PEMBAHASAN
1.1.Pengertian
Belajar Menurut Aliran Sibernetik
Dengan
memahami teori belajar sibernetik, tanpa disadari mulailah memahami metode
pembelajaran yang tergolong baru dibandingkan dengan teori belajar lainya.
Dengan berkembangnya globalisasi di dunia berdampak pula pada perkembangan
informasi dan teknologi yang mempengaruhi pula sistem pendidikan di kalangan sekitarnya.
Proses memang penting dalam metode pembelajaran
sibernetik, tetapi yang lebih di tekankan pada proses pembeljaran sibernetik
adalah penyampaian informasi. Informasi inilah yang nantinya akan menuntun
proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Menurut teori
sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dibandingkan
hasil belajar. Proses belajar memeng penting dalam teori sibenetik, namun yang
lebih penting lagi adalah sistem informasi.
Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh sistem
informasi yang dipelajari.
1.2. Pendapat
Para Tokoh Tentang Aliran sibernetik
1. Teori Belajar Menurut Landa
Landa membedakan
dua macam proses berfikir, yaitu proses berfikir algoritmik dan proses berfikir
heuristik.
a.
Proses berfikir
algoritmik, yaitu proses berfikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier,
konvergen, lurus menuju kesatu tujuan tertentu.
Contoh:
kegiatan menelvon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain
b. Proses
berfikir heuristik, yaitu cara berfikir devergen, menuju kebeberapa target
tujuan sekaligus (Budiningsih, 2005:
87). Memehami suatu konsep yang memiliki artian ganda. Misalnya mnemukan cara
memecahkan suatu masalah.
Proses belajar
akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau
masalah yang hendak di pecahkan diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran
tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, linier,
sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat bila disajikan
dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajenasi
dan berfikir.
Misalnya, agar
siswa mampu memahami suatu rumus matematika, mungkin akan lebih efektif jika
presentasi informasi tentang rumus tersebut disajikan secara algoritmik.
Alasannya, karena suatu rumus matematika biasanya mengikuti aturan tahap demi
tahap yang sudah teratur dan mengarah ke satu target tertentu. Namun untuk
memahami makna suatu konsep yang lebih luas dan banyak mengandung intrepetasi,
misalnya konsep keadilan atau demokrasi, akan lebih baik jika proses berfikir
siswa dibimbing kearah yang “menyebar”
atau berfikir heuristik, dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep itu
tidak tunggal, monoton, dogmatik, atau linier. Dengan cara seperti itulah
diharapkan juga para siswa atau peserta didik lebih memahami lebih dalam
tentang aplikatif dari pembeljaran tersebut.
2. Teori Belajar Menurut Pask dan Scott
Pask dan scott
juga termasuk penganut teori sibernetik. Menurut mereka ada dua macam cara
berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau
menyeluruh. Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan
algoritmik. Namun apa yang dikatakan sebagai cara berfikir menyeluruh (wholist)
tidak sama dengan cara berfikir heuristik. Bedanya, cara berfikir menyeluruh
adalah berfikir yang cenderung melompat kedepan, langsung ke gambaran lengkap
sebuah sistem informasi. Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang
diamati lebih dahulu, melainkan seluruh lukisan itu sekaligus baru sesudah itu
ke bagian-bagian yang lebih detail. Sedangkan cara berfikir heuristik yang
dikemukakan oleh Landa adalah cara berfikir devergen mengarah kebeberapa aspek
sekaligus (Budiningsih, 2005: 88).
1.3.Manfaat
Teori Sibernetik Secara Aplikatif
. menurut Gagne dan Bringgs
memori dari seorang peserta didik mempunyai kapasitas yang berbeda-beda oleh
karena itu harus memperhatikan kapasitas belajar, perisiwa dari belajar, dan
juga pengendalian dari pembelajaran. Belajar bukanlah sifat yang alamiah, namun
terjadi karena kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi eksternal maupun
internal dimana kondisi-kondisi tersebut memiliki peranan atau pengaruh yang
dapat mempengaruhi pembelajaran. Dengan katalain metode pembeljaran sibernetik
memerlukan menejemen atau kendali yang dapat memperhatikan kondisi-kondisi
tersebut.
