WANITA WIRAUSAHA
A.
Pokok
Bahasan
Wanita
Wirausaha
B.
Sub
Pokok Bahasan
1.
Dorongan R.A.Kartini
2.
Faktor-Faktor yang Menunjang /Menghambat
Wanita Wirausaha
3.
Perbedaan Wanita Wirausaha dan Pria
Wirausaha
C.
Tujuan
1.
Mahsiswa diharapkan memiliki motivasi
berwirausaha dari sejarah R.A.Kartini.
2.
Mahsiswa diharapkan dapat memahami
factor-faktor yang menunjang /menghambat wanita wirausaha
3.
Mahsiswa diharapkan dapat mengetahui
perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha
D.
Metode
1.
Penugasan Baca
2.
Ceramah dan Tanya jawab
3.
Diskusi kelompok dan pleno
4.
Penguatan materi oleh dosen
E.
Media
dan Bahan
1.
Makalah tentang modul dan materi
2.
Buku-buku/referensi yang terkait dengan
modul ini
3.
Laptop, Infokus LCD
4.
White board dan marker
5.
Kertas tulis dan balpoin
F.
Waktu
Pembahasan : 100 menit
1.
Tugas baca :
20 menit
2.
Ceramah dan Tanya jawab :
30menit
3.
Diskusi kelompok : 20
menit
4.
Diskusi pleno :
20 menit
5.
Evaluasi : 10 menit
G.
Proses
Pembahasan
1.
Dosen menjelaskan tentang penggunaan
modul dan proses belajar mengajar
2.
Dosen menjelaskan tentang:
a.
Modul dan tujuan modul
b.
Judul pokok bahasan
c.
Judul sub pokok bahasan
d.
Metode dan media pembahasan
e.
Waktu dan alokasi waktu
f.
Proses belajar mengajar
3.
Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa
untuk membaca makalah tentang dorongan R.A.Kartini,faktor-faktor yang menunjang
/wenghambat wanita wirausaha, serta perbedaan wanita wirausaha dan pria
wirausaha
4.
Dosen menjawab pertanyaan-pertanyaan
penjelasan dari mahasiswa, dan memberikan ceramah dan penekanan-penekanan pada
pokok-pokok bahasan.
5.
Dosen memberikan pengantar tentang
diskusi kelompok
6.
Diskusi kelompok
Mahasiswa dibagi dalam 3 kelompok,
masing-masing membahas satu sub pokok bahasan yang berbeda, secara diundi.
Kelompok ditugasi untuk memilih ketua dan sekretaris, membahas sub pokok
bahasan masing-masing, membuat catatan hasil diskusi sebagai bahan laporan
dalam diskusi pleno.
7.
Diskusi pleno
8.
Dosen menugaskan juru bicara
masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya.
·
Dosen menugaskan juru bicara masing-masing
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya.
·
Para peserta diskusi menyampaikan
komentarnya.
·
Dosen memberikan komentarnya dan
merangkum hasil diskusi.
H.
Materi
Pembahasan
1.
Dorongan
R.A.Kartini
Wanita berdikari, wanita berwirausaha
sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati ibu kartini. Diungkapkan oeh
DR.Suparman Sumahamijaya(1980:96): Sesungguhnya ibu Kartini telah merintis
pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun.(sekitar tahun
1893). Hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua tulisan ibu Kartini yang
termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Dor Duisternis Tot Licht, hampir di
setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan
wirausahawan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak, karena dengan
pembentukan watak, ibu kartini yakin kalau manusia akan lebih mampu untuk
berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat, dan dari siapapun, berkali-kali
ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat ibu kartini juga dibukukan
pula dengan judul Letter of A Javanese
Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun 1921oleh Charless Scribner
Sons, New York. Penerjemahnya bernama Agnes Louise Syimmers menyebutkan bahwa
ibu Kartini dalam perjuangannya menydari bahwa kebebasan wanita hanya bisa
datang dari kebebasan ekonimi. Para penerjemah dari Amerika itu menyebutkan
bahwa (Ibu Kartini adalah seorang innovator yang tak kenal lelah mencari
terobosan bagi kemajuan rakyatnya, akan tetapi usahanya itu tidak mendapat
respon oleh keluarganya. Perjuangan kartini bukan hanya untuk kaum wanita saja,
tetapi dia berjuang untuk seluruh kemanusiaan yang selama ini tidak bisa
dilakukan oleh wanita).
Karya tulis ibu kartini bukan hanya
sebagai sumber inspirasi wanita negeri Belanda, tetapi merupakan sumber
inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama Perancis, Belgia, bahkan
Amerika sejak 1921.
Semasa dipingit selama 4 tahun, yang
semula dijalaninya dengan penuh kepedihan dan keprihatinan, namun kemudian
berbalik bersyukur dan memanfaatkan waktu untuk belajar sendiri. Bahkan belajar
bahasa perancispun dilakukannya dengan belajar sendiri. Kita dapat menarik
pelajaran betapa ibu kartini dengan cara berprihatin mensyukuri waktu, belajar
mengenal penderitaan untuk dijadikan suatu modal mengejar kemajuan.
Sekarang ini sudah banyak kita lihat
kemajuan di berbagai bidang. Wanita-wanita Idonesia sudah mampu memasuki
lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan,
perhubungan darat, laut, dan udara, dan sebagainya.
