MARKETING PLAN
(RENCANA
PEMASARAN)
A. Pokok Bahasan
Marketing
Plan (rencana pemasaran)
B.
Sub
Pokok Bahasan
1.
Ruang Lingkup Marketing Plan (rencana
pemasaran)
2.
Konsep AIDA+S
3.
Wirausaha harus Melaksanakan Konsep
Pemasaran
4.
Mengutamakan Pelanggan
5.
Tiga Komponen Marketing Concept
6.
Strategi Pemasaran
7.
Menyusun Marketing Plan
C. Tujuan
1.
Mahsiswa diharapkan dapat memahami Ruang
Lingkup Marketing Plan (rencana pemasaran)
2.
Mahasiswa diharapkan dapat memahami
Konsep AIDA+S
3.
Mahasiswa diharapkan dapat Melaksanakan
Konsep Pemasaran
4.
Mahasiswa diharapkan dapat mengutamakan pelanggan
5.
Mahsiswa diharapkan dapat memahami Tiga
Komponen Marketing Concept
6.
Mahsiswa diharapkan dapat memahami
Strategi Pemasaran
7.
Mahsiswa diharapkan dapat menyusun Marketing Plan
D. Metode
1.
Penugasan Baca
2.
Ceramah dan Tanya jawab
3.
Diskusi kelompok dan pleno
4.
Penguatan materi oleh dosen
E. Media dan Bahan
1.
Makalah tentang modul dan materi
2.
Buku-buku/referensi yang terkait dengan
modul ini
3.
Laptop, Infokus LCD
4.
White board dan marker
5.
Kertas tulis dan balpoin
F. Waktu Pembahasan : 100 menit
1.
Tugas baca :
20 menit
2.
Ceramah dan Tanya jawab :
30menit
3.
Diskusi kelompok : 20 menit
4.
Diskusi pleno : 20
menit
5.
Evaluasi : 10 menit
G. Proses Pembahasan
1.
Dosen menjelaskan tentang penggunaan
modul dan proses belajar mengajar
2.
Dosen menjelaskan tentang:
a.
Modul dan tujuan modul
b.
Judul pokok bahasan
c.
Judul sub pokok bahasan
d.
Metode dan media pembahasan
e.
Waktu dan alokasi waktu
f.
Proses belajar mengajar
3.
Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa
untuk membaca makalah tentang Ruang Lingkup Marketing Plan (rencana pemasaran), Konsep AIDA+S, Wirausaha harus
Melaksanakan Konsep Pemasaran, Mengutamakan
Pelanggan, Tiga Komponen Marketing Concept, Strategi Pemasaran,
Menyusun Marketing Plan
4.
Dosen menjawab pertanyaan-pertanyaan
penjelasan dari mahasiswa, dan memberikan ceramah dan penekanan-penekanan pada
pokok-pokok bahasan.
5.
Dosen memberikan pengantar tentang
diskusi kelompok
6.
Diskusi kelompok
Mahasiswa
dibagi dalam 7 kelompok, masing-masing membahas satu sub pokok bahasan yang
berbeda, secara diundi. Kelompok ditugasi untuk memilih ketua dan sekretaris,
membahas sub pokok bahasan masing-masing, membuat catatan hasil diskusi sebagai
bahan laporan dalam diskusi pleno.
7.
Diskusi pleno
·
Dosen menugaskan juru bicara
masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya.
·
Para peserta diskusi menyampaikan
komentarnya.
·
Dosen memberikan komentarnya dan
merangkum hasil diskusi.
H.
Materi
Pembahasan
1. Ruang Lingkup Rencana Pemasaran
Untuk menyusun marketing plan maka perlu
dijawab tiga pertanyaan berikut :
§ Where
have we been ?
§ Where
do we want to go ?
§ How
do we get there ? (Hisrich-Peters, 1905: 139).
Pertanyaan di
atas perlu diidentifikasi dan dijawab dari mana kita berangkat? Untuk itu harus
perhatikan latar belakang perusahaan, kekuatan dankelemahan perusahaan,
bagaimana keadaaan persaingan serta bagaimana peluang dan kendala yang
dihadapi.
