-->

Friday, 23 November 2018

author photo


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Suatu keberhasilan organisasi atau institusi di tentukan oleh factor utama, yakni factor sumber daya manusia , sarana prasarana atau fasilitasnya. Sumber daya manusia atau karyawan sebuah organisasi terdiri dari individu-individu yang sangat bervariasi, baik dilihat dari jabatan di dalam organisasinya maupun latar belakang pendidikanannya. Sebuah organisasi harus dinamis dan senantiasa mengembangkan diri seirama dengan tuntutan atau lingkungan dunia luar. Maka dari itu, berapa besar kemampuan dan seberapa tingginya tingkat pendidikan karyawan suatu organisasi, tidakakan dapat mengikuti perkembangan, tanpa pelatihan.
Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang mengambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakana suatu rangakaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia, yang di dalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan dan pengembangan tenaga manusia. Dalam proses pengembangannya diupayakan agar sumber daya manusia dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut terpenuhi.
Penyelenggaraan pelatihan pada umumnya lebih banyak digunakan oleh lembaga-lembaga atau organisasi baik pemerintah maupun swasta dan juga perusahaan dengan menggunakan model-model yang berbeda. Model pelatihan yang ditampilkan tersebut, kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM sebagai tenaga kerja, yang akhirnya dapat menigkatkan produksi.pelaksanaan pelatihan juga dapat dilakukan masyarakat, yang juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari warga masyarakat seperti pengetahuan atau bidang keterampilan.


Model pelatihan adalah suatu bentuk pelaksanaan pelatihan yang di dalamnya terdapat program pelatihan dan tata cara pelaksanaanya. Berdasarkan kategori dan jenis pelatihan lalu ditentukan suatu model pelatihan. Biasanya dalam pelatihan itu sendiri terdapat model-model yang serng digunakan dalam organisasi atau karyawannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pelatihan?
2.      Apa saja model-model dalam pelatihan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pelatihan
2.      Untuk mengetahui apa saja model-model dalam pelatihan




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Teori
1.      Pengertian Pelatihan
Beberapa pakar di bidang pelatihan manajemen pengembangan sumber daya manusia menyatakan bahwa pelatihan adalah serangkaian proses yang mengutamakan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan peningkatan sikap individu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Menurut Mondy dan Noe (2004) menyatakan bahwa “Training: Activies designedto provide leanners with the knowledge and skill needed for their jobs”. Pelatihan merupakan aktivitas yang dirancang untuk menyiapkan individu agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menunjang pekerjaanya. Hal yang senada dinyatakan oleh Dessler (2008) bahwa “Training means giving a new or present employees the skill they need to perform their jobs”.
Pelatihan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pelatihan internal (On The Job Training), dan pelatihan eksternal (Off The JobTraining). Pelatihan internal yang sering digunakan adalah pelatihan informal, dimana terjadi interaksi dan umpan balik antara pegawai. Sedangkan untuk pelatihan eksternal muncul karena beberapa alasan, yaitu: biaya relative murah, organisasi tidak memiliki tenaga ahli di bidangnya, dan kentungan dapat berinteraksi dengan pimpinan atau pegawai dari organisasi yang lain, karena pegawai bisa berbagi pengalaman dan berbagi informasi atau pengetahuan dengan orang lain dari organisasi lain.
pelatihan pada dasarnya memiliki tujuan untuk meperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan organisasi.


2.      Model-Model Pelatihan
Terdapat berbagai model pelatihan, model-model itu terutama dilihat dari tujuan pelatihan yang kemudian menentukan proses pelatihan. Setiap model memiliki karakteristik sendiri serta keunggulan dan kelemahan masing-masing. Dengan demikian model-model itu tidak berada dalam posisi bahwa model yang satu lebih baik dari model yang lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pelatihan selain memilih suatu model pelatihan, juga diharapkan dapat mengoptimalkan penlenggaraan pelatihan dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang ada pada model tersebut. Selain itu diharapkan pula dapat mengidentifikasi dan menanggulangi kelemahan-kelemahan yang ada pada model tersebut.
Pemilihan suatu model pelatihan terutama didasarkan pada kebutuhan di satu pihak dan potensi atau peluang yang dimiliki di pihak lain. Kebutuhan menunjuk pada kebutuhan belajar warga belajar atau kebutuhan organisasi akan pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan. Kebutuhan ini dapat selaras ataupun tidak selaras dengan peluang atau potensi yang dimiliki baik secara internal maupun eksternal. Potensi internal misalnya berupa kesiapan warga belajar, waktu yang tersedia, dan biaya yang dimiliki. Potensi ekternal menunjuk pada perangkat lunak model pelatihan dan manajemen atau organizer pelatihan.
Model-model pelatihan yang penting diantaranya:
a.      Pelatihan Magang
Program pembelajaran magang, biasanya disebut dengan built in learning, apprenticeship, learning by doing atau on the job training/off the job training, dimana program ini dirancang untuk level keahlian yang lebih tinggi. Oleh karenanya program pembelajaran magang (learning by doing) cenderung lebih mengarah pada pendidikan (edication) dari pada pelatihan dalam hal pengetahuan dan dalam melakukan suatu keahlian atau suatu rangkaian pekerjaan yang saling berhubungan.
“magang adalah menggabungkan pelatihan dan pengalaman pada pekerjaan dengan intruksi yang didapatkan di dalam tempat tertentu untuk subyek-subyek tertentu” (Henry Simamora1987:315).
Menurut Sudjana (1993) menyatakan bahwa,
“magang (appreniceship) adalah penyebaran informasi yang dilakukan secara terorganisasi. Istilah terorganisasi ini dimaksud bahwa magang memiliki aturan-aturan tertentu. Yakni tujuan, bahan bahan yang disampaikan, orang yang berpengalaman, orang yang belum berpengalaman, perabot atau perkakas yang dipergunakan, waktu dan lingkungan. (Djuju Sudjana, 1993: 9-10).

