-->

Friday 17 June 2016

author photo
 PEMBAHASAN
1.1.Pengertian Belajar Menurut Aliran Sibernetik
Dengan memahami teori belajar sibernetik, tanpa disadari mulailah memahami metode pembelajaran yang tergolong baru dibandingkan dengan teori belajar lainya. Dengan berkembangnya globalisasi di dunia berdampak pula pada perkembangan informasi dan teknologi yang mempengaruhi pula sistem pendidikan di kalangan sekitarnya. Proses memang penting dalam metode pembelajaran sibernetik, tetapi yang lebih di tekankan pada proses pembeljaran sibernetik adalah penyampaian informasi. Informasi inilah yang nantinya akan menuntun proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dibandingkan hasil belajar. Proses belajar memeng penting dalam teori sibenetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi.  Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari.
1.2.   Pendapat Para Tokoh Tentang Aliran sibernetik
1.      Teori Belajar Menurut Landa
Landa membedakan dua macam proses berfikir, yaitu proses berfikir algoritmik dan proses berfikir heuristik.
a.            Proses berfikir algoritmik, yaitu proses berfikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju kesatu tujuan tertentu.
Contoh: kegiatan menelvon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain
b.      Proses berfikir heuristik, yaitu cara berfikir devergen, menuju kebeberapa target tujuan  sekaligus (Budiningsih, 2005: 87). Memehami suatu konsep yang memiliki artian ganda. Misalnya mnemukan cara memecahkan suatu masalah.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak di pecahkan diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat bila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajenasi dan berfikir.
Misalnya, agar siswa mampu memahami suatu rumus matematika, mungkin akan lebih efektif jika presentasi informasi tentang rumus tersebut disajikan secara algoritmik. Alasannya, karena suatu rumus matematika biasanya mengikuti aturan tahap demi tahap yang sudah teratur dan mengarah ke satu target tertentu. Namun untuk memahami makna suatu konsep yang lebih luas dan banyak mengandung intrepetasi, misalnya konsep keadilan atau demokrasi, akan lebih baik jika proses berfikir siswa dibimbing kearah  yang “menyebar” atau berfikir heuristik, dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep itu tidak tunggal, monoton, dogmatik, atau linier. Dengan cara seperti itulah diharapkan juga para siswa atau peserta didik lebih memahami lebih dalam tentang aplikatif dari pembeljaran tersebut.
2.      Teori Belajar Menurut Pask dan Scott
Pask dan scott juga termasuk penganut teori sibernetik. Menurut mereka ada dua macam cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau menyeluruh. Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Namun apa yang dikatakan sebagai cara berfikir menyeluruh (wholist) tidak sama dengan cara berfikir heuristik. Bedanya, cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang cenderung melompat kedepan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang diamati lebih dahulu, melainkan seluruh lukisan itu sekaligus baru sesudah itu ke bagian-bagian yang lebih detail. Sedangkan cara berfikir heuristik yang dikemukakan oleh Landa adalah cara berfikir devergen mengarah kebeberapa aspek sekaligus (Budiningsih, 2005: 88).
1.3.Manfaat Teori Sibernetik Secara Aplikatif
. menurut Gagne dan Bringgs memori dari seorang peserta didik mempunyai kapasitas yang berbeda-beda oleh karena itu harus memperhatikan kapasitas belajar, perisiwa dari belajar, dan juga pengendalian dari pembelajaran. Belajar bukanlah sifat yang alamiah, namun terjadi karena kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi eksternal maupun internal dimana kondisi-kondisi tersebut memiliki peranan atau pengaruh yang dapat mempengaruhi pembelajaran. Dengan katalain metode pembeljaran sibernetik memerlukan menejemen atau kendali yang dapat memperhatikan kondisi-kondisi tersebut.
Hal yang perlu diperhatikn oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran secara internal antara lain sebagai berikut:
1.      Keampuan awal peserta didik
Kemampuan peserta didik pada mulaya telah memiliki pengetahuan, yang merupakan prasyarat utama sebelum mengikuti pemelajaran.tanpa adanya prasyarat ini peserta didik tidak dapat diharapkan mampu untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan peserta didik ini dapat diketahui dengan brbagaicara diantaranya melakuakan sebuah tes, dengan cara wawancara, atau pun dengan cra-cara lain yang dapat menentukan tingkat kemampuan calon peserta didik. Dengan sudah diketahuinya kemampuan awal sang peserta didik maka tidakan selanjutnya dan seterusnya dapat dengan mudah dipetakan dan dikendalikan secara sistematis.
2.      Motifasi
Motifasi berperan sebagai tenga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan. Dalam proses pembeljaran ini peserta didik merasa lebih terdorong untuk belajar dari motifasi tersebut. Motifasi intrinsic lebih menguntungkan karena dapat bertahan lebih lama. Kebutuhan untuk brprestasi yang bersifat interinsik cenderung relative setabil. Mereka tertantang oleh tugas-tugas yang memiliki sifat tantangan karena mereka merasa tertantang dengan tugas yang mereka terima.pendidik memiliki peran utama untuk memanipulasi motifasi sehinga dapat terangkum dan dapat di implementasikan secara baik kepada peserta didik guna dapat mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena tanpa peranan pendidik yang terampil ini pendidikan kurang dapat berjalan secara maksimal.
3.      Persepsi
Merupakan proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Dengan persepsi ini sebagai tingkat awal struktur kogniti seseorang. Dengan stimulus itu dapat melatih atau mengembangkan menjadi suatu, dengan ini peserta didik akan menjadi lebih mantap dengan meningkatnya pengalaman. Dengan adanya pengalaman ini peserta didik memiliki pengalaman yang lebih guna membekali dirinya untuk menjadi yang lebih baik.
