-->

Sunday 27 November 2016

author photo


MODUL.2
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

A.      Pokok Bahasan
Konsep Dasar Kewirausahaan
B.       Sub Pokok Bahasan
1.        Pengertian Kewirausahaan
2.        Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
3.        Kasus Pengertian Kewirausahaan
4.        Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
5.        Proses Kewirausahaan
C.      Tujuan
1.        Mahsiswa diharapkan dapat menjelaskan dan menerangkan tentang pengertian Kewirausahaan
2.        Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan ciri-ciri Kewirausahaan
3.        Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi watak Kewirausahaan
4.        Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan proses kewirausahaan
5.        Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi kasus kewirausahaan
D.      Metode
1.        Penugasan Baca
2.        Ceramah dan Tanya jawab
3.        Diskusi kelompok dan pleno
4.        Penguatan materi oleh dosen
E.       Media dan Bahan
1.        Makalah tentang modul dan materi
2.        Buku-buku/referensi yang terkait dengan modul ini
3.        Laptop, Infokus LCD
4.        White board dan marker
5.        Kertas tulis dan balpoin
F.       Waktu Pembahasan : 100 menit
1.        Tugas baca                                   :  20 menit
2.        Ceramah dan Tanya jawab           :  30menit
3.        Diskusi kelompok                        :  20 menit
4.        Diskusi pleno                               :  20 menit
5.        Evaluasi                                        :  10 menit
G.      Proses Pembahasan
1.        Dosen menjelaskan tentang penggunaan modul dan proses belajar mengajar
2.        Dosen menjelaskan tentang:
a.         Modul dan tujuan modul
b.         Judul pokok bahasan
c.         Judul sub pokok bahasan
d.        Metode dan media pembahasan
e.         Waktu dan alokasi waktu
f.          Proses belajar mengajar
3.        Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membaca makalah tentang pengertian kewirausahaan, ciri-ciri dan watak kewirausahaan, proses kewirausahaan, faktor-faktor motivasi berwirausaha, dan kasus kewirausahaan.
4.        Dosen menjawab pertanyaan-pertanyaan penjelasan dari mahasiswa, dan memberikan ceramah dan penekanan-penekanan pada pokok-pokok bahasan.
5.        Dosen memberikan pengantar tentang diskusi kelompok
6.        Diskusi kelompok
Mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing membahas satu sub pokok bahasan yang berbeda, secara diundi. Kelompok ditugasi untuk memilih ketua dan sekretaris, membahas sub pokok bahasan masing-masing, membuat catatan hasil diskusi sebagai bahan laporan dalam diskusi pleno.
7.        Diskusi pleno
·      Dosen menugaskan juru bicara masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya.
·      Para peserta diskusi menyampaikan komentarnya.
·      Dosen memberikan komentarnya dan merangkum hasil diskusi.



H.      Materi Pembahasan
1.        Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa: (a)Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kew irausahaan; (b) Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatansendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkankewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorangwirausaha dalam melaksanakanusaha/kegiatan.
Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis yang diterjemahkan secara harfiah adalah perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karsa serta karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.
Stoner, James: kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi-lahan kerja, tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain.
Kewirausahaan berbeda dengan manajemen. Paul H. Wilken menjelaskan bahwa kewirausahaan mencakup upaya mengawali perubahan dalam produksi, sedangkan manajemen mencakup koordinasi proses produksi yang sudah berjalan.
Faktor-faktor psikologi pada pertengahan 1980-an Thomas Begley dan David P. Boyd mempelajari literatur psikologi mengenai kewirausahaan. Mereka menemukan 5 dimensi :
1.        Kebutuhan untuk berprestasi. Wirausahawan mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi: Need for achievement sangat tinggi.
