STRATEGI UMUM PENGELOLAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DALAM
PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A.
Deskripsi Singkat
Mata Kuliah
Proses pemberdayaan masyarakat berarti kemampuan
seseorang untuk memahami dan mengendalikan keadaan social, ekonomi dan
kemampuan politiknya yang sangat diperlukan dalam upaya memperbaiki
kedudukannya dalam masyarakat, dengan kata lain proses pemberdayaan adalah
setiap usaha pendidikan yang memiliki tujuan untuk membangkitkan kesadaran atau pengertian dan
kepekaan pada warga masyarakat terhadap perkembangan social, ekonomi, dan atau
politik sehingga pada akhirnya warga masyarakat memiliki kemampuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat atau menjadi
masyarakat yang berdaya.
Masyarakat yang
berdaya adalah masyarakat yang hidup pada suatu masyarakat madani yaitu
masyarakat yang percaya akan kemampuan para anggotanya untuk menciptakan
kehidupan yang lebih baik serta masyarakat yang menyadari akan hak dan
kewajibannya dalam bermasyarakat dimana kondisi pemberdayaan akan terwujud
apabila anggota masyaralat memperoleh kesempatan agar semakin berdaya.
Pemberdayaan merupakan hakikat pendidikan itu sendiri. Karena yang disebut
pendidikan, termasuk pendidikan nonformal adalah usaha memberdayakan talenta
yang ada pada dirinya agar potensi yang dimilikinya dapat dikembangkan melalui
pendidikan. Dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan
nonformal, sesungguhnya merupakan sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat
dengan segala keberadaannya dapat memberdayakan dirinya.
Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan yang
terorganisasi dan sistematis di luar system persekolahan yang mapan,
dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang
lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam
mencapai tujuan belajarnya. Pendidikan non formal pada umumnya dilaksanakan
tidak dalam lingkungan fisik sekolah.
Maka dari itu dapat diidentikkan dengan pendidikan luar sekolah yang
sasarannya adalah masyarakat. Tujuan terpenting dari pendidikan non formal
adalah program-program yang ditawarkan kepada masyarakat harus sejalan dan
terintegrasi dengan program-program pembangunan yang dibutuhkan oleh
masyarakat banyak
Mata kuliah ini
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami tentang strategi dan teknik pemberdayaan masyarakat
B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan
adanya mata kuliah Strategi dan
Teknik Pemberdayaan Masyarakat diharapkan mahasiswa
menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam : Menjelaskan strategi umum pengelolaan pendidikan non formal proses proses pemberdayaan masyarakat.
C. Standar
Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah Strategi dan Teknik
Pemberdayaan Masyarakat adalah mahasiswa
mampu memahami tentang
pemberdayaan masyarakat meliputi:
Strategi pengorganisasian pendidikan non formal dallam proses pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat
D. Urutan materi mata kuliah
-
Strategi pengorganiasasian pendidikan non formal dalam proses
pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan
membaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah
ada.
A.
Kompetensi Dasar dan Indikator
No
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
1.
|
Memahamai tentang strategi umum pengelolaan
pendidikan non formal dalam proses pemberdayaan masyarakat
|
-
Mampu menjelaskan tentang
strategi pengorganisasian pendidikan non formal dalam proses pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat.
|
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memahami tentang startegi dan teknik
pemberdayaan masyarakat meliputi: Strategi pengorganisasian program pendidikan non formal dalam
proses pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.
C.
Materi
1.
Staretgi
Pengorganisasian Program Pendidikan Non Formal Dalam Proses Pelaksanan Program Pemberdayaan
Masyarakat
Berdasarkan filsafat, keilmuan, dan
teori-teori maka secara umum dapat dikemukakan strategi umum pengelolaan
pendidikan non formal yang dapat dipertimbangkan oleh penyelenggara pendidikan
non formal. Dalam penyusunan program pendidikan nonformal, penyelenggara dapat
menggunakan tiga langkah kegiatan.
a.
Pertama,
melakukan identifikasi kebutuhan pendidikan dan atau kebutuhan belajar yang
dirasakan dan dinyatakan oleh calon peserta didik. Kebutuhan ini pun dapat
diidentifikasi dari lembaga tempat calon peserta didik bekerja atau organisasi
yang dimasuki oleh peserta didik. Masyarakat yang menjadi layanan tugas calon
peserta didik atau tempat ia bergaul dapat pula diidentifikasi kebutuhannya.