Kemudian kemana
arah yang dituju? Di sini perlu ditetapkan sasaran matketing untuk masa yang
akan dating. Lalu bagaimana mencapai sasaran itu? Di sinilah perlu diterapkan
strategi pemasaran. Mungkin juga perlu dilakukan penelitian pemasaran. Anggaran
belanja perlu disiapkan untuk pelaksnaan rencana ini.
Marketing plan
ini adalah merupakan bagian dari bussinis
plan. Perencanaan yang harus disipakan seperti yang dijelaskan Bygrave
adalah analisa situasi perusahaan dan lingkungannya, analisa dan penilaian
peluang, kekuatan, kelemahan dan kendala yang dihadapi di pasar. Juga harus
digambarkan sasaran konsumen dan strategi pemsaran yang digunakan. Jadi inti
dari kegiatan dari marketing plan ini adalah:
§ Analisa
situasi lingkungan dan peluang pasar
§ Mengembangkan
sasaran pemasaran
§ Menetapkan
strategi pemasaran
§ Menciptakan
taktik atau tindakan pelaksanaan
Karakteristik dari suatu marketing
plan yang baik harus memenuhi beberapa criteria yaitu :
§ Harus
didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa target market, di
mana lokasi, dan berapa besar kemungkinan daya serapnya.
§ Bagaimana
teknik promosi yang efektif
§ Bagaimana
perubahan harga di pasar
§ Bagiamana
saluran distribusi
§ Bagaimana
keadaan saingan
§ Bagaimana
SWOT dari perusahaan
§ Siapkan
sumber-sumber yang diperlukan seperti SDM, keuangan, fasilitas ruangan dan
sebagainya.
2.
Konsep
AIDA + S
Di
dalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausahawan
memperhatikan konsep AIDA + S. AIDA + S
merupakan singkatan dari Attention,
Interest, Desire, Action + Saticfaction.
Konsep ini
berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pebisnis yang dapat
menarik hati konsumen. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang memuaskan
konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan.
Pertama
kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tentu yang muncul lebih dulu adalah
perhatian (attention), misalnya
konsumen lewat di depan sebuah took, lalu konsumen memperhatikan barang yang dipajangkan
pada sebuah etalase. Kemudian setelah itu muncul minat (interest) konsumen, lalu dia masuk ke dalam took. Setelah masuk ke
dalam toko kemudian konsumen minta dilayani. Ini artinya keinginannya (desire) konsumen semakin meningkat.
Kemudian ia menanyakan berapa harga barang tersebut, melakukan tawar-menawar,
ketika cocok harganya maka dia akan membelinya (action). Setelah barang itu dikonsumsi maka akan muncul dua
kemungkinan yaitu puas atau tidak puas (satisfaction).
3.
Wirausaha
harus Melaksanakan Konsep Pemasaran
Ada lima konsep yang berkembang
yaitu :
1)
Konsep
Produksi (production concept)
Konsep produksi
beritik tolak dari anggapan bahwa konsumen ingin produk yang harga murah dan
mudah didapatkan di mana-mana. Produsen yang menganut konsep ini, akan membuat
produksi secara masal, menekankan biaya dengan efisiensi tinggi, sehingga harga
pokok pabrik bias di tekan dan harga jual bisa lebih rendah dari saingan.
Produsen tipe
ini akan mendistribusikan hasil produksinya ke seluruh pelosok agar mudah
diperoleh konsumen. Konsep ini merupakan konsep awal dari produsen untuk
menguasai pasar. Konsep ini akan sangat berhasil jika belum banyak saingan dan
konsumen belum memperhatikan kualitas. Yang paling penting bagi konsumen adalah
terpenuhi kebutuhan dan kepuasannya, masalah “wants” belum diperhatikan.
2)
Konsep
Produk (product concept)
Pada saat barang
masih langka di pasar, maka produsen memusatkan pembuatannya pada produk saja.