2.        Letak kendali : individu mengendalikan hidup mereka sendiri- bukan keberuntungan atau nasib
3.        Toleransi terhadap resiko : wirausahawan yang bersedia mengambil resiko memperoleh hasil yang lebih besar daripada orang yang tidak mau ambil resiko
4.        Toleransi terhadap keragu-raguan
5.        Tingkah laku tipe A : ambisius, energik.
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial
1.        Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan pekerjaan baru dalam ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagi wirausahawan misalnya : permintaan pelayanan sektor jasa meledak
2.        Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.
3.        Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: Komputer digital,mesin fotokopi, laser, power steering.
4.        Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar internasional menyediakan peluang kewirausahaan.
Kewirausahaan pertama  kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru  seperti  mesin  uap,  mesin  pemintal,  dll.  Tujuan  utama  mereka  adalah  pertumbuhan  dan  perluasan  organisasi  melalui  inovasi  dan  kreativitas.  Keuntungan  dan  kekayaan bukan tujuan utama.
Secara  sederhana  arti  wirausahawan  (entrepreneur)  adalah  orang  yang  berjiwa  berani mengambil  resiko  untuk  membuka  usaha  dalam  berbagai  kesempatan  Berjiwa  berani mengambil  resiko  artinya  bermental  mandiri  dan  berani  memulai  usaha,  tanpa  diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.  (Kasmir, 2007 : 18). Pengertian  kewirausahaan  relatif  berbeda-beda  antar  para  ahli/sumber  acuan dengan  titik  berat  perhatian  atau  penekanan  yang  berbeda-beda,  diantaranya  adalah  penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter,  1934),  ekplorasi  berbagai  peluang  (Kirzner,  1973),  menghadapi ketidakpastian  (Knight,  1921),  dan  mendapatkan  secara  bersama  faktor-faktor  produksi (Say,  1803). 
Beberapa  definisi  tentang  kewirausahaan  tersebut  diantaranya  adalah sebagai berikut: Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan  didefinisikan  sebagai  bekerja  sendiri  (self-employment).  Seorang wirausahawan  membeli  barang  saat  ini  pada  harga  tertentu  dan  menjualnya  pada masa  yang  akan  datang  dengan  harga  tidak  menentu.  Jadi  definisi  ini  lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
Jean Baptista Say (1816) Seorang  wirausahawan  adalah  agen  yang  menyatukan  berbagai  alat-alat  produksi dan menemukan nilai dari produksinya. Frank Knight (1921) Wirausahawan  mencoba  untuk  memprediksi  dan  menyikapi  perubahan  pasar. Definisi  ini  menekankan  pada  peranan  wirausahawan  dalam  menghadapi ketidakpastian  pada  dinamika  pasar.  Seorang  worausahawan  disyaratkan  untuk melaksanakan  fungsi-fungsi  manajerial  mendasar  seperti  pengarahan  dan pengawasan
Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan  adalah  seorang  inovator  yang  mengimplementasikan  perubahan perubahan  di  dalam  pasar  melalui  kombinasi-kombinasi  baru.  Kombinasi  baru tersebut  bisa  dalam  bentuk  (1)  memperkenalkan  produk  baru  atau  dengan  kualitas baru,  (2)  memperkenalkan  metoda  produksi  baru,  (3)  membuka  pasar  yang  baru (new  market),  (4)  Memperoleh  sumber  pasokan  baru  dari  bahan  atau  komponen baru,  atau  (5)  menjalankan  organisasi  baru  pada  suatu  industri.    Schumpeter mengkaitkan  wirausaha  dengan  konsep  inovasi  yang  diterapkan  dalam  konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Penrose (1963) Kegiatan  kewirausahaan  mencakup  indentifikasi  peluang-peluang  di  dalam  sistem ekonomi.  Kapasitas  atau  kemampuan  manajerial  berbeda  dengan  kapasitas kewirausahaan. Harvey Leibenstein (1968, 1979) Kewirausahaan  mencakup  kegiatan-kegiatann  yang  dibutuhkan  untuk  menciptakan atau  melaksanakan  perusahaan  pada  saat  semua  pasar  belum  terbentuk  atau  belum teridentifikasi  dengan  jelas,  atau  komponen  fungsi  produksinya  belum  diketahui sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979) Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio; Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,  mengembangkaan, dan  membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih  baik  dalam  menjalankan  sesuatu.  Hasila  akhir  dari  proses  tersebut  adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Peter F. Drucker  Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu  yang baru dan berbeda.  Pengertian  ini  mengandung  maksud  bahwa  seorang  wirausahan  adalah orang  yang  memiliki  kemampuan  untuk  menciptakan  sesuatu  yang  baru,  berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Menurut Zimmerer; Kewirausahaan  sebagai  suatu  proses  penerapan  kreativitas  dan  inovasi  dalam memecahkan  persoalan  dan  menemukan  peluang  untuk  memperbaiki  kehidupan (usaha).