Kebutuhan yang diidentifikasi baik dari lembaga/organisasi maupun dari
masyarakat berkaitan dengan kebutuhan pendidikan dan kebutuhan belajar yang
perlu dipenuhi oleh calon peserta didik. Singkatnya, kebutuhan pendidikan dan
kebutuhan belajar dapat diidentifikasi dari calon peserta didik, lembaga, dan
masyarakat.
b.
Kedua, mengidentifikasi sumber-sumber, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya non-manusia, dan kendala yang terdapat pada calon
peserta didik, lembaga atau masyarakat. Sumber-sumber dan kendala ini perlu
diperhitungkan sebagai faktor pendukung dan faktor penghambat dalam perencanaan
dan pelaksanaan program. Faktor pendukung dan penghambat kemungkinan berkaitan
dengan pendidik (tutor, fasilitator, pelatih), pimpinan lembaga, tokoh
masyarakat, bahan belajar, fasilitas, waktu, dana'yang tersedia atau yang dapat
disediakan, dan lain sebagainya.
c.
Ketiga, menyusun program pendidikan nonformal yang meliputi
komponen-komponen: masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses,
dan keluaran. Dalam program yang berkaitan dengan dunia usaha atau
kewirausahaan, komponen yang perlu ditambahkan adalah masukan lain (other input) dan pengaruh (impact). Tiap komponen perlu dirinci dan dijelaskan
kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, paradigma dalam
penyusunan program ini meliputi kegiatan mengidentifikasi kebutuhan, sumber
pendukung dan kemungkinan hambatan, dan menjabarkan komponen- komponen
subsistem pendidikan nonformal ke dalam program yang akan dilaksanakan.
d.
Secara umum pengelolaan program pendidikan nonformal
meliputi siklus kegiatan yang terdiri atas enam tahapan. Pertama ialah
tahap perencanaan (planning) yang meliputi kajian dan deskripsi tentang masalah
yang dihadapi, tujuan, hasil yang diharapkan, dan lingkup kegiatan dalam
melaksanakan program pendidikan nonformal. Kedua, tahap pengorganisasian
(organizing), meliputi upaya penyusun; ketenagaan, organisasi,
fasilitas dan daya dukung lainnya unti menjamin kelancaran pelaksanaan program
pendidikan. Ketiga, tahi penggerakan (motivating), terdiri atas upaya motivasi yang dilakui baik oleh
pimpinan organisasi terhadap stafnya agar efisiensi d; efektifas kegiatan
tercapai maupun yang dilakukan oleh pendidik {tut atau fasilitator}
terhadap peserta didik agar proses belajar dapat berjala sebagaimana yang telah
direncanakan. Keempat ialah tahap pembinac, yang mencakup
pengawasan (controlling) dan supervisi (supervizim. Yang pertama
dilakukan dalam kelembagaan, yaitu pengawasan ole pimpinan terhadap staf
lembaga penyelenggara program. Yang kedu; supervisi, dilakukan terhadap para
pelaksana pendidikan seperti pamor., belajar atau pendidik jutorfasilitor).
Kelima, tahap evaluasi (evaluating meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan,
penganalisisan, dar penyajian informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan,
hasil dar pengaruh program untuk dijadikan bahan dalam pengambila: keputusan.
Keputusan itu dapat berkaitan dengan upaya untul memperbaiki atau mengembangkan
program. Dalam kegiatan pembinaan dan evaluasi dapat dilakukan bersamaan dengan
pemantauan (monitoring). Sebagai akibat adanya keputusan tentang
pengembangan program pendidikan maka dilakukan kegiatan tahap keenam, yaitu pengembangan
(developing). Kegiatan pengembangan pada dasarnya merupakan upaya
lanjutan yang dilakukan dengan menerapkan kelima tahapan sebelumnya secara
berurutan. Adanya tahap pengembangan ini menunjukkan bahwa program pendidikan
nonformal itu berkelanjutan, bergerak seperti lingkaran spiral yang makin lama
makin meluas dan meningkat. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa fungsi
pengelolaan pendidikan nonformal terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pembinaan (pengawasan, supervisi, dan pemantauan), penilaian, dan
pengembangan.
Daftar Pustaka
Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal (Non Formal Education)
Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori
Pendukung : Falah production. Bandung
This post have 0 komentar