4.      Ingatan
Ingatan adalah suatu sistem aktif yang menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembal informasi yang telah diterima seseorang. Ingatan sangat selektif, yang terdiri dari 3 tahap, yaiu ingatan sensorik, ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang yang relative permanen. Daya ingat sangat menentukan hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Dengan pengklasifikasian daya ingat ini juga dapat membantu pengajar untuk memetakan peserta didik supaya dapat menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan pengajaran
5.      Lupa
Lupa merupakan hilangnya ingatan dalam jangka waktu yang lama.
6.      Retensi
Resnsi adalah apa yang tertinggal dan dapat di ingat kembali setelah seseorang memahami sesuatu, jadi kebalikan dari lupa.
7.      Transfer
Transfer merupakan suatu proses yang telah dipelajari guna memahami sesuatu yang baru.
8.      Kondisi belajar
Kondisi belajar dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah laku yang dapat dilihat sebagai akibat dari adanya proses belajar.
9.      Tujuan belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat pnting, sebab komponen lain akan rusak apabila harus bertolak terhadap tujuan belajar yang hendak dicapai dalam proses belajarnya.
10.  Pemberian umpan balik
Umpan balik merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan, dan tingkat kompetisiya, kalau bisa dipetakan seperti raport.
Kemudian untuk memperlanjar jalanya belajar seorang peserta didik agar dapat memperlancar jalanya belajar adalah sebagai berikut: Menarik perhatian, memberikan tujuan beljar kepada siswa, merangsang ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan belajar yang aplikatif, memberikan bimbingan belajar, mendorong siswa agar lebih bersemangat,
1.4.   Kekurangan dan Kelebihan Teori Belajar Sibernetik
Kelebihan teori belajar sibernetik
  1. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
  2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
  3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
  4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai.
  5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
  6. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu
  7. Balikan informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Kekurangan dari teori belajar sibernetik:
Teori ini dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar. Karena hakekatnya mencari ilmu itu juga pada dasarnya memerlukan waktu yang lama dan tidak mendasarkan pada instan, oleh karena itu teori pembeljaran ini banyak dikritik oleh berbagai pihak.
1.5.Pemahaman Model Belajar yang Sesuai Dengan Aliran Sibernetik
Pemahaman teori pembelajaran dengan teori sibernetik
Menurut teori sibernetik dikatakan proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari.Hal ini diasumsikan bahwa tidak ada satu proses belajarpun  yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sisitem informasi.Maka dari itu pemilihan model sebagai sarana pengolahan informasi harus melihat karakteristik siswa yang dihadapi.Contoh : Materi segiempat (SMP kelas VIII) diajarkan menggunakan model Jigsaw jika karakter peserta didik bisa bekerja secara mandiri, namun lebih baik menggunakan STAD jika siswanya belum bisa bekerja secara mandiri.
Model pembelajaran yang sesuai dengan aliran sibernetik, antara lain:
a.       Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
Dalam pembelajaran kooperatif, guru memberikan stimulus berupa kuis atau pertanyaan-pertanyaan sebagai tes kemampuan prasyarat siswa, sehingga siswa aktif berfikir. Dan belajar menurut sibernetik adalah pengolahan informasi oleh siswa. Pengolahan informasi ini terjadi karena adanya stimulus dari guru yang berupa informasi.
b.      Model pembelajaran open ended
Tujuan dari pembelajaran open-ended menurut Nohda (dalam Suherman, 2003: 124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Hal yang harus digarisbawahi adalah perlunya memberi kesempatan siswa untuk berfikir dengan bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya. Aktivitas kelas yang penuh dengan ide-ide matematika ini pada gilirannya akan memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.
Ini sejalan dengan hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi.
1.6.      Komponen Pemprosesan Informasi
Menurut teori sibernetik tidak ada cara belajar yang sempurna untuk segala kondidi karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Ada tiga tahap proes pengolahan informasi dalam ingatan , yakni dimulai dari proses penyandian informasi(encoding), diikuti dengan penympanan informasi(storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan didlam ingatan(retrieval).
            Komponen pemprosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebuat adalah:
1.      Sensory receptor(SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Didalam
SR informasi ditangkap dalambentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau terganti
2.      Working memory(WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh indifidu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas( Informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulagan) dan nformasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan dalam informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.
3.         Long term memory(LTM) diasumsukan; 1. Berisi semua pengetahan yang dimiliki indifidu, 2.mempunyai kapasitas tidak terbatas, 3.sekali informasi disimpan dalam LTM ia tidak akan pernah terhaps atau hilang. Persoalan lupa pada tahap ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan
2.     PENUTUP
2.1.Kesimpulan
            Teori belajar siber netik merupakan teori belajar yang baru dibandingkn dengan pembelajaran yang lainya. Dengan perkembangan teknologi masa kini teori ini dikembangkan dengan cara informasi. Dengan informasi inilah diharapkan model pembeljaran lebih efesien dibandingkan model pembelajaran yang lainya. Karena cara yang paling efesien adalah inforasi. Teori ini kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli antara lainLanda, Pask dan Scott berdasarkan konsep-konsepnya masing-masing. Kemudian tori ini juga dipertegas dengan beerapa aplikatif guna merangsang model pembelajran yang ideal. Juga ada pemetaan kekurangan dan kelemahan sehinga dapat memahami kekurangan dan kelebihan agar memudahkan dalam melaksanakan teori ini secara baik dan benar.
your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post