Produsen belum memperhatikan selera konsumen, hanya membuat barang dengan to pleace one self, hanya menuruti
bagaimana selera sendiri. Produsen hanya melihat cermin dan tidak melihat
jendela. Dia hanya melihat kebutuhannya sendiri saja, tidak melihat selera
konsumen.
Kaum
produsen menganut konsep ini karena produsen mendasarkan pemikirannya pada
premis-premis berikut :
§ Konsumen
akan lebih memperhatikan mutu berbagai barang sebelum mereka membeli
§ Konsumen
mengetahui perbedaan mutu berbagai macam barang
§ Konsumen
selalu mencari barang dengan mutu baik
§ Produsen
harus menjaga mutu dengan selalu memperhatikan langganan
3)
Konsep
Penjualan (selling concept)
Produsen
membuat barang kemudian harus menjual barang itu, dengan berbagai teknik
promosi. Hal yang paling penting di sini adalah adanya kegiatan promosi secara
maksimal. Paham dari konsep ini adalah konsumen pasti akan mau membeli barang,
bila mereka diransang untuk membeli. Promosi besar-besaran adalah merupakan
_lter khas dari selling concept.
Premis yang
mendasarinya adalah:
§ Konsumen
cenderung menolak membeli barang yang tidak penting, karenanya mereka harus
didorong untuk membeli.
§ Konsumen
dapat dipengaruhi melalui stimulasi untuk membeli
§ Tugas
produsen adalah mendorong penjualan
4)
Konsep
Pemasaran (marketing concept )
Produsen
tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal melancarkan promosi. Akan tetapi
produsen memusatkan perhatiannya pada selera konsumen. Produsen memperhatikan needs dan wants. Dalam hal ini produsen tidak lagi melihat cermin tetapi
melihat jendela. Artinya, produsen selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan
oleh konsumen atau pelanggan, karena mereka tidak hanya membutuhkan fisik
baranya saja akan tetapi mereka ingin mengharapkan manfaat barang tersebut (wants). Jika ini dapat dipuaskan maka
kegiatan marketing perusahaan akan mencapai sukses. Premis yang mendasari
konsep pemasaran ini adalah:
§ Konsumen
selalu memilih barang yang dapat memuaskan ke needs dan wants nya
§ Konsumen
dapat kelompokkan berdasarkan needs dan
wants nya
§ Tugas
organisasi adalah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta
mengembangkan program pemasarannya yang efektif
5)
Konsep
pemasaran berwawasan ltern (social
concept responsibility)
Tingkat
orientasi pada rasa tanggungjawab social dan kemanusiaan. Karena banyaknya kritik
dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang ltern dari pemerintah maupun dari
masyarakat melalui lembaga, konsumen, maka perusahaan harus memiliki rasa
tanggungjawab moral untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya. Tanggungjawab
social ini dalam arti luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak
kesehatan. Menggunakan sumber daya alam secara bertanggungjawab, selalu menjaga
kebersihan air dan udara dari ancaman polusi, mengurangi kebisinya mesin
pabrik.
Premis yang
mendasari konsep ini adalah:
§ Gejala
konsumerisme (gejala protes dari konsumen terhadap ketidakpuasan yang dilakukan
oleh produsen). Akan muncul apabila masyarakat memperoleh barang yang tidak
baik dan mendapatkan layanan kurang memuaskan.
§ Masyarakat
selalu menuntut tanggungjawab organisasi, begitu mereka mendapat perlakuan yang
kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu.
§ Anggota
masyarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap komoditi
yang mereka beli.
4.
Mengutamakan
Pelanggan
Untuk memelihara
langganan maka tentu saja langganan harus mendapatkan kepuasan melalui nilai
lebih yang diterimanya dibandingkan dengan nilai uang yang dikeluarkannya untuk
memperoleh barang tersebut.
Nilai yang diterima oleh pelanggan
adalah selisih dari total customer value
dikurangi dengan total customer cost. Ketentuan umumnya adalah :
V = TCV – TCC
V = 10 – 5 = 5
Vaule = 5.
