BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bentuk umum proses
sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena
interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, bentuk
lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
dan menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua
orang bertemu, maka interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling
menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Interaksi sosial dapat terjadi apabila antara dua individu atau
kelompok terjadi kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap
pertama dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu
informasi dan pemberian tafsiran dari reaksi terhadap informasi yang
disampaikan.
Interaksi sosial adalah satu
proses sosial yang melibatkan
dua atau lebih individu atau kelompok. Interaksi sosial melibatkan tindakan
saling merespons perilaku seorang individu terhadap individu lain, dan
selanjutnya saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi manusia berbeda
dengan bentuk interaksi lain, karena interaksi ini melibatkan norma serta
kewajiban yang responsif.
B.
Rumusan Masalah
1. Konsep intraksi social?
2. Factor yang mempengaruhi intraksi social?
3. Situasi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Intraksi Sosial
Walgito (2007) mengemukakan interaksi
sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu
dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat
hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan
kelompok. Adapun Basrowi (20015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan
dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun
orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi
juga berbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan sejenisnya.
Menurut Partowisastro (2003) interaksi
sosial ialah relasi sosial yang berfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial
yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu, kelompok dengan
kelompok, atau individu dengan kelompok. Soekanto (2002) mengemukakan bahwa
interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi
hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun
antara perorangan dengan kelompok manusia. Menurut Sarwono dan Meinarno (2009)
interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara
individu 7 8 dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok lain.
Gerungan (2006) secara lebih mendalam
menyatakan interaksi sosial adalah proses individu satu dapat menyesuaikan diri
secara autoplastis kepada individu yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh
diri yang lain. Individu yang satu dapat juga menyesuaikan diri secara
aloplastis dengan individu lain, dimana individu yang lain itulah yang dipengaruhi
oleh dirinya yang pertama..
Berdasarkan beberapa uraian di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku yang berlangsung
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok.
Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara
orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, maka interaksi
sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara
atau bahkan mungkin berkelahi.
Interaksi sosial dapat terjadi apabila
antara dua individu atau kelompok terjadi kontak sosial dan komunikasi. Kontak
sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi
merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dari reaksi
terhadap informasi yang disampaikan.
Interaksi sosial adalah satu proses
sosial yang melibatkan dua atau lebih individu atau kelompok. Interaksi sosial
melibatkan tindakan saling merespons perilaku seorang individu terhadap
individu lain, dan selanjutnya saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi
manusia berbeda dengan bentuk interaksi lain, karena interaksi ini melibatkan
norma serta kewajiban yang responsif.
II. Faktor Yang Mempengaruhi Intraksi Sosial
Interaksi sosial secara umum dapat
dipengaruhi oleh perkembangan konsep diri dalam seseorang, terkhusus lagi dalam
hal individu memandang positif atau negatif terhadap dirinya, sehingga ada yang
menjadi pemalu atau sebaliknya dan akibatnya kepada masalah hubungan interaksi
sosialnya. Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
interaksi sosial yaitu :
Ø Jenis kelamin. Kecenderungan laki-laki untuk berinteraksi dengan
teman sebaya/sejawat lebih besar daripada perempuan.
Ø Besar kelompok. Pengaruh kelompok menjadi makin besar bila
besarnya kelompok semakin bertambah.
Ø Keinginan untuk mempunyai status. Adanya dorongan untuk memiliki
status inilah yang menyebabkan seseorang berinteraksi dengan sejawatnya,
individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam
perebutan tempat atau status terlebih di dalam suatu pekerjaan.
Ø Interaksi orang tua. Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan
tekanan dari orang tua menjadi dorongan individu dalam berinteraksi dengan
teman sejawatnya.
Ø Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam
mendorong individu untuk interaksi, karena orang yang berpendidikan tinggi
mempunyai wawasan pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.
Menurut Gerungan (2006), faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya interaksi sosial yaitu :
Ø Imitasi, mempunyai peran yang penting dalam proses interaksi.
Salah satu segi positif dari imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Tetapi imitasi juga dapat
menyebabkan hal-hal negatif, misalnya yang ditirunya adalah tindakan-tindakan
yang menyimpang dan mematikan daya kreasi seseorang.
Ø Sugesti, hal ini terjadi apabila individu memberikan suatu
pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima pihak
lain. Berlangsungnya sugesti bisa terjadi pada pihak penerima yang sedang dalam
11 keadaan labil emosinya sehingga menghambat daya pikirnya secara rasional.
Biasanya orang yang memberi sugesti orang yang berwibawa atau mungkin yang
sifatnya otoriter.
Ø Identifikasi, sifatnya lebih mendalam karena kepribadian individu
dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi. Proses ini dapat berlangsung
dengan sendirinya ataupun disengaja sebab individu memerlukan tipe-tipe ideal
tertentu di dalam proses kehidupannya.
Ø Simpati, merupakan suatu proses dimana individu merasa tertarik
pada pihak lain. Didalam proses ini perasaan individu memegang peranan penting
walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk kerjasama.
Berdasarkan pernyataan di atas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
yaitu intensitas bertemu dengan orang lain, jenis kelamin, besar kelompok,
keinginan untuk memperoleh status, interaksi dengan orang tua, pendidikan,
imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
III. Bentuk-bentuk Intraksi social
Interaksi sosial yang terjadi antara orang perorangan atau orang
dengan kelompok mempunyai hubungan timbal balik dan dapat tercipta oleh adanya
kontak sosial dan komunikasi yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi sosial.
Sarwono dan Meinarno (2009) mengemukakan bentuk-bentuk interaksi sosial itu
meliputi :
Ø Kerjasama, adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan dan ada unsur saling membantu satu sama lain.
