan lainnya, (b) Manfaat; Konsumen akan membeli suatu produk apabila produk tersebut dapat dirasakan manfaat yang tinggi baginya, seperti manfaat perjalanan untuk berlibur,(c) Status pemakai;(d) Perusahaan perlu mengarahkan produknya kepada status pemakai/konsumen tetap (potensial). Konsumen ini senantiasa menjadi pelanggan potensial maka perlu dipelihara, baru kemudian menggarap konsumen baru. (e) Tingkat pemakain; Segmentasi ini dapat berbentuk pengelompokan pada pasar ringan, sedang dan berat.
a)        Market budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah  kegiatan marketing maka jumlah penjualan meningkat.
Berapa besarnya jumlah anggaran belanja marketing, sangat tergantung pada barang yang dipasarkan. Umumnya untuk barang-barang lux akan lebih banyak barang belanja marketing, dibandingkan dengan barang-barang kebutuhan sehari-sehari seperti beras, ikan, sayur dan sebagainya. Barang-barang yang lux akan banyak membutuhkan biaya pemasaran seperti untuk iklan, surat kabar, radio, baliho. Begitu juga untuk biaya personal selling untuk melayani konsumen yang besarnya dapat mencapai 50% - 60% dari harga jula.
b)       Timing
Disini perusahaan harus melihat waktu yang efektif, kapan ia harus memulai melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran untuk dibuka (launching). Penjualan pakaian lebaran akan tepat kalau di launching menjelang lebaran, begitu juga dengan pakaian sekolah timingnya dibuka menjelang tahun ajaran baru. Tindakan timing yang tepat akan memberikan keuntungan yang besar buat perusahaan tersebut.
c)        Marketing mix
Marketing mix berarti bauran pemasaran yaitu kegiatan mengkombinasikan berbagai kegiatan pemasaran agar dapat dicapai hasil maksimal. Ada empat jenis marketing mix yang dikenal dengan 4P yaitu :
1)        P1 = product
2)        P2 = price
3)        P3 = place
4)        P4 = promotion
P1 = Product. Produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Bagaimana pun hebatnya suatu kegaitan promosi tetapi kalau tidak diimbangi dengan produk yang bermutu maka menjadi sia-sia kegiatan pemasarannya. Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar menciptakan quality product yang tinggi sehingga bisa memberikan kepuasan (satisfaction) yang tinggi juga kepada konsumen.
P2 = Price. Masalah kebijakan harga turut menentukan keberhasilan pemasaran. Kebijakan harga dapat dilakukan pada level produsen, grosir dan retailer. Harga di sini bukanlah hanya harga yang murah atau yang tinggi semata, akan tetapi menentukan harga yang tepat, yang disesuaikan dengan kualitas barang, daya beli masyarakat maupun keadaan pesaingnya.
P3 = Place / saluran distribusi. Sebelum perusahaan menyalurkan barangnya, maka sudah ada perencanaan pola distribusinya. Disini penting sekali diadakan saluran distribusi untuk meningkatkan frekuensi pemasaran. Produsen dapat melakukan 2 hal yaitu push dan pull. Push strategy berarti mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke konsumen, karena distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap unitnya. Sedangkan pull strategy adalah usaha menarik barang dari dalam toko  ke tangan konsumen dengan mengandalkan promosi di media masa.
P4 = Promotion. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan. Ini ibarat setali mata uang, harus disikapi secara bersama untuk suksesenya pemasaran dan penjualan produk tersebut. Di sini harus ada keseimbangan, produk berkualitas sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing.
Kegiatan-kegiatan promosi dapat dilakukan dengan :
§   Advertising, berarti berita tentang suatu barang atau jasa. Secara lengkap advertising dapat diartikan sebagai bentuk presentasi atau penyajian dan promosi mengenai ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh sebuah sponsor tertentu. Media yang digunakan adalah media masa, papan reklame, spanduk maupun poster.