TCV berarti sejumlah
manfaat yang diperoleh pelanggan dari suatu barang yang dibelinya sedangkan TCC
sejumlah uang atau pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan
barang tersebut. Misalnya seorang pelanggan berbelanja pada sebuah toko, yang
dia harapkan adalah mutu barang tersebut, harga murah, layanan toko memuaskan,
kenyamanan berbelanja bahkan mencari tempat parkir yang aman.
Kepuasan atau satisfaction yang dimaksudkan adalah satisfaction is a person’s feelings of
pleasure disappointment resulting from comparing a product’s perceived
performance (or outcome) in relation to his or her expectations (Philip
Kotler, 1997: 40). Artinya, kepuasan adalah rasa senang, lega, atau kecewa di
mana pelanggan yang membandingkan kesannya terhadap produk/jasa yang dia beli
dihubungkan dengan manfaat yang dia peroleh dari barang tersebut.
Untuk menjaga kepuasan
pelanggan, maka perusahaan harus melakukan integrated
marketing (pemasaran terpadu). Menurut Philip Kotler, 1997: 23, when all the company’s departments work
together to serve the customer’s interests, the result is integrated marketing.
Jadi integrated marketing ini berarti
suatu keterpaduan di antara para karyawan secara bersama-sama memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Oleh sebab itu, pemimpin perusahaan,
harus membenahi, mendidik karyawannya agar semua mempunyai arah, sikap dan
sasaran utamanya adalah memberikan kepuasan kepada konsumen.
5.
Tiga
Komponen Marketing Consept
Ada
tiga komponen penting yaitu customer
needs and wants, organizationally integrated marketing strategy and goals
(Bygrave, 1994: 68).
Pertama,
inti
dari marketing concept adalah bukan
membuat konsumen mengikuti keinginan dari produsen, tetapi sebaliknya
mengharuskan produsen memahami dan berusaha mengikuti selera konsumen.
Kedua,
walaupun sebuah bisnis telah tumbuh menjadi besar, namun kegiatan bisnis tetap
satu arah yaitu customer focus. Semua
karyawan dari segala bidang, harus mempunyai pandangan yang sama, langsung atau
tidak langsung harus selalu membuat konsumen mempunyai persepsi yang baik
terhadap perusahaan. Semua karyawan harus bekerjasama dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada konsumen demi nama baik perusahaan.
Ketiga,
goals achievement. Memang tujuan
perusahaan adalah untuk meningkatkan volume penjualan, tapi selain itu yang
dilakukan juga adalah membuat kegiatan marketing yang lebih efektif yang dapat
menunjang volume penjualan lebih tinggi. Tujuan lainnya adalah meningkatkan image positif terhadap perusahaan dan
dapat memperluas marketing share.
Untuk
mengimplementasikan marketing concept,
maka perusahaan harus memiliki informasi yang lengkap dengan keinginan
konsumen, agar produk yang dijual cocok dengan selera konsumen dan dapat
terjual dengan sendirinya.
Ada beberapa hal
yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu barang yaitu :
a.
Budaya dan sub kultur, yang memiliki value tersendiri, sikap dan kepercayaan
yang mempengaruhi respon mereka terhadap lingkungan.
b.
Social
class. Kita harus memperhatikan tingkat atau kelas
ekonomi konsumen, apakah mereka kelas bawah, menengah atau atas. Perbedaan
tingkat ekonomi mereka berpengaruh pada tingkat daya beli, seleranya, tipe dan
kualitas yang mereka beli.
c.
Self
image. Ada kecenderungan mereka percaya bahwa tampilan
seseorang dicerminkan oleh barang yang ia beli, “you are what you buy”.
d.
Reference
groups, ini terdiri dari orang-orang dekatnya, seperti teman,
keluarga, teman sekantor, klub olah raga, biasanya konsumen akan membeli
seperti yang dibeli oleh teman-temannya tadi.
e.