Salah  satu  kesimpulan  yang  bisa  ditarik  dari  berbagai  pengertian  tersebut  adalah bahwa  kewirausahaan  dipandang  sebagai  fungsi  yang  mencakup  eksploitasi  peluang-peluang  yang  muncul  di  pasar.  Eksploitasi  tersebut  sebagian  besar  berhubungan  dengan pengarahan  dan  atau  kombinasi  input  yang  produktif.  Seorang  wirausahawan  selalu diharuskan menghadapi  resiko atau peluang  yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan  yang  kreatif  dan  innovatif.    Wirausahawan  adalah  orang  yang  merubah  nilai sumber  daya,  tenaga  kerja,  bahan  dan  faktor  produksi  lainnya  menjadi  lebih  besar dari pada  sebelumnya  dan  juga  orang  yang  melakukan  perubahan,  inovasi  dan  cara-cara baru.
Selain  itu,  seorang  wirausahawan  menjalankan  peranan  manajerial  dalam kegiatannya,  tetapi  manajemen  rutin  pada  operasi  yang  sedang  berjalan  tidak digolongkan  sebagai  kewirausahaan.  Seorang  individu  mungkin  menunjukkan  fungsi kewirausahaan  ketika  membentuk  sebuah  organisasi,  tetapi  selanjutnya  menjalankan fungsi  manajerial  tanpa  menjalankan  fungsi  kewirausahaannya.  Jadi  kewirausahaan  bisa bersifat sementara atau kondisional. 
Kesimpulan  lain  dari  kewirausahaan  adalah  proses  penciptaan  sesuatu  yang berbeda  nilainya  dengan  menggunakan  usaha  dan  waktu  yang  diperlukan,  memikul resiko finansial,  psikologi  dan  sosial  yang  menyertainya,  serta  menerima  balas  jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak  awal  sebagian  orang  masih  kurang  sreg  dengan  kata  swasta.  Persepsi  tentang wirausaha  sama  dengan  wiraswasta  sebagai  padanan  entrepreneur.  Perbedaannya  adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha.  Istilah  wirausaha  kini  makin  banyak  digunakan  orang  terutama  karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan  yang dihadapi  oleh  generasi  muda  pada  saat  ini  banyak  pada  bidang  lapangan  kerja,  maka pendidikan  wiraswasta  mengarah  untuk  survival  dan  kemandirian  seharusnya  lebih ditonjolkan.
