-->

Wednesday 29 June 2016

author photo
Perekonomian modern merupakan perekonomian uang dengan salah satu ciri penting adalah : setiap orang melakukan spesialisasi dalam pekerjaannya dan memperoleh pendapatan. Dengan pendapatan ini mereka membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya. Adanya permintaan ini merupakan dorongan pertama yang menyebabkan perusahaan dikembangkan. Dorongan yang kedua adalah keinginan para pengusaha untuk mendapat pendapatan dan keuntungan dari kegiatan memproduksi barang dan jasa.

Kegiatan perusahaan menghasilkan barang dan jasa memerlukan faktor-faktor produksi. Faktor produksi atau sumber-sumber daya, dibedakan dalam empat jenis :Tanah dan kekayaan alam,Modal,Tenaga kerja dan kewirausahaan

Dalam era globalisasi ekonomi, pemerintah telah melaksanakan serangkaian deregulasi dan debirokrasi, karena hasil industri kita ditantang untuk dapat bersaing dalam pasar domestik maupun Internasional. Persaingan dalam pasar domestik tidak bisa dihindari, bukan hanya karena harus bersaing dengan produk dalam negeri yang sejenis, tetapi juga dengan produk – produk impor, karena kita tidak bisa lagi melakukan proteksi pasar terlalu ketat. Sudah tidak bisa disangsikan lagi, bahwa salah satu faktor yang dapat memperkuat daya saing adalah produktivitas, baik produktivitas mikro (usaha) maupun produktivitas makro.

Hal tersebut tidak hanya dialami oleh industri yang memproduksi barang, tetapi dialami pula oleh perkantoran (industri jasa) yang menerapkan prosedur administrasi yang berbelit – belit / birokratis. Hal itu akan menyebabkan waktu pelayanan terhadap pelanggan menjadi lebih lama dari waktu yang sepantasnya dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.Disinilah peran manajer produksi dibutuhkan bagaimana manajer produksi dapat mengatasi persoalan tersebut untuk dapat menghilangkan pemborosan dalam proses produksi atau dengan kata lain dapat meningkatksn produktivitas kerja.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka inti masalah adalah
1. Fungsi pendidikan manajeman
2. Manajeman produksi
3. Sistem produksi barang dan jasa

BAB II
PEMBAHASAN


1. Fungsi pendidikan manajeman dalam produksi barang dan jasa
manajemen merupakan suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produksi merupakan kegiatan untuk menambah atau menciptakan manfaat yang terdiri atas penambahan manfaat bentuk, manfaat waktu, dan manfaat tempat atau gabungan di antaranya. Oleh karena itu, manajemen produksi dapat diartikan sebagai proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi dalam sebuah perusahaan. Menurut Manullang (1996)

Manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang lebih berdayaguna melalui proses manajemen yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengendalian (Sumarni dan Soeprihanto, 2000). Fungsi dasar manajemen produksi menurut Sastrodipoera (1994) dibagi menjadi tujuh sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan Produk
2. Fungsi Perencanaan Proses
3. Fungsi Persediaan
4. Fungsi Pengawasan
5. Fungsi Pengawasan Mutu
6. Fungsi Pengawasan biaya
7. Fungsi Pengangkutan

Fungsi Dasar Manajemen Produksi
Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan, maka hasil dari produksi tersebut dapat menghasilkan output yang baik pula. Manajemen yang digunakan tersebut disebut manajemen produksi. Manajemen produksi bertujuan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi yang ada sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar manajemen produksi menurut Sastrodipoera (1994) dibagi menjadi tujuh sebagai berikut:
  1. Fungsi Perencanaan Produk, Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir. Perencanaan produksi umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu urutan kerja, penjadwalan, dandispesing.Dispesing ini merupakan perintah kepada karyawan untuk memulai pekerjaan sesuai dengan jadwal dan urutan kerja yang sudah disusun. 
  2. Fungsi Perencanaan Proses, Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling efektif dan efisien untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan perencanaan produksi.
  3. Fungsi Persediaan, Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku, mutu, waktu, dan tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya serendah mungkin.
  4. Fungsi Pengawasan, Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai dengan rencana produksi. 
  5. Fungsi Pengawasan Mutu, Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga sesuai dengan keinginan pasar. 
  6. Fungsi Pengawasan biaya, Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara biaya yang dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan. 
  7. Fungsi Pengangkutan, Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan dengan biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat penting sehingga antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak berjalan sendiri- sendiri. Suatu manajemen diterapkan dalam perusahaan agar setiap input atau faktor produksi dikombinasikan dengan baik dan dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat lebih diperhatikan.