Situational
factors. Kadang konsumen merasakan situasi yang sangat
berkesan saat membeli suatu produk _ltern saat ultah, mendapat kupon, saat
liburan sehingga mereka akan senantiasa mengingat barang tersebut.
6.
Strategi
Pemasaran
Strategi
pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu
kelompok orang yang ingin dicapai oleh produk perusahaan dan menciptakan suatu
bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut.
Dalam menyusun
strategi pemasaran ada dua variable yang perlu dipertimbangkan yaitu :
a.
Variable yang dapat dikontrol oleh
wirausaha yaitu : “Market segmentation”
Di sini pengusaha harus menetapkan strategi arah
dari sasaran produknya. Apakah sasaran pemasarannya ditujukan kepada seluruh
lapisan masyarakat/konsumen, atau hanya tertuju kepada konsumen tertentu saja.
Kedua arah strategi ini memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Perusahaan yang mengarahkan produknya untuk semgmen masyarakat secara
keseluruhan maka akan berpotensi mendapat keuntungan yang besar. Namun sekaran
perusahaan sudah banyak yang memilih segmen tertentu dan khusus untuk
menunjukkan produk yang khas, seperti khas ayam Taliwang (Lombok), pek mpek
(Palembang), fashion ala Khadijah, pasta gigi yang diarahkan ke konsumen
konsumen kelas menengah ke atas dengan harga tinggi atau sebaliknya, dan
lain-lain.
Ada beberapa
cara menyusun segmen pasar yaitu :
1)
Berdasarkan geografis
Dalam
hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan wilayah (daerah, provinsi dan
kota). Untuk bisa menjangkau itu maka dibuatlan iklan promosi yang dapat
menjangkau dan menembus lokasi-lokasi tersebut.
2)
Berdasarkan demografis
Dalam
hal ini pasar dibagi berdasarkan variable jenis kelamin, umur, jumlah anggota
keluarga, pendapatan, jabatan, pendidikan, agama dan suku. Faktor ini sangat
banyak digunakan dalam menentukan segmen pasar, seperti yang dinyatakan oleh
James F. Engel (1979: 136), “the most
useful dimensions of demograpich classification are: 1) age. 2) income, 3)
geographic location, 4) lifecycle, 5) social class, 6) occupation, 7) home
ownership, 8) education”.
3)
Berdasarkan psikografis
Dalam
hal ini konsumen dipilah-pilih berdasarkan kelas _ltern masyarakat seperti gaya
hidup, keperibadian dan minat. Kelas _ltern akan membuat konsumen menentukan
lemah dan kuatnya dalam belanja. Konsumen yang kuat akan berbeda keputusannya
membeli merk mobil, fasilitas rumah tangga, menentukan kemana akan refreshing keluarga. Begitu juga akan
berbeda keputusannya dalam membeli jenis makanan, tempat pendidikan
anak-anaknya dan sebagainya.
Jadi istilah
psikografis memusatkan perhatian pada gejala kegaitan (perilaku), minat dan
opini konsumen.
4)
Berdasarkan perilaku
Segmentasi
ini didasarkan pada sikap, perilaku, pengetahuan dan tanggapan konsumen pada
suatu produk. Untuk membentuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(a) Kejadian; Maksudnya, kapan terjadi permintaan tersebut, sangat tergantung
pada siatuasi tertentu seperti permintaan tempat rekreasi akan banyak disaat
liburan, hewan kurban akan banyak diminta saat bulan haji, dan lainnya, (b)
Manfaat; Konsumen akan membeli suatu produk apabila produk tersebut dapat
dirasakan manfaat yang tinggi baginya, seperti manfaat perjalanan untuk
berlibur,(c) Status pemakai;(d) Perusahaan perlu mengarahkan produknya kepada
status pemakai/konsumen tetap (potensial). Konsumen ini senantiasa menjadi
pelanggan potensial maka perlu dipelihara, baru kemudian menggarap konsumen
baru. (e) Tingkat pemakain; Segmentasi ini dapat berbentuk pengelompokan pada
pasar ringan, sedang dan berat.
a)
Market budget
Strategi
penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi keberhasilan
pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah
kegiatan marketing maka jumlah penjualan meningkat.