Hal yang perlu diperhatikn
oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran secara internal antara lain
sebagai berikut:
1.
Keampuan awal
peserta didik
Kemampuan
peserta didik pada mulaya telah memiliki pengetahuan, yang merupakan prasyarat
utama sebelum mengikuti pemelajaran.tanpa adanya prasyarat ini peserta didik
tidak dapat diharapkan mampu untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Kemampuan peserta didik ini dapat diketahui dengan brbagaicara diantaranya
melakuakan sebuah tes, dengan cara wawancara, atau pun dengan cra-cara lain
yang dapat menentukan tingkat kemampuan calon peserta didik. Dengan sudah
diketahuinya kemampuan awal sang peserta didik maka tidakan selanjutnya dan
seterusnya dapat dengan mudah dipetakan dan dikendalikan secara sistematis.
2.
Motifasi
Motifasi
berperan sebagai tenga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah
tujuan. Dalam proses pembeljaran ini peserta didik merasa lebih terdorong untuk
belajar dari motifasi tersebut. Motifasi intrinsic lebih menguntungkan karena
dapat bertahan lebih lama. Kebutuhan untuk brprestasi yang bersifat interinsik
cenderung relative setabil. Mereka tertantang oleh tugas-tugas yang memiliki
sifat tantangan karena mereka merasa tertantang dengan tugas yang mereka
terima.pendidik memiliki peran utama untuk memanipulasi motifasi sehinga dapat
terangkum dan dapat di implementasikan secara baik kepada peserta didik guna
dapat mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena tanpa peranan pendidik yang
terampil ini pendidikan kurang dapat berjalan secara maksimal.
3.
Persepsi
Merupakan
proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau
meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Dengan persepsi ini
sebagai tingkat awal struktur kogniti seseorang. Dengan stimulus itu dapat
melatih atau mengembangkan menjadi suatu, dengan ini peserta didik akan menjadi
lebih mantap dengan meningkatnya pengalaman. Dengan adanya pengalaman ini
peserta didik memiliki pengalaman yang lebih guna membekali dirinya untuk
menjadi yang lebih baik.
4.
Ingatan
Ingatan
adalah suatu sistem aktif yang menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembal
informasi yang telah diterima seseorang. Ingatan sangat selektif, yang terdiri
dari 3 tahap, yaiu ingatan sensorik, ingatan jangka pendek dan ingatan jangka
panjang yang relative permanen. Daya ingat sangat menentukan hasil belajar yang
diperoleh peserta didik. Dengan pengklasifikasian daya ingat ini juga dapat
membantu pengajar untuk memetakan peserta didik supaya dapat menemukan cara
yang terbaik untuk menyampaikan pengajaran
5.
Lupa
Lupa
merupakan hilangnya ingatan dalam jangka waktu yang lama.
6.
Retensi
Resnsi
adalah apa yang tertinggal dan dapat di ingat kembali setelah seseorang
memahami sesuatu, jadi kebalikan dari lupa.
7.
Transfer
Transfer
merupakan suatu proses yang telah dipelajari guna memahami sesuatu yang baru.
8.
Kondisi belajar
Kondisi
belajar dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah laku yang dapat dilihat
sebagai akibat dari adanya proses belajar.
9.
Tujuan belajar
Tujuan
belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat pnting, sebab
komponen lain akan rusak apabila harus bertolak terhadap tujuan belajar yang
hendak dicapai dalam proses belajarnya.
10. Pemberian umpan balik
Umpan balik
merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena
memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan, dan tingkat kompetisiya,
kalau bisa dipetakan seperti raport.
Kemudian untuk memperlanjar jalanya belajar seorang
peserta didik agar dapat memperlancar jalanya belajar adalah sebagai berikut: Menarik
perhatian, memberikan tujuan beljar kepada siswa, merangsang ingatan pada
prasyarat belajar, menyajikan bahan belajar yang aplikatif, memberikan
bimbingan belajar, mendorong siswa agar lebih bersemangat,
1.4. Kekurangan
dan Kelebihan Teori Belajar Sibernetik
Kelebihan teori belajar sibernetik
- Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
- Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
- Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
- Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai.
- Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
- Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu
- Balikan informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Kekurangan dari teori belajar
sibernetik:
Teori ini dikritik karena lebih
menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan
bagaimana proses belajar. Karena hakekatnya mencari ilmu itu juga pada dasarnya
memerlukan waktu yang lama dan tidak mendasarkan pada instan, oleh karena itu
teori pembeljaran ini banyak dikritik oleh berbagai pihak.
1.5.Pemahaman Model Belajar yang Sesuai Dengan Aliran
Sibernetik
Pemahaman teori pembelajaran dengan teori sibernetik
Menurut
teori sibernetik dikatakan proses belajar sangat ditentukan oleh sistem
informasi yang dipelajari.Hal ini diasumsikan bahwa tidak ada satu proses
belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua
siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sisitem informasi.Maka dari
itu pemilihan model sebagai sarana pengolahan informasi harus melihat
karakteristik siswa yang dihadapi.Contoh : Materi segiempat (SMP kelas VIII)
diajarkan menggunakan model Jigsaw jika karakter peserta didik bisa bekerja
secara mandiri, namun lebih baik menggunakan STAD jika siswanya belum bisa
bekerja secara mandiri.
Model pembelajaran yang sesuai
dengan aliran sibernetik, antara lain:
a. Model
pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
Dalam pembelajaran kooperatif, guru memberikan
stimulus berupa kuis atau pertanyaan-pertanyaan sebagai tes kemampuan prasyarat
siswa, sehingga siswa aktif berfikir. Dan belajar menurut sibernetik adalah
pengolahan informasi oleh siswa. Pengolahan informasi ini terjadi karena adanya
stimulus dari guru yang berupa informasi.
b. Model
pembelajaran open ended
Tujuan dari pembelajaran open-ended menurut Nohda
(dalam Suherman, 2003: 124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif
dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan
kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Hal yang harus
digarisbawahi adalah perlunya memberi kesempatan siswa untuk berfikir dengan
bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya. Aktivitas kelas yang penuh dengan
ide-ide matematika ini pada gilirannya akan memacu kemampuan berfikir tingkat
tinggi siswa.
Ini sejalan dengan hakekat manajemen pembelajaran
berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa
mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur
kognisi siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui
proses pengolahan informasi.
1.6.
Komponen Pemprosesan
Informasi
Menurut
teori sibernetik tidak ada cara belajar yang sempurna untuk segala kondidi
karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Ada tiga tahap
proes pengolahan informasi dalam ingatan , yakni dimulai dari proses penyandian
informasi(encoding), diikuti dengan penympanan informasi(storage), dan diakhiri
dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan didlam
ingatan(retrieval).
Komponen
pemprosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk
informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebuat adalah:
1. Sensory
receptor(SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
Didalam
SR informasi
ditangkap dalambentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan
informasi tadi mudah terganggu atau terganti
2. Working
memory(WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh
indifidu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas( Informasi hanya
mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulagan) dan nformasi dapat
disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya agar informasi
dapat bertahan dalam WM, upayakan dalam informasi tidak melebihi kapasitas
disamping melakukan pengulangan.
3.
Long term memory(LTM) diasumsukan; 1. Berisi semua
pengetahan yang dimiliki indifidu, 2.mempunyai kapasitas tidak terbatas,
3.sekali informasi disimpan dalam LTM ia tidak akan pernah terhaps atau hilang.
Persoalan lupa pada tahap ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan
memunculkan kembali informasi yang diperlukan
2. PENUTUP
2.1.Kesimpulan
Teori belajar siber netik merupakan
teori belajar yang baru dibandingkn dengan pembelajaran yang lainya. Dengan
perkembangan teknologi masa kini teori ini dikembangkan dengan cara informasi.
Dengan informasi inilah diharapkan model pembeljaran lebih efesien dibandingkan
model pembelajaran yang lainya. Karena cara yang paling efesien adalah
inforasi. Teori ini kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli antara lainLanda,
Pask dan Scott berdasarkan konsep-konsepnya masing-masing. Kemudian tori ini
juga dipertegas dengan beerapa aplikatif guna merangsang model pembelajran yang
ideal. Juga ada pemetaan kekurangan dan kelemahan sehinga dapat memahami
kekurangan dan kelebihan agar memudahkan dalam melaksanakan teori ini secara
baik dan benar.
This post have 0 komentar