Sedikit  perbedaan  persepsi  wirausaha  dan  wiraswasta  harus  dipahami,  terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan  dari  pendidikan  yang  diberikan  adalah  sosok  atau  individu  yang  lebih bermental  baja  atau  dengan  kata  lain  lebih  memiliki  kecerdasan  emosional  (EQ)  dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan)  maka  pendidikan  wiraswasta  yang  lebih  tepat.  Sebaliknya  jika  arah  dan tujuan  pendidikan  adalah  untuk  menghasilkan  sosok  individu  yang  lebih  lihai  dalam bisnis  atau  uang,  atau  agar  lebih  memiliki  kecerdasan  finansial  (FQ)  maka  yang  lebih tepat  adalah  pendidikan  wirausaha.  Karena  kedua  aspek  itu  sama  pentingnya,  maka pendidikan  yang  diberikan  sekarang  lebih  cenderung  kedua  aspek  itu  dengan menggunakan  kata  wirausaha.  Persepsi  wirausaha  kini  mencakup  baik  aspek  finansial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono,  2002 : 48)
2.        Ciri dan Watak Wirausaha

NO
Ciri
Watak
1
Percaya diri
Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme
2
Berorientasi pada
tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
3
Pengambilan resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
4
Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
5
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6
Berorientasi ke masa
depan
Pandanga ke depan, perspektif

Sumber : dari Meredith, et.a., dalam Suryana, 2001 : 8.

Dalam  konteks  bisnis,  seorang  entrepreneur  membuka  usaha  baru  (new  ventures) yang menyebabkan  munculnya  produk  baru  atau  ide  tentang  penyelenggaraan  jasa-jasa.
Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) : (1)  fokus pengendalian internal; (2) tingkat energi tinggi; (3)  kebutuhan tinggi akan prestasi;(4) toleransi terhadap ambiguitas ;(5) kepercayaan diri;(6) berorientasi pada action
Karakteristik Wirausahawan (Masykur W): (1) keinginan untuk berprestasi; (2) keinginan untuk bertanggung jawab; (4) referensi kepada resiko menengah;(4) persepsi kepada kemungkian berhasil; (5)  sikap terhadap uang.
Wirausahawan  yang  berhasil  mempunyai  standar  prestasi    tinggi. Potensi kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi) (1) kemampuan inovatif; (2) toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity);(3) keinginan untuk berprestasi; (4) kemampuan perencanaan realistis;(5) kepemimpinan berorientasi pada tujuan; (6) obyektivitas; (7) tanggung jawab pribadi;(8) kemampuan beradaptasi (Flexibility); (9) kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator; (10) tingkat komitmen tinggi (survival)
Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961)
a.         Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi  secara  agresif,  trampil  mempraktekkan  transformasi  transformasi atraktif
b.         Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
c.         Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
d.        Drone Entrepreneurship
Drone  =  malas.  Penolakan  untuk  memanfaatkan  peluang-peluang  untuk  melaksanakan  perubahan-perubahan  dalam  rumus  produksi  sekalipun  hal  tersebut akan mengakibatkan mereka merugi diabandingkan dengan produsen lain. 
Di  banyak  negara  berkembang  masih  terdapat  jenis  entrepreneurship  yang  lain  yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
3.        Proses Kewirausahaan
Tahap-tahap Kewirausahaan 
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
1)        Tahap  memulai,  tahap  di  mana  seseorang  yang  berniat  untuk  melakukan  usaha mempersiapkan  segala  sesuatu  yang  diperlukan,  diawali  dengan  melihat  peluang usaha  baru  yang  mungkin  apakah  membuka  usaha  baru,  melakukan  akuisisi,  atau melakukan  franchising.  Juga  memilih  jenis  usaha  yang  akan  dilakukan  apakah  di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2)        Tahap  melaksanakan  usaha  atau  diringkas  dengan  tahap  "jalan",  tahap  ini seorang  wirausahawan  mengelola  berbagai  aspek  yang  terkait  dengan  usahanya,  mencakup aspek-aspek  :  pembiayaan,  SDM,  kepemilikan,  organisasi, kepemimpinan  yang meliputi  bagaimana  mengambil  resiko  dan  mengambil  keputusan,  pemasaran,  dan melakukan evaluasi.