Berapa besarnya
jumlah anggaran belanja marketing, sangat tergantung pada barang yang
dipasarkan. Umumnya untuk barang-barang lux akan lebih banyak barang belanja
marketing, dibandingkan dengan barang-barang kebutuhan sehari-sehari seperti
beras, ikan, sayur dan sebagainya. Barang-barang yang lux akan banyak
membutuhkan biaya pemasaran seperti untuk iklan, surat kabar, radio, baliho.
Begitu juga untuk biaya personal selling
untuk melayani konsumen yang besarnya dapat mencapai 50% - 60% dari harga jula.
b) Timing
Disini
perusahaan harus melihat waktu yang efektif, kapan ia harus memulai melancarkan
pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran untuk dibuka (launching). Penjualan pakaian lebaran
akan tepat kalau di launching
menjelang lebaran, begitu juga dengan pakaian sekolah timingnya dibuka menjelang tahun ajaran baru. Tindakan timing yang tepat akan memberikan
keuntungan yang besar buat perusahaan tersebut.
c)
Marketing mix
Marketing mix
berarti bauran pemasaran yaitu kegiatan mengkombinasikan berbagai kegiatan
pemasaran agar dapat dicapai hasil maksimal. Ada empat jenis marketing mix yang dikenal dengan 4P
yaitu :
1)
P1 = product
2)
P2 = price
3)
P3 = place
4)
P4 = promotion
P1 = Product. Produk merupakan titik sentral dari
kegiatan pemasaran. Bagaimana pun hebatnya suatu kegaitan promosi tetapi kalau
tidak diimbangi dengan produk yang bermutu maka menjadi sia-sia kegiatan
pemasarannya. Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar menciptakan quality product yang tinggi sehingga
bisa memberikan kepuasan (satisfaction)
yang tinggi juga kepada konsumen.
P2 = Price. Masalah kebijakan harga turut menentukan
keberhasilan pemasaran. Kebijakan harga dapat dilakukan pada level produsen,
grosir dan retailer. Harga di sini bukanlah hanya harga yang murah atau yang
tinggi semata, akan tetapi menentukan harga yang tepat, yang disesuaikan dengan
kualitas barang, daya beli masyarakat maupun keadaan pesaingnya.
P3 = Place / saluran distribusi. Sebelum
perusahaan menyalurkan barangnya, maka sudah ada perencanaan pola
distribusinya. Disini penting sekali diadakan saluran distribusi untuk
meningkatkan frekuensi pemasaran. Produsen dapat melakukan 2 hal yaitu push dan pull. Push strategy berarti
mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke konsumen,
karena distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap unitnya.
Sedangkan pull strategy adalah usaha
menarik barang dari dalam toko ke tangan
konsumen dengan mengandalkan promosi di media masa.
P4 = Promotion. Antara promosi dan produk tidak
dapat dipisahkan. Ini ibarat setali mata uang, harus disikapi secara bersama
untuk suksesenya pemasaran dan penjualan produk tersebut. Di sini harus ada
keseimbangan, produk berkualitas sesuai dengan selera konsumen, dibarengi
dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha
marketing.
Kegiatan-kegiatan
promosi dapat dilakukan dengan :
§ Advertising,
berarti berita tentang suatu barang atau jasa. Secara lengkap advertising dapat diartikan sebagai
bentuk presentasi atau penyajian dan promosi mengenai ide, barang dan jasa yang
dilakukan oleh sebuah sponsor tertentu. Media yang digunakan adalah media masa,
papan reklame, spanduk maupun poster.
§ Personal selling,
presentasi melalui percakapan satu atau dua orang penjual dengan tujuan
melakukan penjualan. Personal selling
ini dapat terjadi di toko, di rumah-rumah atau tempat-tempat perusahaan yang
dikunjungi oleh agen-agen penjual.
