-->

Friday 14 December 2018

author photo

STRATEGI PEMBERDAYAAN

A.       ARAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan kehidupannya. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat dilakukan secara individual ; meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sitem lain diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayan masyarakat dapat dilakukan  melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting) ; mikro,mezzo, dan makro.
               1.         Aras mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individual melalui bimbingan, konseling, stress management dan crisis intervention. Tujuan utamanya bimbingan atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini serin g disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).
               2.         Aras mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien (masyarakat). Pemberdayaan dilakukan dengan  menggunakan kelompok sebagai media   intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatlkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi.
               3.         Aras makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi system besar (large system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan. Perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi system besar memandang klien sebagai orang yang memiliki komoetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentulkan strategi yang tepat untuk bertindak. 

B.        PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pelaksanaa proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan masyarakat diatas dicapai dengan melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu ; pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan (Suharto, 1997:218-219).
               1.         Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari  skeet-seket cultural dan structural yang menghambat.
               2.         Penguatan : memperkuat pengetahuan kemampuan yang dimiliki masyarkat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya . pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.
               3.         Perlindungan: melindung masyarakat terutama kelompk-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dengan yang lemah., dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
               4.         Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarkat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarkat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.
               5.         Pemeliharaaan: memeelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusui kekuasaan antara berbagai kelompok masyrakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang yang memperoleh kesempatan berusaha.
Debois dan Miley (1992-221) memberi beberapa cara atau teknik yang lebih spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat :
               1.         Membangun relasi pertolongan yang; a) merefleksikan respon empati; b) menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri; c) menghargai perbedaan dan keunikan individu; d) menekan kerjasama klien
               2.         Membangun komunikasi yang: a) menghormati martabat dan harga diri klien; B0 mempertimbangkan keragaman individu; c berfokus pada klien; d) menjaga keberhasilan klien
               3.         Terlibat dalam pemecahan masalah yang; a) memperkuat partisipasi klien dalam semua aspek proses pemecahan masalah; b) menghargai hak-hak klien; c) merangkai tantangan-tantangan sebagai kesempatan belajar; d) melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.
               4.         Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui; a) ketaatan kode etik profesi; b) keterlibatan dalam pengembangan profesi, riset dan perumusan kebijakan; c) penerjemahan kesulitan-kesulitan pribadi kedalam isu-isu public; d) penghapusan segala bentuk diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan

C.       PRINSIP  PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pelaksanaan pendekatan di atas berpijak pada pedoman dan prinsip pekerjaan sosial. Menurt beberapa penulis,  mengemukakan prinsip pemberdayaan menurut perspektif pekerjaan sosial
               1.         Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Karenanya pekerja sosial dan masyarakat bekerja sama sebagai patner
               2.         Proses pemberdayaan masarakat menempatkan masyarakat sebagai aktor atau subjek yang kompeten dan mampu menjangkau sumber-sumber dan kesempatan-kesempatan
               3.         Masyaarkat harus melihat diri mereka sendiri sebagai agen penting yang dapat mempengaruhi perubahan
               4.         Kompetensi diperoleh atau dipertajam melalui pengalaman hidup, khususunya pengalaman yang memberikan perasaan mampu pada masyarakat
               5.         Solusi-solusi, yang berasal dari suatu khusus, beragam dan menghargai keberagaman yang berasal dari factor-faktor yang berbeda pada situasi masalah tersebut
               6.         Jaringan-jaringan sosial informasi merupakan sumber dukungan yang penting bagi penurunan ketegangan dan meningkatkan kompetensi serta kemampuan mengendalikan seseorang
               7.         Masyarakat harus  berpastisipasi dalam pemberdayaan mereka sendiri; tujuan, cara harus dirumuskkan oleh mereka sendiri
               8.         Tingkat kesadaran adalah kunci dalam pemberdayaan, karena pengetahuan dapat memobilisasi tindakan bagi perubhan
               9.         Proses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, berubah terus, evolutif, permasalahan harusn memiliki beragam solusi
             10.       Pemberdayaan dicapai melalui struktur-struktur personel dan pembangunan ekonomi secara parallel.
Prinsip pemberdayaan masyarakat ada enam prinsip yang sering dipakai dalam mensukseskan program pemberdayaan yakni prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau kemandirian dan berkelanjutan (Najiati, dkk 2005:54). Dari masing-masing prinsip tersebut penjelasannya adalah sebagai berikut:
         1.         Prinsip Kesetaraan
Prinsip yang paling utama wajib dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah terdapatnya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat, baik pada laki-laki ataupun perempuan. Dinamika yang dibangun adalah keterkaitan kesetaraan dengan pengembangan mekanisme dari pengetahuan, pengalaman, dan juga keahlian satu sama lainnya. Masing-masing saling mengakui kelebihan dan kekurangan sehinga terjadi proses saling belajar.
         2.         Prinsip Partisipasi
Progarm pemberdayaan yang bisa menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program yang bersifat partisipasif, terencana, dilakukan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Tetapi untuk sampai di tingkat tersebut membutuhkan waktu dan proses pendampingan yang mengikutsertakan pendamping yang memiliki komitmen tinggi kepada pemberdayaan masyarakat.
         3.         Prinsip Keswadayaan atau Kemandirian
Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengutamakan kemampuan masyarakat dibanding bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan (the save not), melainkan sebagai subjek yang mempunyai kemampuan sedikit (the have litte).
Mereka mempunyai kemampuan untuk menabung pengetahuan yang mendalam mengenai masalah-masalah usahanya, tahu tentang kondisi lingkungannya, mempunyai tenaga kerja dan kemauan serta mempunyai norma-norma bermasyarakat yang telah lama dipatuhi. Semua itu wajib digali dan dijadikan modal dasar untuk proses pemberdayaan. Bantuan dari pihak lain yang sifatnya materiil harus dilihat sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak membuat melemahkan tingkat keswadayaan.

         4.         Prinsip Berkelanjutan
Program pemberdayaan harus dirancang agar berkelanjutan, meskipun di awalnya peran pendamping lebih dominan daripada masyarakat sendiri. Tetapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan semakin berkurang, bahkan pada akhirnya dihapus karena masyarakat telah mampu mengelola aktivitasnya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Suharto Edi (2014). Membangun Masyarakat memberdayakan Rakyat kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosisal. Bandung. Reflika Aditama
your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post