§   Personal selling, presentasi melalui percakapan satu atau dua orang penjual dengan tujuan melakukan penjualan. Personal selling ini dapat terjadi di toko, di rumah-rumah atau tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual.
§   Sales promotion, berarti memberi dorongan kepada para pembeli hanya mau membeli suatu produk dengan imbalan akan mendapat hadiah atau bonus tertentu. Hadiah dapat diberikan melalui undian, korting atau jual obral.
§   Public relation, tujuannya adalah untuk member citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Melalui publicity dapat dibentuk pandangan baik dan mencegah berita-berita negative terhadap perusahaan. Contohnya, mengundang para wartawan ke perusahaan, kemudian melakukan wawancara dan dipublikasikan melalui media masa tentang keunggulan perusahaan dan tanpa pembayaran.

7.                  Menyusun Marketing Plan
Setelah wirausahawan memahami beberapa konsep pemasaran, maka selanjutnya dapat disusun marketing plan. Plan berarti merencanakan. Esensi planning tidak lain adalah decision making. Eksekutif marketing harus mampu menyusun core strategy (strategi inti) perusahaan untuk tahun yang akan datang. Strategi tersebut harus dinamis disesuaikan dengan tuntutan pasar dan kondisi terkini.
Format marketing plan
Format marketing plan tentu tidak sama untuk semua jenis perusahaan, karena kegiatan usahanya berbeda. Akan tetapi yang penting adalah, core strategy nya. Format secara umum :
1.        Analisa situasi (SWOT)
Wirausahawan harus menganalisis keadaan intern maupun ekstern perusahaannya. Keadaan intern meliputi gambaran penjualan satu tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh. Kemudian analisis kondisi human resources (SDM) dan sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan. Untuk kondisi ektern berkaitan dengan keadaan makro yang kemungkinan ada hubungan dengan kegiatan perusahaan. Seperti situasi ekonomi global, politik, sosial dan budaya.
2.        Tujuan pemasaran (marketing objectives)
Tujuan perusahaan bisa bermacam-macam tergantung pada orientasi perusahaan yang sedang berjalan. Misalnya, tujuan perusahaan adalah mempertahankan statusnya sebagai leader company (perusahaan yang sedang berjaya), memperluas jaringan atau penguasaan market share sampai 30 %. Dapat juga berupa penetapan volume penjualan total (total selling) sekian Rp miliar per tahun. Tujuan pemasaran yang dinyatakan untuk mengembangkan produk atau meningkatkan marketing budget, disebut strategi pemasaran bukan tujuan. Tetapi tujuan lebih menekankan pada hasil yang akan dicapai.
3.        Strategi inti (core strategy)
Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision making. Untuk menghasilkan core strategy ini dibutuhkan pemikiran mendalam dan dibutuhkan pendukung berupa data dan fakta sehingga bisa dirumuskan secara mendalam. Misalnya, menguasai pasar di daerah Lombok dengan mengutamakan price policy (kebijakan harga) tertentu. Core strategy biasanya tidak terlalu panjang, paling banyak cukup satu halaman.
4.        Jadwal pelaksanaan (action plan)
Action plan harus dibuat lebih rinci, karena di sini akan dielaborasi isi core strategy secara rinci. Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan :
·           What, apa tugas yang harus dilakukan,
·           Who, siapa yang bertugas/bertanggungjawab untuk melakukan,
·           When, kapan pekerjaan dilaksanakan dan akan selesai,
·           Where, dimana percobaan pasar akan dilaksanakan,
·           How, bagaimana cara akan dilaksanakan tugas tersebut.
5.        Anggaran pemasaran (marketing budget)
Di dalam marketing budget harus dinyatakan secara jelas berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk berbagai teknik promosi, riset pemasaran dan sebagainya.
2.        Kontrol (control)
Untuk semua impelementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari pelaksana atau hasil observasi. Jika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil tindakan perbaikan.

your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post