§ Sales promotion,
berarti memberi dorongan kepada para pembeli hanya mau membeli suatu produk
dengan imbalan akan mendapat hadiah atau bonus tertentu. Hadiah dapat diberikan
melalui undian, korting atau jual obral.
§ Public relation,
tujuannya adalah untuk member citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan.
Melalui publicity dapat dibentuk
pandangan baik dan mencegah berita-berita negative terhadap perusahaan.
Contohnya, mengundang para wartawan ke perusahaan, kemudian melakukan wawancara
dan dipublikasikan melalui media masa tentang keunggulan perusahaan dan tanpa
pembayaran.
7.
Menyusun
Marketing Plan
Setelah
wirausahawan memahami beberapa konsep pemasaran, maka selanjutnya dapat disusun
marketing plan. Plan berarti merencanakan. Esensi planning tidak lain adalah decision
making. Eksekutif marketing harus mampu menyusun core strategy (strategi inti)
perusahaan untuk tahun yang akan datang. Strategi tersebut harus dinamis
disesuaikan dengan tuntutan pasar dan kondisi terkini.
Format
marketing plan
Format marketing plan tentu tidak sama untuk
semua jenis perusahaan, karena kegiatan usahanya berbeda. Akan tetapi yang
penting adalah, core strategy nya.
Format secara umum :
1.
Analisa situasi (SWOT)
Wirausahawan
harus menganalisis keadaan intern maupun ekstern perusahaannya. Keadaan intern
meliputi gambaran penjualan satu tahun terakhir serta analisis jumlah yang
diperoleh. Kemudian analisis kondisi human
resources (SDM) dan sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan. Untuk
kondisi ektern berkaitan dengan keadaan makro yang kemungkinan ada hubungan
dengan kegiatan perusahaan. Seperti situasi ekonomi global, politik, sosial dan
budaya.
2.
Tujuan pemasaran (marketing objectives)
Tujuan
perusahaan bisa bermacam-macam tergantung pada orientasi perusahaan yang sedang
berjalan. Misalnya, tujuan perusahaan adalah mempertahankan statusnya sebagai leader company (perusahaan yang sedang
berjaya), memperluas jaringan atau penguasaan market share sampai 30 %. Dapat juga berupa penetapan volume
penjualan total (total selling)
sekian Rp miliar per tahun. Tujuan pemasaran yang dinyatakan untuk
mengembangkan produk atau meningkatkan marketing
budget, disebut strategi pemasaran bukan tujuan. Tetapi tujuan lebih
menekankan pada hasil yang akan dicapai.
3.
Strategi inti (core strategy)
Strategi
inti merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision making. Untuk menghasilkan core strategy ini dibutuhkan pemikiran mendalam dan dibutuhkan
pendukung berupa data dan fakta sehingga bisa dirumuskan secara mendalam.
Misalnya, menguasai pasar di daerah Lombok dengan mengutamakan price policy (kebijakan harga) tertentu.
Core strategy biasanya tidak terlalu
panjang, paling banyak cukup satu halaman.
4.
Jadwal pelaksanaan (action plan)
Action plan
harus dibuat lebih rinci, karena di sini akan dielaborasi isi core strategy secara rinci. Action plan harus menjawab beberapa
pertanyaan :
·
What,
apa tugas yang harus dilakukan,
·
Who,
siapa yang bertugas/bertanggungjawab untuk melakukan,
·
When,
kapan pekerjaan dilaksanakan dan akan selesai,
·
Where,
dimana percobaan pasar akan dilaksanakan,
·
How,
bagaimana cara akan dilaksanakan tugas tersebut.
5.
Anggaran pemasaran (marketing budget)
Di
dalam marketing budget harus
dinyatakan secara jelas berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk berbagai teknik
promosi, riset pemasaran dan sebagainya.
2.
Kontrol (control)
Untuk
semua impelementasi marketing plan
harus dilakukan pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan membaca laporan-laporan
tertulis dari pelaksana atau hasil observasi. Jika terjadi penyimpangan atau
kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil tindakan perbaikan.
This post have 0 komentar