Kita jumpai juga wanita yang bergerak di
bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah wanita pengusaha, wanita yang
berwirausaha, mereka mendirikan asosiasi, yaitu Ikatan Wanita Pengusaha
Indonesia (IWAPI).
Semua bidang usaha terbuka bagi wanita,
dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang selalu memperjuangkan hak
emannsipasi.
2.
Faktor-Faktor
yang Menunjang /Menghambat Wanita Wirausaha
Ada beberapa factor yang menunjang
berkembangnya wanita karier dalam bidang wirausaha, yaitu:
(a)
Naluri kewanitaan yang bekerja lebih
cermat, pandai mengantisipasi masa
depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga, dapat diterapkan
dalam kehidupan usaha
(b)
Mendidik anggota keluarga agar berhasil
di kemudian hari, dapat dikembangkan dalam manajemen perusahaan.
(c)
Factor adat istiadat, contohnya di Bali
dan Sumatra Barat, dimana wanita memegang peranan dalam mengatur Rumah Tangga.
(d)
Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit
menjahit, menyulam, membuat kue, aneka masakan, kosmetik, mendorong lahirnya
wanita pengusaha yang mengembangkan komuditi tersebut.
(e)
Majunya dunia pendidikan wanita sangat
mendorong perkembangan wanita karier, menjadi pegawai, atau membuka usaha
sendiri dalam berbagai bidang usaha.
Adapun disamping factor-faktor yang
mendorong, juga ada factor yang menghambat wanita untuk menjadi pengusaha,
antara lain:
1.
Faktor kewanitaan, dimana sebagai ibu RT
ada masa hamil, menyusui tentu agak mengganggu jalannya bisnis. Hal ini dapat
diatasi dengan mendelegasikan wewenang atau tugas kepada kariawan.
2.
Faktor sosial budaya, adat istiadat.
Wanita sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh dalam urusan RT. Bila
anak atau suami sakit , ia harus memberikan perhatian penuh. Dan ini akan
mengganggu aktifitas usahanya. Wanita tidak bebas melakukan perjalanan ke luar
kota, mengadakan lobi, acara makan malam, dan lainnya. Juga adanya anggapan/
kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami
yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi usaha yang besar.
3.
Faktor emosional yang dimiliki wanita,
disamping menguntungkan juga bisa merugikan. Misalnya dalam pengambilan
keputusan, karena ada factor emosional, maka keputusan yang diambil juga akan
kehilangan rasionalitasnya. Juga dalam memimpin kariawan, muncul elemen-elemen
emosional yang mempengaruhi hubungan dengan kariawan pria atau wanita yang
tidak rasional lagi.
4.
Sifat pandai,cekatan, hemat dalam
mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan.
Kadang-kadang wanita pengusaha agak sulit dalam mengeluarkan uang, dan
harga-harga dipasang agak tinggi. Kebiasaan kaum ibu adalah bila ia mau membeli
menawar rendah selakali, tapi bila mau menjual dengan harga sangat tinggi.
Sebab-sebab
kegagalan bisnis kecil (Bovee, 2004):
§ Kurang
menguasai manajemen
§ Kurang
pengalaman dalam industry
§ Kekurangan
modal
§ Perencanaan
bisnis kurang matang
§ Kurang
jelas, tidak realistis dalam menetapkan tujuan
§ Tidak
berhasil menarik konsumen
§ Pertumbuhan
tidak terkendali
§ Lokasi
kurang cocok
§ Keuangan
kurang control, persediaan barang kurang mencukupi.
Semua kelemahan-kelemahan dapat diatasi
dengan berbagai cara, dengan bantuan teknologi yang semakin canggih dewasa ini,
serta dunia pendidikan/pelatihan yang dapat membantu kelemahan-kelemahan dalam
manajemen emosional.
3.
Perbedaan
Wanita Wirausaha dan Pria Wirausaha
Wanita pengusaha bertumbuh sangat pesat
di Amerika, terutama di segmen bisnis kecil. Wanita membuka bisnis dua kali
lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita memiliki sepertiga dari semua
bentuk bisnis.
Walaupun
antara pengusaha wanita maupun pria pada umumnya sama, namun dalam beberapa hal
ada perbedaan tingkat motivasinya dalam membuka bisnis. Perbedaan-perbedaan ini
antara lain;
a.
Wanita pengusaha dimotifasi untuk
membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya frustrasi dalam pekerjaan
sebelumnya. Dia merasa terkekang dan tidak dapat mengembangkan bakat-bakat yang
ada pada dirinya.
b.
Dalam hal permodalan, bisnis pria
pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal sedangkan wanita pengusaha
memperoleh sumber modal dari tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi.
Agak sulit wanita pengusaha memperoleh pinjaman modal dari Bank dibanding pria.
c.
Mengenai karakteristik kepribadian
wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan pleksibel, realistic dan
kreatif, antusias dan energik, dan mampu berhubungan dengan lingkungan
masyarakat.
d.
Usia memulai usaha pria rata-rata umur
25-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-45 Tahun.
e.
Kerabat yang menunjang pada pengusaha
wanita adalah keluarganya, suami, organisasi wanita, dan kelompok-kelompok
sepergaulannya.
f.
Bentuk bisnis yang dibuka pada pria
pengusaha lebih banyak ragamnya, tapi kalo pada wanita pengusaha kebanyakan
berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan public relations.
This post have 0 komentar