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa magang merupakan suatu proses pembelajaran yang mengandung unsur “belajar sambil bekerja” (learning by doing), dimana warga belajar (pemagang) akan membiasakan diri untuk mengikuti proses pekerjaan yang sudah biasa dilakukan oleh sumber belajar, fasilitator (pemagang). Warga belajar (pemagang) bukan hanya melihat atau mendengar teori pekerjaan, akan tetapi harus melakukan secara langsung apa yang dilihat dan dipahaminya. Melalui proses belajar seperti ini secara tidak sadar warga belajar (pemagang) selain memperoleh keterampian, juga akan mengalami perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menghadapi pekerjaan tersebut. Sikap dan keterampilan tidak hanya diperoleh dari teori pekerjaan, akan tetapi langsung melalui pegelihatan dan membantu sumber belajar (pemagang) dalam mengerjakan pekerjaanya.
Tujuan pelaksanaan magang, antara lain: untuk memantapkan penguasaan keterampilan yang diinginkan dan ditekuni untuk dijadikan mata pencaharian, memperluas dan mempercepat jangkauan pengadaan tenaga terampil sesuai dengan kebutuhan lingkungan, sehingga dapat segera berpartisipasi dalam pembangunan lingkungan sekitarnya.


b.      Model Pelatihan Kerja
Pelatihan kerja adalah perbuatan sadar dalam mengupayakan berlangsungnya proses belajar pada karyawan dengan memafaatkan pengalaman-pengalaman mereka untuk meningkatkan penguasaan keterampilan dan pengetahuan sehingga berguna bagi mereka dan begi organisasi. Pelatihan kerja juga dapat diartikan perbuatan sadar dari Manajemen dengan cara mengupayakan terjadnya proses belajar dalam pekerjaan atau berkaitan dengan pekerjaan. Definisi pekatihan kerja ini mencakup pengertian adanya aktivitas yang berurutan dan terus menerus dengan kekuatan-kekuatan dan batasan-batasan yang ditentukan.
Menurut practon dan Tornton(1993), pelatihan kerja yang ideal bertujuan:
1.      Menyesuikan diri dengan puas terhadap tuntutan organisasi dan operasi kerja sejakhari pertaman masuk kerja;
2.      Memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam organisasi dengan jalan mengembangkan secara rutin kebutuhan keterampilan, pengetahuan, dan sikap.
c.       Model Pelatihan dan Kewirausahaan
1.      Pengertian Kewirausahaan
Sampai sekarang belum ada termilogi yang persisi sama tentang kewirausahaan (entrepreneurship), akan tetapi pada umumnya memiliki hakikat yang hampir sama, seperti yang dikemukakan oleh:
                                                                   
Drucker (1994: 27) yang dikutip oleh Indrakentjana (2003: 41)
                     
“kewirausahaan akan tampak menjadi sifat, watak, dan ciri-ciri  yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan kerasuntuk mewujudkan gagasan inovatifke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya.