3)        Mempertahankan  usaha,  tahap  di  mana  wirausahawan  berdasarkan  hasil  yang  telah dicapai  melakukan  analisis  perkembangan  yang  dicapai  untuk  ditindaklanjuti  sesuai dengan kondisi yang dihadapi
4)        Mengembangkan  usaha,  tahap  di  mana  jika  hasil  yang  diperoleh  tergolong  positif atau  mengalami  perkembangan  atau  dapat  bertahan  maka  perluasan  usaha  menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Menurut  Carol  Noore  yang  dikutip  oleh  Bygrave  (1996  :  3),  proses  kewirausahaan diawali  dengan  adanya  inovasi.  Inovasi  tersebut  dipengeruhi  oleh  berbagai  faktor  baik yang  berasal  dari  pribadi  maupun  di  luar  pribadi,  seperti  pendidikan,  sosiologi, organisasi,  kebudayaan  dan  lingkungan.  Faktor-faktor  tersebut  membentuk  locus  of control,  kreativitas,  keinovasian,  implementasi,  dan  pertumbuhan  proses inovasi, proses pemicu, proses pelaksanaan, proses pertumbuhan yang  kemudian berkembangan  menjadi  wirausaha  yang  besar.
Secara  internal,  keinovasian  dipengaruhi oleh  faktor  yang  bersal  dari  individu,  seperti  locus  of  control,  toleransi,  nilai-nilai, pendidikan,  pengalaman.  Sedangkan  faktor  yang  berasal  dari  lingkungan  yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan  menajdi  kewirausahaan  melalui  proses  yang  dipengrauhi  lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007 : 10 – 12). Berdasarkan  analisis  pustaka  terkait  kewirausahaan,  diketahui  bahwa  aspek-aspek  yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a.         Mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan
b.        Pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
c.         SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
d.        Kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e.         Organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f.         Kepemimpinan  :  kejujuran,  agama,  tujuan  jangka  panjang,  proses  manajerial (POAC)
g.        Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

4.        Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28) 
a.         Memiliki  visi  dan  tujuan  yang  jelas.  Hal  ini  berfungsi  untuk  menebak  ke  mana langkah  dan  arah  yang  dituju  sehingga  dapat  diketahui  langkah  yang  harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b.        Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya  menunggu  sesuatu  terjadi,  tetapi  terlebih  dahulu  memulai  dan  mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c.         Berorientasi  pada  prestasi.  Pengusaha  yang  sukses  selalu  mengejar  prestasi  yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha  yang  dijalankan  selalu  dievaluasi  dan  harus  lebih  baik  dibanding sebelumnya.
d.        Berani  mengambil  risiko.  Hal  ini  merupakan  sifat  yang  harus  dimiliki  seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu. 
e.         Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.  Benaknya  selalu  memikirkan  kemajuan  usahanya.  Ide-ide  baru  selalu mendorongnya  untuk  bekerja  kerjas  merealisasikannya.  Tidak  ada  kata  sulit  dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
f.         Bertanggungjawab  terhadap  segala  aktifitas  yang  dijalankannya,  baik  sekarang maupun  yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g.        Komitmen  pada  berbagai  pihak  merupakan  ciri  yang  harus  dipegang  teguh dan harus  ditepati.  Komitmen  untuk  melakukan  sesuatu  memang  merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h.        Mengembangkan  dan  memelihara  hubungan  baik  dengan  berbagai  pihak,  baik yang  berhubungan  langsung  dengan  usaha  yang  dijalankan  maupun  tidak. Hubungan  baik  yang  perlu  dlijalankan,  antara  lain  kepada para  pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Dari  analisis  pengalaman  di  lapangan,  ciri-ciri  wirausaha  yang  pokok  untuk  dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
a.         Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondis sebenarnya dari usaha yang dijalankan,  dan  mau  melaksanakan  kegiatan  usahanya  sesuai  dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat  pembeli  mempunyai  kepercayaan  yang  tinggi  kepada  pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
b.        Mempunyai  tujuan  jangka  panjang,  dalam  arti  mempunyai  gambaran  yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan  motivasi  yang  besar  kepada  pelaku  wirausaha  untuk  dapat melakukan  kerja  walaupun  pada  saat  yang  bersamaan  hasil  yang  diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
c.         Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa  yang  diinginkan  dan  menerima  apapun  hasil  yang  diperoleh.  Dalam  bahasa lain,  dapat  dikemukakan  bahwa  ”manusia  yang  berusaha,  tetapi  Tuhan-lah  yang menentukan  !”  dengan  demikian  berdoa  merupakan  salah  satu  terapi  bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.
