-->

Monday, 19 November 2018

author photo
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Bentuk umum  proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, maka interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Interaksi sosial dapat terjadi apabila antara dua individu atau kelompok terjadi kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dari reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
Interaksi sosial adalah  satu  proses sosial yang melibatkan dua atau lebih individu atau kelompok. Interaksi sosial melibatkan tindakan saling merespons perilaku seorang individu terhadap individu lain, dan selanjutnya saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi manusia berbeda dengan bentuk interaksi lain, karena interaksi ini melibatkan norma serta kewajiban yang responsif.

B.   Rumusan Masalah
1.     Konsep intraksi social?
2.     Factor yang mempengaruhi intraksi social?
3.     Situasi sosial


BAB II
PEMBAHASAN

I.                   Pengertian Intraksi Sosial

Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Adapun Basrowi (20015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi juga berbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan sejenisnya.
Menurut Partowisastro (2003) interaksi sosial ialah relasi sosial yang berfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok. Soekanto (2002) mengemukakan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Menurut Sarwono dan Meinarno (2009) interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu 7 8 dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain.
Gerungan (2006) secara lebih mendalam menyatakan interaksi sosial adalah proses individu satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis kepada individu yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu yang satu dapat juga menyesuaikan diri secara aloplastis dengan individu lain, dimana individu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya yang pertama..
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, maka interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Interaksi sosial dapat terjadi apabila antara dua individu atau kelompok terjadi kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dari reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
Interaksi sosial adalah satu proses sosial yang melibatkan dua atau lebih individu atau kelompok. Interaksi sosial melibatkan tindakan saling merespons perilaku seorang individu terhadap individu lain, dan selanjutnya saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi manusia berbeda dengan bentuk interaksi lain, karena interaksi ini melibatkan norma serta kewajiban yang responsif.

II.               Faktor Yang Mempengaruhi Intraksi Sosial

Interaksi sosial secara umum dapat dipengaruhi oleh perkembangan konsep diri dalam seseorang, terkhusus lagi dalam hal individu memandang positif atau negatif terhadap dirinya, sehingga ada yang menjadi pemalu atau sebaliknya dan akibatnya kepada masalah hubungan interaksi sosialnya. Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial yaitu :
Ø  Jenis kelamin. Kecenderungan laki-laki untuk berinteraksi dengan teman sebaya/sejawat lebih besar daripada perempuan.
Ø  Besar kelompok. Pengaruh kelompok menjadi makin besar bila besarnya kelompok semakin bertambah.
Ø  Keinginan untuk mempunyai status. Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yang menyebabkan seseorang berinteraksi dengan sejawatnya, individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan tempat atau status terlebih di dalam suatu pekerjaan.
Ø  Interaksi orang tua. Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan tekanan dari orang tua menjadi dorongan individu dalam berinteraksi dengan teman sejawatnya.
Ø  Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam mendorong individu untuk interaksi, karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.
Menurut Gerungan (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial yaitu :
Ø  Imitasi, mempunyai peran yang penting dalam proses interaksi. Salah satu segi positif dari imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Tetapi imitasi juga dapat menyebabkan hal-hal negatif, misalnya yang ditirunya adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dan mematikan daya kreasi seseorang.
Ø  Sugesti, hal ini terjadi apabila individu memberikan suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima pihak lain. Berlangsungnya sugesti bisa terjadi pada pihak penerima yang sedang dalam 11 keadaan labil emosinya sehingga menghambat daya pikirnya secara rasional. Biasanya orang yang memberi sugesti orang yang berwibawa atau mungkin yang sifatnya otoriter.
Ø  Identifikasi, sifatnya lebih mendalam karena kepribadian individu dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi. Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya ataupun disengaja sebab individu memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
Ø  Simpati, merupakan suatu proses dimana individu merasa tertarik pada pihak lain. Didalam proses ini perasaan individu memegang peranan penting walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk kerjasama.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu intensitas bertemu dengan orang lain, jenis kelamin, besar kelompok, keinginan untuk memperoleh status, interaksi dengan orang tua, pendidikan, imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.