2. Manajeman produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk menambah atau menciptakan manfaat yang terdiri atas penambahan manfaat bentuk, manfaat waktu, dan manfaat tempat atau gabungan di antaranya. Oleh karena itu, manajemen produksi dapat diartikan sebagai proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi dalam sebuah perusahaan.
Manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk, pabrik, proses, program dan manusia.

lstilah-istilah yang biasa digunakan dalam manajemen produksi yaitu produksi, produk, produsen, produktivitas, proses produksi, sistem produksi, perencanaan produk, perencanaan produksi, dan luas perusahaan

Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor – faktor produksi yaitu :
  1. Material atau bahan
  2. Mesin atau peralatan
  3. Manusia atau karyawan
  4. Modal atau uang
  5. Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya.

Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat diukur dari :
  1. Ongkos Produksi, Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun). Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
  2. Kualitas Produk / Jasa, Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.
  3. Tingkat Pelayanan, Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain : Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa, Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun waktu pemrosesan (processing time).
3. Sistem produksi barang dan jasa
Sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan dengan satu sama lain, dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input dengan tujuan menghasilkan output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya perubahan input menjadi output melalui proses produksi

Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan keputusan strategis. Secara umum ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen produksi, yaitu keputusan yang berkaitan dengan :
  • Proses Produksi, Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi : Teknologi produksi, Type peralatan, Jenis proses dan aliran proses produksi, Tata letak fasilitas. Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic decision)
  • Kapasitas, Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas : (1) Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal; (2) Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb; (3) Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dlsb.
  • Persediaan (Inventory), Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan keputusan tentang policy persediaan.
  • Tenaga Kerja, Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan – keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya
  • Kualitas Produksi, Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam proses produksi barang dan jasa terdapat prosedur-prosedur yang harus kita ketahui dan harus kita pelajari istilah-istilah berikut ini: manajemen merupakan suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produksi merupakan kegiatan untuk menambah atau menciptakan manfaat yang terdiri atas penambahan manfaat bentuk, manfaat waktu, dan manfaat tempat atau gabungan di antaranya. Jadi manajeman produksi adalah faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang lebih berdayaguna melalui proses manajemen yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengendalian
Dan memiliki 7 buah fungsi yaitu: Fungsi Perencanaan Produk ,Fungsi Perencanaan Proses, Fungsi Persediaan, Fungsi Pengawasan, Fungsi Pengawasan Mutu, Fungsi Pengawasan biaya, Fungsi Pengangkutan .

B. Saran
Memproduksi barang dan jasa berawal dari kebutuhan masyarakat , jadi produksilah barang dan jasa sesuai dengan standar yang sudah di tentukan dan bagi pengguna suapaya barang dan jasa yang sudah di miliki jangan di salah gunakan

DAFTAR PUSTAKA
Bambang royani, “mengelola produksi barang dan jasa”04/2013. dalam “http://dewamakalah.blogspot.com/2013/04/mengelola-kegiatan-produksi-barang-dan.html”
Nadya nitasari , “manajeman produksi” 16/03/2012.dalam “https://nadyanitasari.wordpress.com/2012/03/16/manajemen-produksi/”
ericson damanik, “pengertian dan macam-macam pasar dalam produksi”12/2014.dalam “http://ariplie.blogspot.com/2014/12/prinsip-prinsip-dasar-pengembangan_40.html”
Setiadi Wira Buana, “proses produksi dan manageman produksi”13/01/2011.Dalam “https://blogwirabuana.wordpress.com/2011/01/13/proses-produksi-manajemen-produksi/”
your advertise here

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post