STRATEGI
PEMBERDAYAAN
A. ARAS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan
kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi
dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat (accountable)
demi perbaikan kehidupannya. Dalam
beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat dilakukan secara individual ;
meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas,
dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sitem lain diluar dirinya.
Dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayan masyarakat dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting) ; mikro,mezzo, dan makro.
1.
Aras mikro.
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individual melalui bimbingan, konseling, stress
management dan crisis
intervention.
Tujuan utamanya bimbingan atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas
kehidupannya. Model ini serin
g
disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).
2.
Aras mezzo.
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien (masyarakat). Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi.
Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai
strategi dalam meningkatlkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap
klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi.
3.
Aras makro. Pendekatan
ini disebut juga sebagai strategi system besar (large system strategy), karena
sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan. Perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,
pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam
pendekatan ini. Strategi system besar memandang klien sebagai orang yang
memiliki komoetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk
memilih serta menentulkan strategi yang tepat untuk bertindak.
B.
PENDEKATAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pelaksanaa proses dan pencapaian tujuan
pemberdayaan masyarakat diatas dicapai dengan melalui penerapan pendekatan
pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu ; pemungkinan, penguatan,
perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan (Suharto, 1997:218-219).
1.
Pemungkinan:
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari skeet-seket cultural dan structural yang
menghambat.
2.
Penguatan : memperkuat
pengetahuan kemampuan yang dimiliki masyarkat dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya . pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan
segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian
mereka.
3.
Perlindungan: melindung
masyarakat terutama kelompk-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok
kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak
sehat) antara yang kuat dengan yang lemah., dan mencegah terjadinya eksploitasi
kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada
penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan
rakyat kecil.
4.
Penyokongan: memberikan
bimbingan dan dukungan agar masyarkat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarkat agar tidak terjatuh
kedalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.
5.
Pemeliharaaan:
memeelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusui
kekuasaan antara berbagai kelompok masyrakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin
keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang yang memperoleh
kesempatan berusaha.
Debois dan Miley (1992-221) memberi
beberapa cara atau teknik yang lebih spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan
masyarakat :
1.
Membangun relasi
pertolongan yang; a) merefleksikan respon empati; b) menghargai pilihan dan hak
klien menentukan nasibnya sendiri; c) menghargai perbedaan dan keunikan
individu; d) menekan kerjasama klien
2.
Membangun komunikasi
yang: a) menghormati martabat dan harga diri klien; B0 mempertimbangkan
keragaman individu; c berfokus pada klien; d) menjaga keberhasilan klien
3.
Terlibat dalam
pemecahan masalah yang; a) memperkuat partisipasi klien dalam semua aspek
proses pemecahan masalah; b) menghargai hak-hak klien; c) merangkai
tantangan-tantangan sebagai kesempatan belajar; d) melibatkan klien dalam
pembuatan keputusan dan evaluasi.
4.
Merefleksikan sikap dan
nilai profesi pekerjaan sosial melalui; a) ketaatan kode etik profesi; b)
keterlibatan dalam pengembangan profesi, riset dan perumusan kebijakan; c)
penerjemahan kesulitan-kesulitan pribadi kedalam isu-isu public; d) penghapusan
segala bentuk diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan
C. PRINSIP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pelaksanaan
pendekatan di atas berpijak pada pedoman dan prinsip pekerjaan sosial. Menurt
beberapa penulis, mengemukakan prinsip pemberdayaan menurut
perspektif pekerjaan sosial
1.
Pemberdayaan adalah
proses kolaboratif. Karenanya pekerja sosial dan masyarakat bekerja sama
sebagai patner
2.
Proses pemberdayaan
masarakat menempatkan masyarakat sebagai aktor atau subjek yang
kompeten dan mampu menjangkau sumber-sumber dan kesempatan-kesempatan
3.
Masyaarkat harus
melihat diri mereka sendiri sebagai agen penting yang dapat mempengaruhi
perubahan
4.
Kompetensi diperoleh
atau dipertajam melalui pengalaman hidup, khususunya pengalaman yang memberikan
perasaan mampu pada masyarakat
5.
Solusi-solusi, yang
berasal dari suatu khusus, beragam dan menghargai keberagaman yang berasal dari
factor-faktor yang berbeda pada situasi masalah tersebut
6.
Jaringan-jaringan
sosial informasi merupakan sumber dukungan yang penting bagi penurunan
ketegangan dan meningkatkan kompetensi serta kemampuan mengendalikan seseorang
7.
Masyarakat harus berpastisipasi dalam pemberdayaan mereka
sendiri; tujuan, cara harus dirumuskkan oleh mereka sendiri
8.
Tingkat
kesadaran adalah kunci dalam pemberdayaan, karena pengetahuan dapat
memobilisasi tindakan bagi perubhan
9.
Proses pemberdayaan
bersifat dinamis, sinergis, berubah terus, evolutif, permasalahan harusn
memiliki beragam solusi
10.
Pemberdayaan dicapai
melalui struktur-struktur personel dan pembangunan ekonomi secara parallel.
Prinsip pemberdayaan masyarakat ada
enam prinsip yang sering dipakai dalam mensukseskan program pemberdayaan yakni
prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau kemandirian dan berkelanjutan
(Najiati, dkk 2005:54). Dari masing-masing prinsip tersebut penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1.
Prinsip
Kesetaraan
Prinsip yang paling utama wajib
dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah terdapatnya kesetaraan
atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melaksanakan
program-program pemberdayaan masyarakat, baik pada laki-laki ataupun perempuan.
Dinamika yang dibangun adalah keterkaitan kesetaraan dengan pengembangan
mekanisme dari pengetahuan, pengalaman, dan juga keahlian satu sama lainnya.
Masing-masing saling mengakui kelebihan dan kekurangan sehinga terjadi proses
saling belajar.
2.
Prinsip
Partisipasi
Progarm pemberdayaan yang bisa
menstimulasi kemandirian masyarakat adalah program yang bersifat partisipasif,
terencana, dilakukan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Tetapi untuk
sampai di tingkat tersebut membutuhkan waktu dan proses pendampingan yang mengikutsertakan
pendamping yang memiliki komitmen tinggi kepada pemberdayaan masyarakat.
3.
Prinsip
Keswadayaan atau Kemandirian
Prinsip keswadayaan adalah
menghargai dan mengutamakan kemampuan masyarakat dibanding bantuan pihak lain.
Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan
(the save not), melainkan sebagai subjek yang mempunyai kemampuan sedikit (the
have litte).
Mereka mempunyai kemampuan untuk
menabung pengetahuan yang mendalam mengenai masalah-masalah usahanya, tahu
tentang kondisi lingkungannya, mempunyai tenaga kerja dan kemauan serta
mempunyai norma-norma bermasyarakat yang telah lama dipatuhi. Semua itu wajib
digali dan dijadikan modal dasar untuk proses pemberdayaan. Bantuan dari pihak
lain yang sifatnya materiil harus dilihat sebagai penunjang, sehingga pemberian
bantuan tidak membuat melemahkan tingkat keswadayaan.
4.
Prinsip
Berkelanjutan
Program pemberdayaan harus dirancang
agar berkelanjutan, meskipun di awalnya peran pendamping lebih dominan daripada
masyarakat sendiri. Tetapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan
semakin berkurang, bahkan pada akhirnya dihapus karena masyarakat telah mampu
mengelola aktivitasnya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Suharto Edi
(2014). Membangun Masyarakat
memberdayakan Rakyat kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial
& Pekerjaan Sosisal. Bandung. Reflika Aditama
This post have 0 komentar