Kompetensi  perlu  dimiliki  oleh  wirausahawan  seperti  halnya  profesi  lain  dalam kehidupan,  kompetensi  ini  mendukungnya  ke  arah  kesuksesan.  Dan  &  Bradstreet business  Credit  Service  (1993  :  1)  mengemukakan  10  kompetensi  yang  harus  dimiliki, yaitu :
1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. 
2. Knowing  the  basic  business  management,  yaitu  mengetahui  dasar-dasar pengelolaan  bisnis,  misalnya  cara  merancang  usaha,  mengorganisasi  dan mengenalikan  perusahaan,  termasuk  dapat  memperhitungkan, memprediksi,  mengadministrasikan,  dan  membukukan  kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat,  cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. Having  the  proper  attitude,  yaitu  memiliki  sikap  yang  sempurna  terhadap usaha  yang  dilakukannya.  Dia  harus  bersikap  seperti  pedagang, industriawan,  pengusaha,  eksekutif  yang  sunggung-sungguh  dan  tidak setengah hati.
4. Having  adequate  capital,  yaitu  memiliki  modal  yang  cukup.  Modal  tidak hanya  bentuk  materi  tetapi  juga  rohani.  Kepercayaan  dan  keteguhan  hati merupakan  modal  utama  dalam  usaha.  Oleh  karena  itu,  harus  cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5. Managing  finances  effectively,  yaitu  memiliki  kemampuan  /  mengelola keuangan,  secara  efektif  dan  efisien,  mencari  sumber  dana  dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. Managing  time  efficiently,  yaitu  kemampuan  mengatur  waktu  seefisien mungkin.  Mengatur,  menghitung,  dan  menepati  waktu  sesuai  dengan kebutuhannya.
7. Managing  people,  yaitu  kemampuan  merencanakan,  mengatur, mengarahkan/  memotivasi,    dan  mengendalikan  orang-orang  dalam menjalankan perusahaan.
8. Statisfying  customer  by  providing  high  quality  product,  yaitu  memberi kepuasan  kepada  pelanggan  dengan  cara  menyediakan  barang  dan  jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. Knowing  Hozu  to  Compete,  yaitu  mengetahui  strategi/cara  bersaing. Wirausaha harus  dapat  mengungkap  kekuatan  (strength),  kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia  harus  menggunakan  analisis  SWOT  sebaik  terhadap  dirinya  dan terhadap pesaing.
 10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)
Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas :
Ø  Mau kerja keras (capacity for hard work)
Ø  Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
Ø  Penampilan yang baik (good appearance)
Ø  Yakin (self confidence)
Ø  Pandai membuat keputusan (making sound decision)
Ø  Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
Ø  Ambisi untuk maju (ambition drive)
Ø  Pandai berkomunikasi (ability to communicate)
5.        Kasus Kewirausahaan
Mahasiswa  mencari  kasus-kasus  wirausaha  khususnya  yang  sukses  dari  internet  atau sumber lainnya – TUGAS INDIVIDU, ATAU mahasiswa  ditugaskan  untuk  mengambil  data  mengenai  wirausaha  atau  usaha  kecil menengah  (UKM)  dengan  menggunakan  kuesioner  yang  telah  disiapkan    TUGAS KELOMPOK  :  masing-masing  mahasiswa  dikelompokkan  dengan  anggota  minimal  3 orang dan setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan 5 kasus UKM).




your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post