Bygrave (1994: 1) seperti dikutip Alma (2005: 22) mengartikan enterpireneur’…as the person who destroyes the exsting economic order by organization, or by explointig new raw materials”.
Pada intinya enterpernneuratau kewirausahaan diartikan sebagai orang yang menganti tatanan ekonomi dengan mengenalkan hasil dan layanan, menciptakan bentuk organisasi baru atau menggali bahan-bahan mentah yang baru.
Dengan memperhatikan definisi-definisi kewirausahaan di atas, maka kewirausahaan yang dimaksud bagi masyarakat urban adalah kegiatan usaha baru atau peningkatan dan pengembangan usaha yang mereka miliki sebagai hasil pelatihan yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari yang berguna sebagai penopang kehidupan keluarga.
2.      Tujuan Kewirausahaan
Dari beberapa pengertian tentang kewirausahaan, maka dapat diperoleh gambaran dari tujuan kewirausahaan mulai dari tujuan sederhana sampai pada tujuan yang lebih lengkap. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:
a)      Mewujudkan gagasan inovatif dari seseorang dalam bidang usaha.
b)      Menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dalam bidang usaha.
c)      Menganti tatanan ekonomi dengan mengenalkan produk, layanan, penciptaan pengelolaan, dan mengali bahan-bahanmentah baru dalam usaha.
d)     Suatu proses untuk mengerjakan sesuatu yang baru.
e)      Menciptakan inovasi dan kretivitas untuk memecahkan masala-masalah daam bidang usaha.
f)       Mengembangkan ide-ide baru an untuk menemukan cara-cara baru dlam memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang dalam bidang usaha.
g)      Menemukan cara-cara berpikir yang baru dan melakukannyadengan cara-cara tersebut dalam bidang usaha.


3.      Sasaran atau Pelaku Kewirausahaan

a)      Wanita pengusaha adalah mereka yang menekuni bidang bisnis ini didorong oleh factor-faktor kemampuan berprestasi, membantu ekonomi rumah tangga.
b)      Minoritas pengusaha adalah mereka yang berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari.
c)      Imigrasi wirausaha adalah kaum pendatang yang memasuki suatu daerah untuk memperoleh pekerjaan sehingga mereka lebih leluasa memilih pekerjaan yang bersifat informal mulai dari pedangang kecil sampai pedagang tingkat menengah.
d)     Wirausaha paruh waktu adalah orang atau orang-orang yang mengisi waktu luang agar mereka menjadi pengusaha besar dengan tidak mengorbankan pekerjaan pokok.
e)      Pengusaha rumah tangga adalah ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dari rumah tangga yang akhirnya usaha mereka makin maju.
f)       Wirausaha keluarga adalah sebuah keluarga yang dapat membuka berbagai jenis dan cabang usaha yang semakin lama semakin maju dan membuka cabang baru pada lokasi berbeda.
g)      Wirausaha pemula adalah seseorang untuk menciptakan pembagian pekerjaan atau usaha yang didasarkan atas keahlian masing-masing dan sekaligus menjadi penanggung jawab dari usaha tersebut.


4.      Karakteristik Kewirausahaan


No
Ciri-ciri
watak
1
Percaya diri
·         Kepercayaan/keyakinan (keteguhan)
·         Ketidak tergantungan, kepribadian mantap
·         Optimisme
2
Berorientasi tugas dan hasil
·         Kebutuhan atau haus akan pretasi
·         Berorientasi laba atau hasil
·         Tekun dan tabah
·         Tekad, kerja keras, motivasi
·         Energik
·         Penuh inisiatif
3
Pengambilan resiko
·         Mampu mengambil resiko
·         Suka pada tantangan
4
Kepemimpinan
·         Mampu memimpin
·         Dapat bergaul dengan orang lain
·         Menanggapi saran dan kritik
5
Keorisinilan
·         Inovatif (pembaharu)
·         Kreatif
·         Fleksibel
·         Banyak sumber
·         Serba bisa
·         Mengetahui banyak
6
Berorientasipada masa depan
·         Pandangan ke depan
·         perseptif



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Terdapat berbagai model pelatatihan, model-model itu terutama dilihat dari tujuan pelatihan yang kemudian menentukan proses pelatihan. Setiap model memiliki karakteristik sendiri serta keunggulan dan kelemahan masing-masing ada beberapa model pelatihan yang penting diantaranya adalah magang, pelatihan kerja dan model pelatihan kewirausahaan.
magang merupakan suatu proses pembelajaran yang mengandung unsur “belajar sambil bekerja” (learning by doing), dimana warga belajar (pemagang) akan membiasakan diri untuk mengikuti proses pekerjaan yang sudah biasa dilakukan oleh sumber belajar, fasilitator (pemagang).
Pelatihan kerja adalah perbuatan sadar dalam mengupayakan berlangsungnya proses belajar pada karyawan dengan memafaatkan pengalaman-pengalaman mereka untuk meningkatkan penguasaan keterampilan dan pengetahuan sehingga berguna bagi mereka dan begi organisasi.
Pada intinya enterpernneuratau kewirausahaan diartikan sebagai orang yang menganti tatanan ekonomi dengan mengenalkan hasil dan layanan, menciptakan bentuk organisasi baru atau menggali bahan-bahan mentah yang baru.

B.     Saran
Di harapkan dalam menerapkan suatu model dalam pelatihan agar memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan atau yang ingin dicapai.

      
DAFTAR PUSTAKA
Kamil musofa. 2012.  Model Pendidikan dan Pelatihan (konsep dan aplikasi), Bandung: Alfabeta
Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education), Bandung: Alfabeta
TIM. 2011. Pedoman pembimbingan dan penulisan karya ilmiah. IKIP Mataram. Mataram
your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post