III.           Bentuk-bentuk Intraksi social

Interaksi sosial yang terjadi antara orang perorangan atau orang dengan kelompok mempunyai hubungan timbal balik dan dapat tercipta oleh adanya kontak sosial dan komunikasi yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi sosial. Sarwono dan Meinarno (2009) mengemukakan bentuk-bentuk interaksi sosial itu meliputi :
Ø  Kerjasama, adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan dan ada unsur saling membantu satu sama lain.
Ø  Persaingan, yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk meniru atau melebihi apa yang dilakukan atau dimiliki oleh orang lain.
Ø  Konflik, merupakan suatu ketegangan yang terjadi antara dua orang atau lebih karena ada perbedaan cara pemecahan suatu masalah
Ø  Akomodasi, suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mengurangi ketegangan, perbedaan, dan meredakan pertentangan dengan melakukan kompromi sehingga terjadi suatu kesepakatan dengan pihak lain yang bersangkutan. Akomodasi ini memiliki berbagai bentuk, yaitu : (1) Coercion, merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan secara paksaan, terjadi bila individu yang satu lemah dibandingkan dengan individu yang lain dalam suatu perselisihan; (2) Compromise, yaitu pengurangan tuntutan dari pihak-pihak yang terlibat pertentangan agar tercapai suatu penyelesaian; (3) Arbitration, adalah suatu penyelesaian pertentangan dengan menghadirkan individu lain yang lebih tinggi kedudukannya untuk membantu menyelesaikan suatu perselisihan; (4)
Meditation, yaitu penengah yang berfungsi hanya sebagai mediator, tapi tidak berwenang untuk memberi keputusan penyelesaian; (5) Conciliation, yaitu suatu usaha mempertumakan pihak yang berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Conciliation sifatnya lebih lunak bila dibandingkan dengan Coercion; (6) Tolerantion, atau sering pula dinamakan tolerantion – participation, yaitu suatu bentuk akomodsi tanpa persetujuan formal, terkadang timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan; (7) Stalemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti 13 pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan; dan (8) Adjudication, yaitu penyelesaian sengketa di pengadilan. Bentuk-bentuk interaksi tersebut akan timbul tergantung dari stimulus yang diberikan pada seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Partowisastro (2003) mengemukakan pendapat tentang bentuk-bentuk interaksi sosial itu pada dasarnya terbagi dalam dua proses, yaitu :
1.       Proses-proses asosiasi; yang terbagi menjadi :
a.       Akomodasi, merupakan suatu proses penyesuaian aktivitasaktivitas seseorang atau kelompok yang berlawanan menjadi sejalan. Akomodasi itu ada beberapa metode, antara lain : pendesakan, kompromis, peradilan, toleransi, konversi, sublimasi, dan rasionalisasi.
b.      Assimilasi, yaitu suatu proses yang memiliki ciri pembentukan persamaan sikap, pandangan, kebiasaan, pikiran dan tindakan sehingga seseorang atau kelompok itu cenderung menjadi satu, mempunyai perhatian dan tujuantujuan yang sama.
c.       Akulturasi, dari segi teori kebudayaan merupakan suatu aspek dari perubahan kebudayaan. Akulturasi itu sebagai proses dwiarah, bahwa dua masyarakat mengadakan kontak dan saling memodifikasikan kebudayaan masingmasing sampai tingkatan tertentu.
2.       Proses-proses dissosiasi; yang terbagi menjadi :
a.       Kompetisi, merupakan suatu persaingan yang terjadi antara perorangan atau kelompok dalam mencapai dan mendapatkan suatu tujuan tertentu.
b.      Kontraversi, merupakan suatu perbedaan-perbedaan pandangan, ide dan tujuan yang terjadi pada satu orang atau lebih sehingga menimbulkan pertentangan.
c.       Konflik, yaitu suatu ketegangan yang terjadi perorangan atau kelompok dikarenakan adanya perbedaan pandangan tentang suatu masalah maupun penyelesaiannya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa interaksi sosial itu memiliki berbagai bentuk antara lain : kerjasama, persaingan, konflik, assimilasi, akulturasi dan akomodasi.




BAB III
                                            PENUTUP

A.                 Kesimpulan

interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. interaksi sosial itu memiliki berbagai bentuk antara lain : kerjasama, persaingan, konflik, assimilasi, akulturasi dan akomodasi. faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu intensitas bertemu dengan orang lain, jenis kelamin, besar kelompok, keinginan untuk memperoleh status, interaksi dengan orang tua, pendidikan, imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.

B.                 Saran

Bangunlah intraksi social yang baik, karena melaui intraksi social roda kehidupan mulai berjalan. Intraksi yang baik membuktikan kualitas dari orang tersebut


DAFTAR PUSTAKA
Tim. 2011. Pedoman pembimbingan dan penulisan karya ilmiah. IKIP Mataram. Mataram
Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Rohedi waluyo. 2013. Makalah tentang intraksi social. Tersedia online di http://diyp-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-intraksi-sosial.html
PMM UMY. 2017. Makalah Intraksi Sosial. Tersedia online di http://mediainstanbelajar.blogspot.com/2017/04/makalah-intraksi-sosial-materi.html
your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post