Ø Persaingan, yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dengan tujuan untuk meniru atau melebihi apa yang dilakukan atau dimiliki oleh
orang lain.
Ø Konflik, merupakan suatu ketegangan yang terjadi antara dua orang
atau lebih karena ada perbedaan cara pemecahan suatu masalah
Ø Akomodasi, suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mengurangi
ketegangan, perbedaan, dan meredakan pertentangan dengan melakukan kompromi
sehingga terjadi suatu kesepakatan dengan pihak lain yang bersangkutan.
Akomodasi ini memiliki berbagai bentuk, yaitu : (1) Coercion, merupakan
bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan secara paksaan, terjadi bila individu
yang satu lemah dibandingkan dengan individu yang lain dalam suatu
perselisihan; (2) Compromise, yaitu pengurangan tuntutan dari
pihak-pihak yang terlibat pertentangan agar tercapai suatu penyelesaian; (3) Arbitration,
adalah suatu penyelesaian pertentangan dengan menghadirkan individu lain yang
lebih tinggi kedudukannya untuk membantu menyelesaikan suatu perselisihan; (4)
Meditation, yaitu penengah yang berfungsi hanya sebagai mediator, tapi tidak berwenang untuk memberi keputusan penyelesaian; (5) Conciliation, yaitu suatu usaha mempertumakan pihak yang berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Conciliation sifatnya lebih lunak bila dibandingkan dengan Coercion; (6) Tolerantion, atau sering pula dinamakan tolerantion – participation, yaitu suatu bentuk akomodsi tanpa persetujuan formal, terkadang timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan; (7) Stalemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti 13 pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan; dan (8) Adjudication, yaitu penyelesaian sengketa di pengadilan. Bentuk-bentuk interaksi tersebut akan timbul tergantung dari stimulus yang diberikan pada seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Meditation, yaitu penengah yang berfungsi hanya sebagai mediator, tapi tidak berwenang untuk memberi keputusan penyelesaian; (5) Conciliation, yaitu suatu usaha mempertumakan pihak yang berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Conciliation sifatnya lebih lunak bila dibandingkan dengan Coercion; (6) Tolerantion, atau sering pula dinamakan tolerantion – participation, yaitu suatu bentuk akomodsi tanpa persetujuan formal, terkadang timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan; (7) Stalemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti 13 pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan; dan (8) Adjudication, yaitu penyelesaian sengketa di pengadilan. Bentuk-bentuk interaksi tersebut akan timbul tergantung dari stimulus yang diberikan pada seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Partowisastro (2003) mengemukakan pendapat tentang bentuk-bentuk
interaksi sosial itu pada dasarnya terbagi dalam dua proses, yaitu :
1.
Proses-proses
asosiasi; yang terbagi menjadi :
a.
Akomodasi,
merupakan suatu proses penyesuaian aktivitasaktivitas seseorang atau kelompok
yang berlawanan menjadi sejalan. Akomodasi itu ada beberapa metode, antara lain
: pendesakan, kompromis, peradilan, toleransi, konversi, sublimasi, dan
rasionalisasi.
b.
Assimilasi,
yaitu suatu proses yang memiliki ciri pembentukan persamaan sikap, pandangan,
kebiasaan, pikiran dan tindakan sehingga seseorang atau kelompok itu cenderung
menjadi satu, mempunyai perhatian dan tujuantujuan yang sama.
c.
Akulturasi,
dari segi teori kebudayaan merupakan suatu aspek dari perubahan kebudayaan.
Akulturasi itu sebagai proses dwiarah, bahwa dua masyarakat mengadakan kontak
dan saling memodifikasikan kebudayaan masingmasing sampai tingkatan tertentu.
2.
Proses-proses
dissosiasi; yang terbagi menjadi :
a.
Kompetisi,
merupakan suatu persaingan yang terjadi antara perorangan atau kelompok dalam
mencapai dan mendapatkan suatu tujuan tertentu.
b.
Kontraversi,
merupakan suatu perbedaan-perbedaan pandangan, ide dan tujuan yang terjadi pada
satu orang atau lebih sehingga menimbulkan pertentangan.
c.
Konflik,
yaitu suatu ketegangan yang terjadi perorangan atau kelompok dikarenakan adanya
perbedaan pandangan tentang suatu masalah maupun penyelesaiannya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
interaksi sosial itu memiliki berbagai bentuk antara lain : kerjasama,
persaingan, konflik, assimilasi, akulturasi dan akomodasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku yang
berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok. interaksi sosial itu memiliki berbagai bentuk antara
lain : kerjasama, persaingan, konflik, assimilasi, akulturasi dan akomodasi. faktor-faktor
yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu intensitas bertemu dengan orang lain,
jenis kelamin, besar kelompok, keinginan untuk memperoleh status, interaksi
dengan orang tua, pendidikan, imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
B. Saran
Bangunlah intraksi social yang baik,
karena melaui intraksi
social roda kehidupan mulai berjalan. Intraksi
yang baik membuktikan kualitas dari orang tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Tim. 2011.
Pedoman pembimbingan dan penulisan karya
ilmiah. IKIP Mataram. Mataram
Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi. Solo: Tiga
Serangkai
Rohedi
waluyo. 2013. Makalah tentang intraksi social. Tersedia online di http://diyp-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-intraksi-sosial.html
PMM UMY. 2017. Makalah Intraksi Sosial. Tersedia
online di http://mediainstanbelajar.blogspot.com/2017/04/makalah-intraksi-sosial-materi.html
This post have 0 komentar